Laman

Minggu, 03 Maret 2013

Di manakah Kau Ada. Part 1 - Penantian.



“dimanakah kau ada
rinduku takkan pernah sirna
kekasih ingat aku disini

tertusuk oleh perih
menjadi tak pernah ku dapat
namun ku kan selalu merindu.”

*ratu – dimanakah kau ada*

sebuah penggalan lagu di radio sukses membuat Elise Pearce,seorang gadis cantik berumur 22 tahun, berwajah perancis-indonesia, dengan mata berwarna cokelat terang dan rambut panjang berwarna hitam legam, kulit putih bersih, yang sekarang kuliah semester 4 di Universitas Indonesia Jurusan Akutansi tertegun sambil menatap kosong kearah jendela. Lalu pikirannya berjalan ke masa lalu.

Flashback…
14 tahun yang lalu
“eris… kamu mau gak? Ini aku dibikinin mama lo.” Kata elise kecil menawarkan kue bolu kepada teman sebangkunya, cinta pertama dan cinta monyetnya, Eris
“kue? Boleh dong. Aku ambil ya.” kata Eris tersenyum manis lalu memakan kue itu.
“makasih ris.nanti aku bawa kue setiap hari aja supaya kita bisa makan bareng.” Kata elise kecil tersenyum manis sambil memakan kue itu.
“asal mama kamu sanggup bikinin aja. eh udah masuk tuh.” Kata eris sambil berlari masuk kelas meninggalkan elise yang berlari mengikutinya.

“eris.. kamu percaya gak aku punya teman, namanya kenanga. Dia hadir pada saat kita kesepian, dia datang bila kita memandang cahaya, akan muncul seperti kunang-kunang, tapi hanya kita yang bisa melihat itu. Orang lain gak bisa. .” Kata elise berbisik di saat guru menjelaskan pelajaran.
Eris yang sibuk mencatat, menoleh ke arah elise dan berkata “aku percaya kok. Kadang aku juga merasakan hal itu di saat aku kesepian.nanti kita ngobrol lagi, Mending kita catat aja yuk.” Ajak eris.
elise pun patuh dan sibuk mencatat.

“eris… kamu pulang sama siapa?.” Tanya elise pada saat pulang sekolah.
“aku pulang dengan sopirku. Hari ini kamu les disini kan?.” Tanya eris.
“iya eris. Dah keriting.” Ejek elise .
“bye mata kodok.” Kata eris sambil ngejek elise yang memang mempunyai mata besar seperti kodok.
mendengar itu, elise manyun.

les disekolah,,
“eris.. kamu jangan kerjain aku dong! Aku takut!.” Teriak elise saat eris mengerjainya dengan melempar sebuah tali kain berwarna putih menutupi wajahnya yang membuat gadis itu teriak ketakutan.
“habis kamu telat datang sih. Aku udah lama nunggu kamu tau.  Ayo!.” Kata eris sambil mengulurkan tangannya ke elise lalu menariknya menuju kelas.

Elise adalah teman sebangku Eris di SD kartika. Mereka akrab dan suka mengejek. Keriting adalah gelaran untuk Eris dari Elise, Mata kodok adalah gelaran Eris untuk Elise yang mempunyai mata besar.
Eris berumur 8 tahun, dengan kulit putih, bersorot mata teduh, bulu mata lentik, bibir kecil warna merah dan jahil!. *benci banget kalo udah ngadepin sifatnya yang satu ini!.”

“eris… kita teman selamanya kan?.” Kata elise sambil memandang eris yang asyik mencatat. Eris memang hobi mencatat pelajaran apapun. Bahkan catatannya lebih rapi daripada punya Elise.
eris yang sibuk memandang papan tulis, terdiam mendengar permintaan  Elise, kemudian berbalik dan berkata “ tentu saja. Bahkan bila salah satu dari kita akan terpisah, kita pasti akan bertemu lagi.” sambil tersenyum.
“janji?.” Kata elise sambil mengulurkan tangan kelingkingnya yang lentik.
“janji.” Kata eris sambil mengaitkan tangan kelilingkingnya di tangan Elise kemudian tersenyum manis.

beberapa bulan kemudian..
“eris kemana lis? Kok dia gak turun? Kamu kan akrab dengan dia.” kata dinna, si ketua kelas.
“enggak tau. Aku gak punya nomor telponnya.dia juga gak ngabarin aku.” Kata elise sambil menatap kursi eris yang disebelahnya dengan tatapan murung.
“eh bu guru datang tuh.” Kata dinna meninggalkan Elise.
elise yang melihat bu Fatimah, wali kelas sekaligus guru Bahasa Indonesia mereka memasuki kelas, langsung duduk di kursi Eris dan meletakkan tasnya di kursinya.
“selamat pagi bu.” Kata dinna membuka salam dan diiringi oleh murid yang lain sambil berdiri.
“selamat pagi anak-anak, silahkan duduk.” Kata bu Fatimah kemudian duduk di kursinya.

“anak-anak, ibu punya kabar tidak enak dari salah satu teman kalian, eris. Ayah dia meninggal 2hari yang lalu karna serangan jantung dan dia kemarin ke sekolah untuk mengurus kepindahannya ke Bandung bersama mamanya.” Kata ibu Fatimah.
Elise yang mendengar kabar itu, shock, kaget, tak percaya dan sejuta perasaan yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata. Dengan mata berkaca-kaca, dia berusaha menahan tangis sampai bel pulang sekolah berbunyi.

sesampai dirumah, dia langsung melempar tasnya di lantai dan menangis di kamar sambil berkata “kita teman kan ris? Kalau kita teman, kenapa kamu gak cerita sama aku? Aku teman kamu eris, aku gak mau duduk sebangku dengan yang lain, aku Cuma mau duduk sama kamu eris.” Sambil terisak dan akhirnya tertidur.

flashback off.

tanpa sadar, matanya yang coklat besar terlihat berkaca-kaca dan akhirnya keluarlah sekerlingan permata turun dari matanya yang entah sudah berapa kali dia keluarkan setiap mengenang nama cowok itu.
kemudian dia menghapus air matanya yang turun di pipi, lalu mengambil secarik kertas dan menulis namanya dengan nama cowok itu. Dengan tatapan kosong dia berkata “lo dimana Eris? Gue kangen sama elo. Sampai kapan gue harus nunggu lo? 14 tahun lo pergi ninggalin gue tanpa penjelasan, ninggalin pertemanan kita, dan selama itu juga gue harus ikhlas ngebiarkan tempat duduk lo ditempatin sama yang lain. Setiap gue reunian sama alumni SD, gue selalu tanya sama mereka tentang elo, tapi apa jawaban mereka? “eris, siapa tuh? Gue lupa. Lo punya fotonya gak?.” “eris, gue gak kenal tuh, emang kita pernah satu sekolah sama dia?.” gue bingung ris, lo itu nyata gak sebenernya buat gue?  kalo lo nyata, kenapa gue selalu ingat sama elo? Sedangkan mereka gak ingat sama elo. setiap gue ulang tahun, hanya ada satu pinta gue buat Tuhan, yaitu gue pengen ketemu sama lo. gue pengen lihat bagaimana elo sekarang, apakah rambut lo masih keriting atau enggak. Sifat lo masih jahil atau enggak. Selama 14 tahun, yang gue tau soal elo adalah, lo anak kepala polisi, dan nama elo eris. Itu aja. *kasian bener lo lis* ”

setelah mengeluarkan uneg-uneg hatinya, dia menyalakan radio dan terdengarlah lagu yang sukses membuat dia meneteskan airmatanya lagi.

saat aku tertawa di atas semua
saat aku menangisi kesedihanku
aku ingin engkau selalu ada
aku ingin engkau aku kenang

reff:
selama aku masih bernafas
masih sanggup berjalan
ku kan slalu memujamu

meski ku tak tahu lagi
engkau ada di mana
dengarkan aku ku merindukanmu
saat aku mencoba merubah segalanya
saat aku meratapi kekalahanku
aku ingin engkau selalu ada
aku ingin engkau aku kenang


*d’massiv : ku merindukanmu.*

bait demi bait dia hayati sambil meneteskan air mata. Langit pun berduka cita sehingga turunlah hujan deras yang semakin melengkapi kesedihan elise.  Elise tertegun melihat hujan, mau tak mau, dia teringat masa lalunya yang semakin membuatnya jatuh ke dalam jurang penantian.

“eris! Hujan! Kita mandi hujan yuk!.” Kata elise riang ketika pulang sekolah.
“jangan nanti kamu sakit. Terus gak masuk sekolah deh.” Kata Eris menolak permintaan elise mentah-mentah.
“kamu gak asyik!.” Rajuk elise dan dia meletakkan tasnya di lantai kemudian lari ke halaman sekolah sambil berhujan ria dengan anak-anak lain.
eris yang melihat keasyikan teman-temannya bermain hujan, dia mengambil payung dan berhujan ria.

ketika hujan berhenti, mereka saling berpandangan dan tertawa melihat pakaian mereka sama-sama kotor dan pikiran mereka melayang kepada ibu mereka masing-masing akan memarahi kenakalan mereka. Tersenyum simpul. Eris berkata “lis, coba kamu liat awan deh. Tuhan sedang melukis sesuatu yang indah ntuk kita yang suka hujan.” Sambil menunjuk langit.
“wah….. pelangi yang indah.” Kata elise terpesona sambil menatap langit.
“aku bisa kok gambarin pelangi untukmu. Kamu mau?.” Tanya eris yang memang jago menggambar.
“boleh, besok bawain ya? eh udah dulu ris. Aku udah dijemput mamaku tuh. Bye.” Kata elise setengah berlari menuju mamanya yang berkerut kening melihat baju anaknya seperti kecebur di got.

“oh eris… apapun yang gue lakuin, apapun yang gue liat, selalu teringat sama elo. Elo pernah gak inget gue?.” kata elise putus asa.


So, I lay my head back down.
And I lift my hands and pray
To be only yours, I pray, to be only yours
I know now you're my only hope.


suara handphonenya berdering, sukses menyadarkan  elise dari galaunya. Kemudian dia melihat layar handphone dan tersenyum “hai sayang.. ada apa?.” Kata elise lewat telpon.
“hai juga sayang. kamu gak kuliah hari ini?.” Kata arie, cowok yang menjadi tunangannya setahun yang lalu dan satu kuliah dengannya.
“aku mau kuliah, tapi harinya hujan. Kamu jemput aku mau gak?.” Kata elise dengan suara manja
“apa sih yang enggak buat kamu? Aku jemput ya.” kata arie yang sukses membuat elise tersipu malu.
“oke deh sayang. bye.” Kata elise
“bye juga.” Kata arie memutuskan telponnya.

Setelah menutup telpon, elise termenung menatap hujan seperti mencari serpihan masa lalu yang hilang. Merasa lelah mengingat, dia mencuci muka dan bergegas berganti pakaian sebelum diomelin tunangannya.

Tiit…Tit.. suara klakson mobil BMW arie di halaman sukses membuat elise buru-buru mengambil tas dan hampir menabrak Elisa, saudara kembarnya yang keluar lebih dulu dari dia 5 menit.
“mata lo kenapa sembab ngok? Kangen dia lagi?.” Kata elisa ketika melihat saudara kembarnya yang matanya sembab.
“enggak kok ngek. Gue gak apa-apa.” Kata elise mencoba tersenyum.
“gue saudara kembar elo. Dan gue tau elo mulai dari orok. Elo nangis kan? Sampai kapan lo berhenti ingat dia? cowok masa lalu elo? Elo punya kehidupan elise, elo punya arie. Cowok yang setia sama cewek teledor macam elo. Yang mengikat lo dalam hubungan pertunangan dengan cewek sableng macam elo.” Kata elisa panjang lebar.
“gue tau lisa, Cuma gue gak bisa lupain dia. gue merasa, apa yang gue liat, apa yang gue rasain, selalu berhubungan dengan dia. dia berarti buat gue lis. Walau gue bentar aja kenal sama dia. lo ngibur atau ngejek gue ngek?  udah gue buru-buru. Entar gue curhat sama elo.  Bye.” Kata elise mencium pipi kiri elisa dan lari menuruni tangga.
melihat adeknya buru-buru, elisa Cuma menggelengkan kepalanya sambil memandang hujan, hal yang dulu disenangi elise.
“sampai kapan lo menanti sesuatu yang elo gak tau kapan kembali lise?.” Katanya sambil masuk dalam kamar.


elise melihat hujan turun semakin deras, lalu dia berlari menuju mobil arie dan mengetuk kaca mobil.

“dingin sayang.” kata elise menggigil ketika masuk dalam mobil arie.
“ini. Pake jaketku sayang. entar kamu sakit lagi.” kata arie sambil melepas jaketnya dan menyampirkannya di pundak cewek yang dia sayangi.
“makasih arie.” Kata elise tersenyum menatap arie.
arie membalasnya dengan tersenyum manis sambil berkosentrasi menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Setelah sampai di kampus UI, hujan telah berhenti dan elise menengadahkan kepalanya untuk melihat pelangi. Tersenyum pedih, dia melihat Rani, sahabatnya dari Kalimantan, sama seperti dirinya melambaikan tangan seperti anak hilang.
“arie. Aku ke tempat rani dulu ya. entar kita ketemu lagi di kantin. Makasih atas jaketnya.” Kata elise sambil melepas jaket arie dan memberikan padanya.
“Sama-sama sayang. hati hati ya.” kata arie sambil mengecup kening gadis itu di hadapan orang banyak diikuti tatapan patah hati oleh para cewek yang dari dulu memuja arie karna dia berkulit sawo matang, berwajah tampan, berotak encer dan mempunyai isi dompet yang tebal.

elise hanya bisa tersenyum, dan tersenyum. Untuk menutupi luka hatinya, menutupi masa lalunya. Dan penantian tak berujung.

Elise berlari menghampiri Rani dan tak melihat dari arah lain ada seorang cowok juga ikut berlari hingga akhirnya mereka tabrakan dan buku saling berjatuhan.
“sorry..sorry gue gak sengaja. Sakit gak?.” Kata cowok itu berdiri lebih dulu sambil membereskan buku elise dan memberikannya kepada cewek itu.
“enggak apa-apa kok.” Kata elise dan terpana dengan apa yang dilihatnya.
Seorang cowok berkulit putih bersih, hidung mancung, berbibir kecil berwarna kemerahan, berbulu mata lentik dan berambut keriting, berahang tegas dan berwajah tampan.
“ini buku elo. Maaf ya gue nabrak lo duluan.” Kata cowok itu kemudian pergi meninggalkan elise dalam keterpanaannya.

rani yang melihat insiden itu, langsung menepuk pundak elise yang sukses membuat gadis itu kaget. “kenapa lo? terpesona?.” Kata rani ceplas-ceplos.
“enggak. gue kok baru liat dia ya? wajah dia mirip sama teman gue waktu sd.” Kata elise sambil memeriksa bukunya.

ketika elise memeriksa bukunya, sadarlah bahwa bukunya tertukar dengan cowok tadi. dan sampul bukunya bergambar kupu-kupu bersayap pelangi sedang mengisap sebuah taman yang disertai dengan sungai yang mengalir jernih, membuat gadis itu teringat masa lalunya..

“anak-anak, mulai hari ini kita mempunyai teman baru, namanya eris. Nah eris. Silahkan perkenalkan dirimu.” Kata bu Fatimah menyuruh eris memperkenalkan diri.
elise melihat itu, langsung tersenyum ke arah cowok itu yang balas memandangnya dengan tatapan lembut. “perkenalkan, saya eris. Asli dari bandung. Senang berkenalan dengan kalian.” Kata eris kemudian melirik elise lagi.
“nah eris. Silahkan kamu duduk dengan elise di depan ya.” perintah ibu Fatimah.
“makasih bu.” Kata eris patuh dan duduk di samping elise.

“hai.. aku elise.” Kata elise sambil mengulurkan tangannya.
“aku eris. Salam kenal.” Kata eris membalas uluran tangan elise.

ketika pelajaran dimulai, eris mengeluarkan buku tulis yang bersampul kupu-kupu bersayap pelangi sedang menghisap bunga di taman dengan sungai mengalir jernih. Elise terpesona dengan sampul itu. Eris yang mengetahui itu, langsung mengeluarkan sampul dari tasnya “ini, buat kamu.” Kata eris sambil mengulurkan sampul di hadapan elise.
elise yang tersipu malu karna ketahuan melirik sampul teman sebangkunya, “beneran?.” Kata elise ragu-ragu.
“beneran kok. Aku masih punya banyak.” Kata eris sambil tersenyum.
“makasih.” kata elise kemudian mengganti sampul bukunya dengan sampul dikasih eris.”

“sampul ini. Kenapa mirip dengan punya eris? Apa jangan-jangan…” kata elise penasaran kemudian dia membuka buku itu dan terkejut melihat nama yang tertulis di buku itu.


Eris.

“Eris? Apakah jangan-jangan dia..” kata elise berlari mencari pemilik buku itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar