Laman

Sabtu, 02 Maret 2013

Jatuh Cinta sama lo?! NO WAY! PART 10

"Kata orang cinta akan datang dengan caranya sendiri. tapi... apakah cinta akan datang padaku juga lewat membencinya setengah mati?"



“sorry put, gue kasar sama elo, seharusnya gue… hiks..” kata erza dengan bahu terguncang pada saat perjalanan pulang.
melihat erza terguncang, dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan memeluk gadis itu. Membiarkan gadis itu menghilangkan sedikit sakit di hatinya Sampai dia tenang. lalu dia mengangkat wajah erza dengan tangannya dan melihat dengan jelas, tanpa sentar, bagaimana seorang Ferdinand, saingannya, menyakiti gadis yang dia sayangi. “za… gue udah maafin elo kok. Lo gak salah. Lo Cuma terlalu polos, anggap dia baik. Entar wajah lo gue obatin ya.” kata putra mengelus pipi erza yang kebiruan dan membuat gadis itu mengernyit kesakitan.
“Sakit put.” Kata erza sambil mengelus pipinya dan membuat air matanya menetes lagi.
“bentar lagi kita sampai. Sabar ya.” kata putra menjalankan mobilnya menuju rumah.

Sesampai dirumah,,,,,
erza membuka pintu rumahnya dan langsung masuk dalam kamar. Sedangkan putra, pergi ke dapur sambil membawa baki berisi air panas dan sebuah saputangan. Lalu dia naik ke atas dan mengetuk pintu kamar erza.
“za… buka pintunya.” Kata putra
kemudian, pintu dibuka oleh erza dengan tampang sembab yang membuat pipinya semakin bengkak. “ada apa?.” Kata erza
“gue mau obatin bengkak lo.” kata putra sambil menarik erza duduk di ranjang.

kemudian, dia menaruh tangan erza di tangan kirinya dan tangan kanannya memegang saputangan yang sudah basah oleh air panas. “kalo elo merasa kesakitan, lo genggam aja tangan gue.” dan mulai menyentuh pipi erza dengan saputangan yang basah.
erza yang kaget, langsung menggenggam tangan kiri putra dengan erat sambil menggigit bibirnya. “Sakit kak. Pelan-pelan aja.” kata erza menunduk.
“maaf, wajah lo jangan nunduk.” Kata putra sambil mengangkat dagu erza dan mulai mengompres pipinya yang bengkak dengan air panas.
sesekali, erza menggenggam tangan putra tanda dia kesakitan, dan putra dengan sabar mengobati pipi erza sampai agak hilang lebamnya dan bengkak. Setelah itu, dia menatap erza dan menghapus air mata yang selalu turun di mata erza. “please, jangan nangis. Lo kuat sayang.” kata putra sambil mendekap erza dipelukannya.
“gue gak tau apa yang terjadi kalo elo gak selamatin gue put. Mungkin gue akan kehilangan semuanya.” Kata erza terisak di pelukan putra.
“gue juga gak akan biarin siapapun nyentuh lo za, lo hanya milik gue. dan selamanya akan selalu menjadi milik gue.” Kata putra dalam hati.
“lo tidur aja sekarang ya. besok hari apa?.” Kata putra.
“besok kan hari minggu. Gue tidur dulu ya. makasih udah ngobatin gue.” kata erza dan  mengecup pipi putra kemudian merebahkan diri dan tidur.
putra kaget dengan reaksi erza, mencium kening gadis itu ketika dia sudah tidur dan mengelus rambutnya yang panjang. “za… sampai kapan lo sakit kayak gini? Andai gue boleh nawar, gue ingin semua sakit yang elo rasa, biar gue aja yang nanggung. Gue gak sanggup liat lo menderita kayak gini za.” Kata putra dalam hati.
kemudian putra bangkit dari samping erza dan menutup pintu.

                                   
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

dalam mimpinya, ferdi mengurungnya dalam sebuah gudang pengap tanpa cahaya. Erza berontak dengan menggedor-gedor pintu gudang sambil menangis.
“woy! kak! buka pintunya! Gue takut! Please.. kak!.” Kata erza berteriak.
lalu erza melihat pintu terbuka dan masuklah ferdi lalu menutup pintu dan berjalan mendekati erza yang panic.
“lo itu cewek yang paling cantik yang pernah gue lihat za. Entah kenapa, gue selalu pengen dan pengen menyentuh elo. Gue kayak gini semenjak gue ketemu sama elo. Elo buat gue mabuk kepayang za.” Kata ferdi sambil berjalan pelan.
erza yang panic, tak bisa lari kemana-mana lagi karna dia merasa kedua tangannya dipegang beberapa orang. Kemudian dia merasakan sebuah benda dingin dan tajam menempel di lehernya.
“kalian siapa? Lo mau apain gue kak?!.” Kata erza berteriak.
“gue cuma mau mainin elo aja. mumpung gak ada pangeran elo.  iya kan guys?.” Kata ferdi sambil menjetikkan jarinya.
lalu lampu di gudang menyala dan kagetlah erza karna ada sekitar 10 orang cowok di tambah dengan ferdi sedang mengelilinginya dengan penuh napsu dan di lehernya ada sebuah pisau tajam yang ditempelkan oleh seorang cowok di belakangnya serta kedua tangannya diikat di belakang tiang oleh orang itu dan dia dikelilingi oleh para cowok yang mulai mencolek-colek tubuhnya.
“gue, first, kalian, sisanya.” Kata ferdi tersenyum licik sambil menatap 10 orang cowok yang siap menerkam erza kemudian dia mendekati erza dan menarik rambut gadis itu ke bawah yang membuat erza menangis kesakitan dan tangan satunya mengelus bibirnya hingga akhirnya ….

”ENGGAK! LEPASIN TANGAN KOTOR LO DARI TUBUH GUE! GUE GAK SUDI! LEPAS!.” Kata erza berteriak yang sukses membuat putra terbangun dan langsung lari ke kamar erza.
“Za.. lo kenapa za?! Bangun sayang..bangun!.” kata putra panic.
“PLEASE KAK! LEPASIN GUE! ARGGHHH… SAKIT KAK! Hiks….” Kata erza menangis sambil mengerak-gerakkan badannya gelisah dan memegang rambutnya.
“Erza.. gak ada yang nyakitin elo za. Gak ada. lo Cuma mimpi.” Kata putra sambil menggerak-gerakkan tubuh erza yang matanya masih menutup rapat.
“ARGHH!!! SAKIT KAK! Jangan kak.. erza mohon!.” Kata erza semakin berteriak dan menangis kesakitan.
putra bingung bagaimana caranya supaya erza sadar. Berusaha membangunkan dengan mengguncang tubuh erza sambil mengelus tangan gadis itu yang gemetar dan dingin saking takutnya.
tiba-tiba erza langsung membuka matanya dan memeluk putra yang duduk disampingnya sambil menangis.
“gue gak berani tidur. Gue takut.” Kata erza bersembunyi dalam pelukan putra.
“elo mau gue temanin tidur?.” Tanya putra sambil menatap gadis itu dengan wajah sedih.
erza hanya menganggukkan wajahnya dan akhirnya, tertidur di pelukan putra sesekali meneteskan airmatanya.
melihat itu, putra langsung menidurkan erza kembali dan menghapus air mata erza lalu tidur dengan berbatasan guling yang sudah dia taruh di tengah mereka.

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

dipagi yang cerah, terjadi keributan di kamar erza…
“astaga! Gue kenapa?! Kenapa?!.” Teriak erza sambil menutup mulutnya dan menjauh karna dia tidur dalam posisi memeluk putra dan wajahnya mendekat ke pipi putra.
“gak usah sok histeris deh, elo itu semalaman meluk gue, liat aja tuh guling ampe kelempar ke bawah gara-gara lo. itu kan batas gue ama elo. Lo napsu kan ama gue?.” kata putra mengacak rambutnya dan duduk di samping erza sambil kedipkan matanya nakal.
“gue meluk lo? kalo bohong jangan kira-kira dong!.” Elak erza dengan wajah memerah.
‘wajah lo merah tuh. Beneran! Gue ampe gak bisa tidur gara-gara hembusan napas lo di telinga gue! bikin geli dan napsu.” Kata putra dengan mimic mesum
“lo itu ya! ughh! Keluar! Gue mau beresin tempat tidur!.” Kata erza sambil mendorong putra ke pinggir ranjang.
putra yang hampir jatuh karna dorongan erza, refleks memegang tangan erza yang sedang melipat selimut. dan akhirnya mereka jatuh terguling di karpet dengan berbungkus selimut tebal sehingga mereka kesusahan melepaskan diri.
“wah…posisi enak nih. udah deh kita kayak gini aja seharian. Gue pewe nih.” kata putra yang berada di atas tubuh erza.
“enak di elo sakit di gue! lepasin! Gue gak bisa napas!.” Kata erza sambil memukul dada putra yang bidang.
“yah….. jangan dong. Gue kan suka posisi kayak gini sayang.” Kata putra sambil menggerakkan tangannya dan mengelus rambut erza lalu mencium tengkuknya yang membuat gadis itu menggigit bibirnya.
“gue gak suka! lo kira tubuh lo gak berat apa? Gue bakal remuk!.” Kata erza sambil menepis tangan putra yang nangkring di atas kepalanya.
“lo kira tubuh lo gak berat apa za?! Lebih berat daripada badan gue!.” gerutu putra.
“apa kata lo deh. Ayolah put, lo jangan bikin gue emosi dong!.” Kata erza sambil berusaha melepaskan diri dari tubuh putra.
“iya…iya…” kata putra sambil memeluk tubuh erza dan berguling sekali lagi hingga akhirnya…
“nah.. begini kan enak. Lo gak akan ngeluh lagi karna badan lo remuk. Gue bisa mandang wajah cantik lo dari dekat serta hembusan napas lo.” kata putra yang sekarang posisinya di bawah erza.
Erza yang posisinya berada di dada putra, kaget dan berkata “lo jangan bikin gue mikir yang enggak-enggak deh!.” Lalu berusaha mengeluarkan dirinya dari selimut sialan itu.
ketika sukses keluar, erza langsung menarik selimut yang menutupi tubuh putra dan melipatnya dengan mencibir.
“bangun lo! gue mau mandi!.” Kata erza sambil menarik putra
“kita mandi bareng yuk.” Ajak putra dengan kedipkan matanya.
“mending gue ama kucing daripada sama elo!.” Kata erza ketus.
“anggap aja gue kucing kalo gitu. kan elo bilang, tingkah gue bikin elo mikir yang gimana gitu.” kata putra jahil
“iya! Bikin gue mikir posisi mana yang bagus buat  nonjok elo!.” Kata erza ketus sambil mengambil handuknya dan masuk dalam kamar mandi.

tiba-tiba…
putra masuk dalam kamar mandi erza dan menarik gadis itu ke dalam lalu menutup pintunya. Erza yang kaget dengan tingkah putra “elo ngapain disini?! Keluar!.” Teriak erza
“kan gue pengen mandi bareng sama elo. Bentar lagi gue bakal jadi suami elo.” Kata putra tersenyum mesum.
“gue yang gak pengen! Entar tubuh gue kudisan semua! Coba deh lo nanya ama gue,  Emang gue mau nikah sama elo?.” Kata erza sinis sambil membuka pintu kamar mandi dan mendorong putra keluar.
“tanpa gue tanya ama elo, pasti mau dong. Siapa sih yang gak terpesona sama ketampanan seorang gue?.” kata putra narsis dimuka pintu.
“gue gak terpesona!.” Dan BRUK! Pintu kamar mandi dibanting erza keras.
putra tertawa melihat tingkah erza yang mulai “normal”, tersenyum dan entah kenapa dia merasa malas mandi, akhirnya dia keluar dari kamar erza menuju kolam renang.

selesai mandi, erza keluar dengan perasaan segar dan berkaca di cermin. Lalu dia melihat memar bekas penganiyaan ferdi yang sudah diobati putra dan entah kenapa, dia teringat dengan perlakuan ferdi yang selalu memberinya bunga yang berujung petaka dan mimpi buruknya. Dan  dia teringat dengan putra, cowok yang selalu ada di sampingnya meski dia benci setengah mati, yang sudah hampir 4 bulan tidur serumah dengannya. “kadang gue mikir, ortu dia gak nyariin apa dia gimana tidur gimana bareng gue, bagaimana kabar dia dan sebagainya? Gue gak tau entah apa namanya, tapi gue gak bisa seperti dulu lagi, gue mati kutu berantem ma dia. biasanya mah gak ada kata ngalah sama dia dalam kamus hidup gue. dan entah kenapa, akhir-akhir ini, gue tenang di dekat dia.” kata erza dalam hati.
“mana putra ya? kok gak kedengaran? Bikin ulah apa lagi tuh anak?.” Kata erza sambil menyisir rambutnya perlahan.
lalu dia membuka pintu balkon untuk melihat pemandangan di bawah dan kaget dengan apa yang dilihatnya..

putra mengapung di kolam renang dengan mata terpejam.

melihat itu, erza langsung menjerit histeris sambil turun ke lantai dasar.
putra yang mendengar jeritan erza, membuka matanya dan tak melihat gadis itu, dia menutup matanya lagi untuk menikmati sinar matahari.

“putra! Astaga! Dia kenapa?!.” Teriak erza di pinggir kolam sambil menangis dan terduduk sambil menutup wajahnya.
putra yang mendengar jeritan erza, langsung membuka matanya dan kaget melihat gadis itu menangis di pinggir kolam sambil menutup wajahnya. Lalu dia berenang ke tepi dan duduk di sambil berkerut kening “lo kenapa za?.” Kata putra.
“jangan berenang seperti itu, gue takut lihatnya!.” Kata erza histeris dan sekilas, dia teringat apa yang dilakukan selvi padanya.
“gaya gue biasa aja za. Lo kenapa sih? ini hobi lo za. Lo rela trauma buat lo kayak gini? Buat lo ngelupain asyiknya berenang?.” Tanya putra sambil mengelus rambut erza.
“bagi lo biasa, tapi enggak bagi gue! lo gak tau rasanya gimana hampir dibunuh di tempat yang lo suka! lo akan selalu terbayang tentang itu put! Itu gue gak sanggup! Gue gak berhenti berenang put, hanya saja…” kata erza menggantung.
“hanya apa?.” Kata putra
“hanya saja, bukan saatnya gue berenang sekarang, entar saja. Kalo gue udah kuat. Udah bisa melupakan semuanya,. Elo akan liat itu.” Kata erza pergi meninggalkan putra.
“erza yang gue kenal dan gue suka adalah erza yang tegar, erza yang gak pernah kenal dengan kata trauma. Dan erza yang tangguh. Bukan kayak gini, elo pasrah ma keadaan za! Pasrah dengan waktu!.” Kata putra yang sukses membuat erza terdiam.
“berarti gue bukan erza yang elo suka kalo gitu.” kata erza menatap putra dalam dan masuk dalam ruangan.

putra terdiam menatap erza yang pergi meninggalkannya, lalu dia menggosok rambutnya yang basah dengan handuk “ gue gak bisa terima alasan elo za!.” Kata putra sambil berjalan menuju kamarnya.

Sesampai di kamarnya….
putra  yang selesai mandi, mendengar hpnya berbunyi dia melihat siapa yang nelpon, dan tersenyum “
hallo mama, was ist das?.” (halo mama, ada apa?) Kata putra tersenyum.
“hallo liebe. (halo sayang) kamu lagi ngapain?.” Kata mamanya putra di telpon.
gerade schwimmen.(baru saja selesai berenang) Mama nelpon pake kode singapura ya?.” tebak putra.
“hahahahah..kamu tau aja sayang. iya.. mama lagi di tempat tante meizsa. Oh iya.. erza bagaimana sayang? baik-baik saja kan?.” Tanya mama putra.
“baik kok ma. Mama mau ngobrol dengan dia?.” tanya putra.
“Enggak usah. Mama sore pulang kok kamu balik kerumah ya? gak lama kok. Cuma seminggu.” Kata mama putra.
“beneran mama bakal pulang?! Ada acara apa ma? Ok deh.” Kata putra senang.
“ada yang mau mama omongin soal hubungan kamu sama erza. Eh udah dulu sayang. sampai ketemu minggu depan. Bye.” Kata mama putra memutuskan telpon tanpa menjawab pertanyaan putra.

“semoga bukan hal yang buruk nyokap datang kesini.” Doa putra sambil merebahkan tubuhnya dan tertidur.

erza yang teringat ada pr fisika dan kimia setumpuk, menghela napas berat dan mulai mengerjakannya di ruang tamu.
“busyet dah ini pr atau alat penyiksaan terselubung?! Gue bego bener kalo masalah kayak gini!.” Gerutu erza sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“gue nanya sama siapa yah? Gue telpon arny deh. Dia kan jago soal kayak ginian.” Kata erza sambil mengambil ponselnya dan memencet nomornya
“hai arny, elo lagi dimana?.” Kata erza saat telponnya tersambung.
arny yang sedang di taman dengan rico, menatap rico “gue lagi sama kak rico sebenernya. Ada apa za?.” Kata arny malu-malu.
“hahahahahhahahahaa… akhirnya! Teman gue pedekate juga! Gue pengen belajar sama elo, tapi lo lagi sibuk. Yaudah deh.” Kata erza
“Enggak kok.. gue mau kok belajar sama elo. Bentar yah.” Kata arny
“enggak usah ny, gue gak enak.” Kata erza tak enak hati.
“beneran deh. Gue bakal kerumah elo. Bye.” Kata arny memutuskan telponnya.
“Dari siapa ny?.” Kata rico
“dari erza kak, dia pengen ajarin pr fisika. Hehehe gak papa kan kak kita kerumah erza?.” Kata arny memelas.
rico tak tega melihat wajah arny, menghela napas tak rela “pr fisika? Putra kan jago kalo masalah itung-menghitung gitu. yaudah deh. Gue juga mau ketemu putra.” Kata rico sambil menggandeng tangan arny menuju mobilnya.
“huah! Gagal lagi! gue kan pengen nembak arny! Bener-bener deh!.” Gerutu rico dalam hati.

sesudah menelpon arny, erza terdiam di balkon sambil menatap kolam renang yang seakan-akan memanggilnya untuk terjun ke bawah.
“gue gak yakin gue bisa lakuin apa yang gue lakuin dulu.  Tapi Gue akan coba put.” Kata erza

lamunan erza terputus ketika mendengar bunyi klakson mobil di halamannya, mendengar itu dia segera turun dan membuka pintu.

“haii arny… hai kak rico.. maaf yah ganggu acara kalian.” Kata erza cengengesan.
arny bingung melihat wajah erza yang memar. “Astaga erza! Wajah lo kenapa? Lo dianiaya siapa?.” Teriak arny kaget sambil memegang pipi erza dan membuat dia meringis.
“Sakit ny, jangan disentuh. Enggak apa-apa kok.” Kata erza tersenyum
“erza, gue temen elo. Lo cerita dong sama gue. atau lo gak mau cerita karna ada kak rico? Gue bisa ngusir dia kok kalo lo mau.” Kata arny tanpa mempedulikan wajah rico merengut.
erza yang melihat reaksi rico, tersenyum “enggak kok. Eum…. Gue bingung gimana ceritanya. Ceritanya kayak gini….” Kata erza sambil bercerita dan membuat mereka kaget, apalagi arny.
“What?! Kak ferdi ngelakuin kayak gitu ke elo?! Sumpah gak nyangka gue! terus kak putra nyelamatin elo dan nendang pintu?! Huaaa… keren!!! Gue pengen!.” Kata arny histeris.
“gila lo! yuk kita belajar. Eh kak rico, putra ada kok di kamar. Masuk aja.” kata erza sambil melirik rico.
“yaudah gue masuk ya. selamat belajar cewek-cewek cantik.” Kata rico dan masuk kamar putra.

arny yang tak tau apa-apa, bingung mendengar perkataan erza “kak putra, di kamar? Maksudnya?.” Tanya arny
“astaga! Gue lupa kalo mereka gak tau gue serumah dengan putra!.” Kata erza histeris dalam hati.
“eum… jadi begini ny, sorry deh, gue gak maksud nyembunyiin atau apa, tapi gue gimana ya..” kata erza sambil garuk-garuk kepala
“ngomong yang jelas dong mbak, gue kan penasaran.” Kata arny.
“gue dijodohin sama putra, terus putra disuruh tinggal oleh ortunya untuk menjaga gue disini.” Kata erza
“Astaga! Gue gak nyangka! Elo serumah dengan putra za? Enak bener! Gue pengen deh serumah, serumah dengan kak rico. Hahahaha.” Kata arny ngakak
“hush! Kita kerjain pr aja deh.” Kata erza sambil mengambil buku prnya dan belajar dengan arny.

Setelah semua pr selesai di kerjakan, mereka terkapar di ruang tamu. “gila nih pr nyiksa ny! Sumpah otak gue bakal meledak kayaknya!.” Kata erza rebahan sambil memijit kepalanya.
“gue juga! gila tuh ibu lutfi! Ngasih pr gak nanggung-nanggung!.” Kata arny.

“Wahh ric.. ada dua cewek terkapar tuh.” Kata putra turun dari tangga bareng rico.
“iya tuh. Mereka ngerjain pr ampe teler segitunya.” Kata rico geleng-geleng.

putra langsung mendekati erza dan arny yang sedang terkapar di lantai dan mengambil buku tugas mereka, lalu sambil mengerutkan keningnya “caranya salah binti ngawur nih. ini punya siapa sih? Oh punya lo za.. pantes salah semua.” Kata putra santai yang sukses membuat erza ngamuk.
“Salah semua maksud lo?! ngomong kira-kira dong! Gue pusing ngerjain nih soal!.” Kata erza ketus dan langsung melotot.
“memang salah kok. Tuh guru waktu ngetes lo lagi ngapain jadi lo bisa masuk ipa? Hancur begini masuk ipa. Malu gue punya calon bini ancur nilai fisika Ckckckc.” Kata putra sambil pura-pura menutup mukanya dengan buku erza.
“gue nyontek waktu test jurusan! Puas?! Udah kalo lo mau perbaikin, perbaikin aja sono. Gue tau lo kan jago fisika.  Ogah bener gue jadi calon bini lo!” Kata erza pergi ke dapur sambil mencibir.

kemudian, erza datang dengan membawa makanan ringan dan minuman. Lalu dia meletakkannya di meja. “nih makan dan minumnya. Gue letakin disini ya.” kata erza sambil melirik putra yang sedang memakai kacamatanya untuk memperbaiki jawaban fisika erza yang hancur total.
“putra cakep banget kalo pake kacamata! Kayak gimana gitu. keren di mata gue dan buat gue  jadi.. lo? lo? kok gue jadi muji dia sih?.” Kata erza dalam hati.
“makasih za. Lo tau aja temen lo kehausan.” Kata arny berdiri di samping rico.
“gue kesana dulu ya.” kata erza sambil mengambil minumannya dan menuju kolam renang.

ketika dia asyik berjalan di pinggir kolam, tiba-tiba dia terpeleset oleh genangan air yang basah dan akhirnya...
BYUR! Erza jatuh ke kolam dengan gelas terjatuh di pinggir kolam.
mendengar ada yang jatuh, arny langsung menoleh dan berteriak histeris ketika mengetahui siapa yang jatuh kemudian meloncat dari kolam tanpa menyadari bahwa dia sebenarnya parno air dan tak bisa berenang.
Erza yang trauma dengan kejadian di kolam renang, membuat dia teringat apa yang dilakukan selvi dan akhirnya lemas dalam kolam renang.
rico yang melihat arny nyemplung bebas, kaget karna dia tau gadis itu tidak bisa berenang, “astaga! Putra! Erza kecebur! Arny juga, sok nyemplung, berenang gak bisa!.” Kata rico yang langsung menjatuhkan dirinya ke kolam renang untuk menyelamatkan arny yang ikut-ikutan lemas. *makanya arny, lo kira itu kolam renang setinggi mata kaki apa jadi main nyemplung aja?.* *author jealous*
putra mendengar itu, langsung melempar kacamatanya ke sofa dan mencemplungkan diri ke kolam renang untuk menyelamatkan erza.

putra langsung memegang pinggang erza lalu membawanya ke tepi dan menidurkannya di lantai sambil menekan pelan perut gadis itu supaya air yang masuk, jadi keluar. Begitu pula yang dilakukan rico terhadap arny. Ketika kedua gadis itu terbatuk, mereka berdua menghela napas lega.
“astaga arny! Lo kenapa jadi main cebur aja ke kolam renang? Lo kan gak bisa berenang?! Gue panic tau!.” kata rico sambil memeluk arny erat.
“maaf kak, arny panic waktu melihat erza jatuh dan gak timbul, spontan langsung masuk kolam renang dan lupa kalo arny gak bisa berenang.” Kata arny kaget dengan respon rico.

erza yang baru sadar, melirik putra “sorry. Udah bikin lo panic.” kata erza pelan.
“enggak apa-apa kok. Itung-itung buat sport jantung.” Kata putra tersenyum.

“Ar…” kata rico melepas pelukannya dan menatap arny.
“iya kak? Ada apa?.” Kata arny membalas tatapan rico.
“gue harus ngomong! Gak boleh ada kata entar! Ini waktu yang tepat ric.” Kata rico dalam hati.
“Eum…. Ny, lo mau gak jadi cewek pertama yang gue pacarin dan menjadi yang kedua di hati gue setelah nyokap gue? gue sayang sama lo ny.” Kata rico sambil menatap arny penuh harap

erza dan putra saling berpandangan melihat “pernyataan” rico pada arny. Dan saling melempar senyum dan saling menatap yang seolah-olah mengartikan “akhirnya nembak juga.”

arny tak kalah kagetnya, melihat cowok yang dia sukai, ternyata memiliki perasaan yang sama terhadap dirinya. Kemudian arny mengangguk “iya kak. Arny mau jadi cewek pertama kakak dan rela jadi cewek kedua di hati kakak setelah nyokap kakak.” Dan tersenyum manis.
mendengar itu, rico memeluk arny erat dan mencium kening gadis itu “makasih ny. Aku janji akan selalu ada untukmu.” Lalu mengecup pipi arny.

“Asekkk! Za… kayaknya ada yang baru jadian nih. kita kapan seperti mereka ya za?.” Kata putra “merusak” suasana romantic rico dan meletakkan tangannya di pundak erza.
“jangan ngarep lo bisa kayak mereka. Bukannya bahagia, malah menderita gue!.” kata erza ketus.
“gue gak akan pernah buat lo menderita di samping gue za, justru  lo akan selalu gue bahagiain. Lebih dari kebahagiaan yang lo dapatkan sekarang.” Kata putra sambil menatap erza.
“gombal!.” Kata erza sambil berdiri dan memalingkan wajahnya yang merona mendengar ucapan putra.

“Eh udah gelap sayang. pulang yuk.” Kata rico berdiri sambil mengulurkan tangannya ke arny.
“ayo kak.” Kata arny menyambut uluran tangan rico.

“put, erza. Kami pulang dulu ya. thanks yah udah sukarela pinjemin tempat buat nembak putri cantik ini.” Kata rico sambil melirik arny yang malu
“Sama-sama. Jangan lupa pajak jadian ya kak.” Kata erza jahil sambil mengantarkan mereka ke pintu rumah.
“tentu saja. Dah.” Kata rico sambil membukakan pintu mobil untuk arny kemudian masuk dalam mobilnya dan meninggalkan rumah erza.

Sepeninggal mereka, terdengar hp putra berbunyi, mendengar itu, dia langsung mengambil hpnya “halo ma, kenapa?.” Kata putra ketika tahu mamanya menelpon.
“kamu masih di rumah erza? Mama sudah ada dirumah. Sekalian undang dia makan malam di rumah kita ya.” pinta mamanya.
“beneran ma? Oke deh.” Kata putra senang dan menutup telponnya lalu menatap erza.

“za, nyokap gue ada di rumah, lo diundang makan malam tuh dirumah. Dandan yang cantik yah sayang.” kata putra mengecup kening erza lalu lari masuk kamar.
“nyokap putra ada disini? Ada apa lagi neh? terakhir ketemu, langsung dijodohin, jangan-jangan nyokap putra ngajak ketemu hari ini buat dinikahin ama tuh anak. Hiiyyy.. amit-amit jabang kubur deh!.” Kata erza sambil menutup pintu rumahnya dan masuk dalam kamar untuk bersiap-siap.

setelah selesai bersiap-siap, putra keluar dengan memakai pakaian kemeja berwarna coklat dan rambut dibikin spike. Lalu ketika hendak mengetok kamar erza, dia terpesona melihat gadis itu memakai dress selutut dengan lengan pendek berwarna krem dan sepatu wedges warna merah yang membuat kakinya tambah jenjang dengan rambut dia gulung dan menyisakan sedikit rambut di samping telinga kiri dan kanannya dan make up yang membuat memar di wajah erza tersamar. “ngapain lo disini?.” Kata erza ketika melihat putra berdiri di depan pintu.
“gue mau ngetok kamar elo, gak taunya elo dah keluar. Lo cantik banget za.” Puji putra.
entah kenapa, erza tersipu-sipu malu mendengarnya sambil mengucap syukur karna tak sia-sia dia membongkar lemari pakaian untuk acara ini dan dandan sesempurna mungkin. “apaan sih lo?! udah ayo berangkat.” Kata erza dengan wajah memerah sambil menuruni tangga.
putra pun menyusul erza di belakangnya sambil memainkan kunci mobilnya.

sepanjang perjalanan menuju rumah putra, mereka hanya saling diam dan tak ada yang memulai pembicaraan. Putra teringat dengan rencana mamanya “za, lo gak apa-apa kan gue tinggal?.” Kata putra sambil melirik erza.
“emang lo mau kemana?.” Tanya erza sambil menatap putra.
“gue mau tidur di rumah soalnya ada ortu gue. enggak lama kok za. Cuma seminggu doang.” Kata putra.
“beneran? Gak papa kok. Gue malah sujud syukur mendengar berita ini, sekalian aja sebulan lo dirumah put. gue gak bakal cariin elo.” Kata erza enteng.
“gaya bener lo ngomong! Gue jamin elo bakal kangen sama gue! kan selama ini gue yang buat rumah elo rame, gue yang mengisi hidup lo itu. Kalo kangen sms gue yah.” Kata putra sambil kedipkan matanya.
“gue malah kangen kapan gue bisa kayak dulu sebelum ketemu dan dijodohin sama elo! Elo bikin hidup gue udah ruwet, jadi tambah ruwet!.” Kata erza ketus.
“hahahaha.. liat aja siapa yang benar, elo atau gue. eh kalo nyokap gue nanya gimana gue di rumah elo, bilang yang baik aja yah. Awas kalo enggak!” kata putra sambil memasuki komplek perumahannya
“lo ngancem?! Gak ngaruh!.” Kata erza nantang.
mendengar itu, putra langsung mengerem mobilnya mendadak di sebuah lapangan  dan mendekati wajah erza yang pucat pasi “kalo lo bilang yang aneh-aneh soal gue, gue jamin lo gak akan selamat dari gue sayang.” lalu mengelus bibirnya erza dengan tangannya dan mengarahkan wajahnya mendekati leher erza kemudian menciumnya.
erza merasa geli, berusaha mendorong putra menjauh, tapi apa daya, kedua tangannya sekarang dipinggang putra yang otomatis membuat tubuhnya maju ke depan. Merasa tak ada cara lain, erza menghela napas “iya…iyaa! Gue akan bilang hal yang baik soal elo! Kalo perlu lo gue puji-puji ampe lo terbang ke langit terus gak balik lagi! udah dong put! gue geli!.” Kata erza ketika putra semakin bernapsu mencium leher belakangnya yang sekarang memeluk erat sehingga erza tak bisa bernapas normal.
“nah gitu dong. Bentar lagi. nanggung nih sayang.” Dan sebuah gigitan kecil dari putra di belakang leher erza membuat gadis itu menggigit bibirnya dan tanpa sadar dia meremas belakang kemeja putra.
setelah selesai “mengancam” gadis itu, putra melepas pelukannya dan mengecup kening erza lalu menjalankan mobilnya menuju rumahnya yang tinggal beberapa blok lagi.
sedangkan erza hanya mengelus bekas gigitan di belakang lehernya dengan wajah merona dan entah kenapa, jantungnya berdegup gak keruan dan ada sebuah perasaan aneh yang mulai masuk dalam hatinya yang membuat dia selalu melirik putra yang serius membawa mobilnya “astaga! Gue kenapa gugup gini? Kenapa gue wajah gue merah gini?! Seharusya gue marah ma dia! bukan lirik dia mulu! Udah erza! .” teriak erza dalam hati

setelah memasuki gerbang rumah putra, erza yang tak pernah menginjakkan kakinya ke rumah putra, entah kenapa dia merasa deg-degan “kok jadi gue yang dagdigdug gini yah? Semoga nyokap putra gak bilang yang bikin gue tambah ubanan deh!.” doa erza dalam hati. Kemudian dia keluar dari mobil putra dan berjalan berdampingan.

ketika masuk dalam rumah putra, erza tercengang betapa mewahnya interior rumah putra, mewah tapi tak norak. Kemudian dia melihat ibunya putra mengenakan gaun berwarna merah yang membuat erza iri dengan postur tubuh ibunya yang langsing kayak biola. “hai sayang. gimana kabarmu? Baik aja kan? Kamu cantik sekali malam ini.” Kata mamanya putra sambil mencium pipi kanan erza yang membuat gadis itu aga mengernyit kesakitan lalu memeluknya.
“baik aja kok tante. kabar tante gimana? Sehat aja kan? Tante juga cantik kok.” Kata erza tersenyum.
“tante sehat aja kok. Mana putra? Oh sini sayang.” kata mamanya sambil melirik anaknya lalu memeluk.
“putra kira mama udah lupa dengan anak mama yang ganteng satu ini.” Kata putra narsis sambil melirik erza yang hendak muntah mendengar omongannya.
“ya enggak lah. Ayo makan. Papah udah nunggu kalian tuh.” Kata mamanya putra sambil mengajak mereka menuju ruang makan.

sambil makan, erza lebih banyak diajak bicara oleh mamanya putra, mulai dari sekolah, pokoknya hal-hal berbau wanita. Sedangkan putra asyik berdebat dengan ayahnya tentang hal-hal berbau pria, dan bertanya soal erza menggunakan bahasa jerman yang dimengerti ibunya, tapi membuat erza serasa di planet lain.

“Erza, bagaimana putra selama 4 bulan dirumah kamu? Dia gak ganggu kan?.” Kata mamanya putra yang sukses membuat putra tersedak.
“eum… gimana ya.. aduh!.” Kata erza sambil melirik sinis ketika kakinya ditendang putra.
“kamu kenapa sayang? putra! Kamu ngapain erza?.” Kata mamanya sambil melirik erza dengan tatapan cemas lalu menatap galak putra yang cengengesan.
“Enggak kok ma. Tadi gak sengaja ketendang kakinya erza.” Kata putra sambil melirik erza yang manyun.
“boong bener lu! Coba aja nyokap lo gak di depan gue, gue pites kepala lo ampe gundul!.” Sungut erza dalam hati.
“baik aja kok tante, dia selalu nolong erza kok. Gak bikin erza susah.” Kata erza susah payah mengucapkan.
“maaf tante, erza boong. Tapi daripada erza gak selamat dari anak tante, mending begini deh.” Bela erza dalam hati.
“bener?.” Kata mamanya putra sambil menatap mata erza seolah mencari pembenaran.
“beneran tante. suer deh.” Kata erza tak berkedip.
“yaudah tante percaya kok.” Kata mamanya putra sambil melirik anaknya yang masih asyik berdebat dengan ayahnya.

tak terasa waktu sekarang sudah jam 10 malam, erza yang sudah mengantuk tidak merespon lagi apa yang diomongkan mama putra. Melihat itu, putra menyenggol tangan erza pelan “wah jam 10 malam ternyata. Ma.. putra antar erza dulu ya? kasian dia sudah mengantuk.” Kata putra sambil memegang tangan erza.
“astaga! Iya kamu antarin deh sayang. maaf ya za, saking asyiknya ngobrol sama kamu, tante lupa besok kalian sekolah. Habis selama ini tante gak ada teman diskusi masalah cewek. tante gak mungkin diskusi sama putra kan?.” Kata mamanya putra sambil melirik anaknya yang senyam-senyum tak jelas.
“enggak apa-apa kok tante. erza senang bisa menjadi teman ngobrol tante. erza pulang dulu ya.” kata erza sambil mencium pipi kiri mama putra lalu dibalas dengan pelukan.
“iya sayang. tante senang banget kalian akur begini. jadi gak sak sabar pengen gendong cucu dan ngobrol sama kamu sepuasnya. Iya kan pah?.” Kata mamanya putra sambil menatap suaminya manja.
mendengar ucapan mamanya putra, wajah erza langsung memerah dan melirik putra sinis yang tatapannya sudah mulai mesum.
“Erza pulang ya om.” Kata erza sambil mencium tangan ayahnya putra.
ayahnya putra tersenyum “hati-hati ya erza. Kamu cantik sekali. Om sangat senang kalo kamu bisa menjadi bagian dari keluarga kami. Iya kan ma?.” Kata ayahnya putra yang disambut anggukan oleh mamanya putra.
“putra pergi dulu. Bye ma. Pah.” Kata putra sambil menarik gadis itu keluar sebelum pingsan saking ngantuknya.

kedua orang tua putra saling menatap ketika melihat erza masuk dalam mobil putra dan putra menjalankan mobilnya “bagaimana menurut mama, apakah sudah saatnya?.” Kata ayahnya putra
“iya. Aku sudah jatuh hati dengan erza. aku tak sabar pengen gendong cucu dan dipanggil nenek oleh mereka.” Kata mamanya putra manja.
“bilang aja kamu pengen punya anak kecil lagi. iya kan sayang? .” Kata ayahnya putra sambil kedipkan matanya lalu menggendong istrinya yang berteriak manja masuk dalam rumah dan menutup pintu dengan kakinya. *ayah dan anak sama genitnya -,-“ *

sesampai di mobil, erza yang sangat mengantuk, langsung tertidur dimobil putra. Putra melihat itu, Cuma tersenyum sambil mengelus pipinya erza yang merah “elo sukses merebut kedua hati orang tua gue za. Sukses membuat gue tak bisa berpaling dari elo, tapi kenapa gue gak bisa membuat tatapan mata elo hanya untuk gue?.” kata putra dalam hati.

sesampai di depan rumah erza, putra menggerakkan erza yang tertidur pulas. Merasa tak member respon, dia keluar lalu membuka pintu mobil erza dengan hati-hati dan menggendong gadis itu hingga kekamarnya.

sampai di kamar, dia meletakkan erza di ranjang kemudian melepas sepatu wedgesnya dan meletakkannya di lantai lalu menyelimuti gadis itu dan mencium keningnya lalu menutup pintu kamar dengan pelan agar dia tak terbangun

setelah selesai, dia ngomong dengan mpok surti yang sengaja dia suruh nginap untuk menjaga erza selagi dia tak ada dirumah “mpok. Gak apa-apa kan jagain erza? Saya khawatir kalo dia kenapa-napa dan gak ada yang nolongin. Kalo ada apa-apa  dengan erza, telpon aja saya mpok.” Kata putra sambil memberikan nomor hpnya.
“siap den putra. Pokoknya mbak erza akan mpok jaga ampe den nginep disini lagi.” kata mpok surti tersenyum.
“makasih mpok. Saya pulang dulu. Hati-hati mpok.” Kata putra keluar dari rumah erza dan langsung melaju mengendarai mobilnya.

sesampai dirumah, putra merasa lelah, langsung masuk ke kamarnya dan dia merasa ada yang hilang. Mengetahui hal itu, dia mengambil foto erza yang tersimpan di lacinya dan mengelus foto itu “ baru gue tinggal beberapa menit, gue udah kangen berat sama elo. Gimana kalo seminggu ya?.” kata putra sambil mendekap foto erza dan tidur.

erza terbangun ketika mendengar petir, sontak terbangun dan wajahnya langsung ketakutan. Sambil memeluk guling, dia kaget ketika lampu mulai mati dan akhirnya..
“arghhhh! Lampunya mati..huhuhuuuuu… tolong… gue takut.” Kata erza menangis sambil menutup telinganya.
mpok surti yang kecapekan, tidak mendengar teriakan ketakutan erza. Dia malah tidur pulas.
“huhuuu…putra lo dimana? Loh..loh kok gue malah manggil dia sih?.” Kata erza sambil menepuk keningnya.
setelah petir tak terdengar lagi, dia membuka laci dan ada sentar. Dengan penuh syukur dia menyalakannya dan kaget ketika sentar itu dililit oleh kertas. Ketika dia membuka lilitan kertas itu, ada tulisan buat elo, agar tidak takut lagi dengan gelap. By calon suami elo yang paling ganteng, putra.
“ngarep bener jadi calon suami gue!.” kata erza sinis, tapi entah kenapa, membuat dia tersenyum, dia memainkan sentar yang ada di tangannya dan mencoba untuk tidur kembali.

pagi harinya…
erza yang sudah selesai berpakaian dan makan pagi, dia naik ke atas untuk mengambil tasnya. Sambil bersinandung, dia melewati kamar putra. Penasaran, dia masuk ke kamar dan merasakan ada sebuah perasaan dia ingin bertemu putra lagi. “astaga! Kenapa gue jadi kangen gini ama sengak?! Ingat za, lo benci ma dia! jangan biarkan dia membuat lo jatuh cinta.” Tekad erza dalam hati.
kemudian dia keluar dari kamar putra dan berlari sambil mengambil kunci mobil  dan langsung menjalankan mobilnya menuju sekolah.

 sesampai sekolah…
Erza langsung memarkir mobilnya entah di samping siapa, dia buru-buru karna sudah telat dan langsung masuk kelas tanpa menyadari ada sebuah tatapan penuh napsu dari balik tiang.

seharian sekolah, berkutat dengan buku pelajaran dan hari yang sangat panas mengalahkan sauna, akhirnya berbunyi juga bel sekolah. Erza yang setengah hari berkutat di ruang OSIS asyik mengetik hasil rapat tahunan di computer sebagai tugasnya menjadi sekretaris osis. Meregangkan ototnya sambil melirik putra yang asyik berdebat dengan rico.
“putra kalo diliat cakep juga.apalagi tatapan matanya itu looo…. Gak nahan!  Gue penasaran, dia pernah pacaran gak yah? Kalo diingat-ingat, dia itu baik sama gue, perhatian malah. Pokoknya idaman semua cewek deh! Tunggu dulu! Kok lo jadi muji dia za?! Sadar woy!.” Teriak erza dalam hati.
putra yang merasa tatapan erza tertuju padanya, tersenyum sambil mendekati gadis itu “kenapa za ngelamun? Terpesona sama gue?.” goda putra sambil mengelus pipi erza.
“apaan sih lo elas-elus?! Pede bener mas!.” Kata erza kaget karna putra ada di hadapannya dan buru-buru keluar dari ruang rapat dengan wajah merona.
“shit! Kenapa sih gue gak sadar kalo dia udah di depan gue?! gue benci ngakuinnya, tapi gue merasa… arghhh!! Gak mungkin!.” Teriak erza frustasi dalam hati.
putra yang bingung melihat tingkah erza, Cuma memandang gadis itu yang sedang memukul kepalanya dengan tangannya. Tersenyum, dia masuk ke ruang rapat untuk “tegang urat” dengan rico.

erza akhirnya tiba di ruang kelas sendiri, semua temannya sudah pada pulang, kecuali anggota osis. Termasuk dirinya. Merasa kecapaian. Dia duduk di kursinya sambil membereskan buku-buku yang tersimpan di laci.

ketika asyik membereskan buku-buku sambil bersinandung, erza tak sadar seseorang yang menjadi mimpi buruknya, menjadi petaka, manusia yang sudah masuk menjadi black list dalam hidupnya sekarang ada di kelasnya dengan tatapan penuh nafsu.

Ferdinand.

“hai za.” Kata ferdi ramah yang sukses membuat gadis itu terdiam lama dan membalikkan badannya dengan wajah pucat pasi.
“ngapain kaka disini?! Kaka mau apain erza?!.” Kata erza sambil berdiri dan berjalan mundur dengan wajah panic karna ferdi sedang berjalan mendekatinya.
“gue Cuma mau nyapa doang kok. sekalian mau melanjutkan yang kemarin itu.” Kata ferdi dengan senyum liciknya.
mendengar kata terakhir itu, erza langsung panic dan lari menuju pintu kelas. Tetapi terlambat, karna ferdi menarik tangannya kasar dari belakang dan mendorongnya ke dinding sehingga belakang kepala erza terbentur.
melihat gadis itu kesakitan, dia tersenyum licik dan mendekatkan tubuhnya ke tubuh erza dan meletakkan tangan kirinya di sebelah kiri erza, dan tangan kanannya mengelus wajah erza yang halus. “kak! Erza salah apa dengan kakak jadi diperlakukan kayak gini?!.” Kata erza histeris dan kaget karna kedua tangannya “Disandera” ferdi lalu diletakkannya ke dinding, “ karna lo cantik dan gue suka sama elo. Tapi gue gak nyesal kok suka sama cewek secantik elo.” Kata ferdi sambil mendekatkan wajahnya ke wajah erza.
merasa tak terima, erza menendang lutut ferdi dengan keras seperti yang dia lakukan kepada putra apabila “penyakit” tukang maksanya kambuh.dan memukul pundak ferdi dengan siku kirinya sehingga dia terjatuh.
Melihat ferdi kesakitan, erza langsung lari keluar kelas sambil berteriak histeris.

putra yang sedang menuju parkiran mobil, mendengar erza teriak menuruni tangga. “lo kenapa sayang? tarik napas dalam-dalam, lalu keluarkan perlahan. Tenang sayang.” kata putra sambil menenangkan erza yang selalu menoleh ke belakang.
“Erza! Lo harus merasakan akibatnya karna udah mukul gue!.” teriak ferdi marah yang sukses membuat erza ingin lari.
putra yang tau siapa yang membuat erza ketakutan setengah mati, langsung berdiri di depan gadis itu sebagai tameng dan tangan kirinya menggenggam tangan erza. “lo tenang. Selama gue di depan elo, lo aman. Gak ada yang bisa sakitin lo za.” Kata putra sambil mengelus tangan erza yang keringat dingin.

ferdi yang melihat erza bersembunyi di belakang putra, langsung menatap tajam kea rah gadis itu.
“wah ketemu lagi fer.… ada apa nyari calon bini gue? bonyok lo kurang yah? Minta ditambahin lagi?.” kata putra tenang seolah-olah sedang menawarkan minum.
“gue ada urusan sama erza! Dan gak ada urusannya sama elo!.” Kata ferdi.
“Wah sayangnya, apa yang menjadi urusan erza, secara langsung juga akan menjadi urusan gue, apalagi kalo menyangkut elo! Sampai kapan urusan ini selesai fer? Sampai kapan lo neror cewek gue?!.” kata putra tenang  dengan tatapan tajam.
“Sampai gue bisa dapetin erza dan lo gak bisa nolong dia!.” kata ferdi puas.
“gue gak akan biarin itu terjadi, jadi silahkan aja mimpi untuk dapatin dia!.” kata putra telak.
“lo boleh ngomong sok paklawan sekarang, tapi liat entar! Lo gak akan bisa selamatkan erza!.” Kata ferdi sambil melirik erza yang sembunyi di belakang tubuh putra dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan pandangan nafsu.
melihat tatapan ferdi, tangan erza langsung gemetar saking takutnya dan putra menenangkan gadis itu dengan cara mengelus tangan erza dengan lembut.
“tenang za. Gue gak akan biarin dia sakitin elo lagi.” kata putra pelan lalu menarik gadis itu menuju parkir mobil meninggalkan ferdi.

sesampai di parkir mobil…..
“beneran lo mau pulang sendiri?.” Kata putra cemas.
“iya… gue gak apa-apa kok. Makasih ya put.” kata erza tersenyum.
“za…” kata putra ketika melihat erza masuk dalam mobil.
“iya put?.” kata erza membuka jendela mobilnya.
“hati-hati ya. entar malam gue jemput. Gue pengen ajak lo makan.” Kata putra tersenyum lalu mengecup kening erza dan berjalan menuju mobilnya.
melihat itu, erza mengelus kening yang dikecup putra dan menjalankan mobilnya dengan tersenyum malu.

sesampai dirumah…
Erza naik ke lantai dua, dan entah kenapa dia ingin memasuki kamar putra lagi. lalu dia membuka pintu kamar putra dan duduk di sisi ranjang. Lalu dia teringat semua tingkah putra di kamar ini. Entah kenapa, membuat erza kangen dan matanya langsung melirik ke laci putra. Penasaran, dia membuka laci itu dan kaget melihat banyak foto dia dengan berbagai ekspresi. Kemudian, di belakang foto itu ada tulisan putra yang rapi. gue ingin melihat senyuman itu za, tapi hanya untuk gue. bukan milik orang lain.
lalu dia melihat foto pada saat selesai pementasan drama putri tidur, dia berdiri di samping putra yang merangkul pundaknya dan menatap dia, sedangkan erza melirik ke arah lain dengan wajah mencibir. Lo tau kenapa gue suka bikin lo mencibir? Karna itu diri lo, lo beda ama cewek lain za. Mereka selalu aja senyum ampe wajah pegel meski mereka gak suka dengan tingkah gue. kalo elo enggak. lo tunjukkin apa yang gak lo suka.itu yang buat lo berbeda. Dan gue suka itu.” Begitu isi tulisan di belakang foto.
erza tersenyum melihat tulisan itu. Entah kenapa, ada sebuah perasaan halus yang membuat pandangan buruk dia selama ini tentang putra berubah total. Membuat dia bisa menerima semua “kegilaan” putra. “mungkin gue harus kasih kesempatan buat elo untuk buktiin lo sayang sama gue.” kata erza lalu dia memasukkan foto ke laci putra dan menutup kembali pintu itu dan masuk dalam kamarnya untuk mandi.

Selesai mandi, erza mendengar hpnya berbunyi, yang biasanya dia mencibir setengah mati ketika melihat siapa yang nelpon, entah kenapa, kali ini dia tersenyum dan ada sedikit perasaan rindu mendesir di hatinya.
“halo... kenapa put?.” kata erza.
“kok gue gugup begini ya? santai za… yang nelpon Cuma putra, bukan malaikat maut.” Kata erza dalam hati.
“lo lagi ngapain?.” Kata putra basa-basi.
“gue baru aja selesai mandi. Kenapa?.” Kata erza bingung
“wah selesai mandi ya… eum.. gue telat dong. Padahal kan gue pengen mandi bareng lo.” kata putra “kumat” mesumnya.
“lo kalo nelpon gue Cuma untuk bikin gue ubanan dini, mending gue putusin nih telpon!.” Ancam erza sewot
“hahahaha… duilee segitunya… gue udah di depan rumah lo nih. pake sepeda aja ya. kan gue mau ajak lo jalan.” Kata putra.
“what?! Bentar yah.. tunggu seabad lagi. gue bakal keluar kok. Itupun kalo lo masih hidup.”  Kata erza sambil memutuskan telponnya.
kemudian erza melirik putra lewat jendela kamarnya dan tertawa melihat putra mencibir sambil memandang ponselnya.

kemudian erza keluar dari kamarnya dengan memakai celana hot pants dengan baju kaos tanpa lengan warna coklat serta rambut dia ikat ke atas dan sepatu kets dan berjalan menuju bagasi rumah.

“udah lama? Emangnya kita kemana sih?.” Kata erza keluar dari rumahnya dengan membawa sepeda pixienya.
“makan dong. Sekalian keliling bandung dengan sepeda. Lo gak suka?.” kata putra santai dengan memakai celana jins selutut dan baju kaos berwarna hijau serta sepatu kets  sambil tersenyum.
“suka dong! Ayokk.” Kata erza semangat 45’

Sepanjang perjalanan, mereka saling mengejek dan tertawa tanpa mempedulikan beberapa cewek melirik putra dengan tatapan kagum dan para cowok yang melirik erza dengan tatapan pengen kenalan. Hingga tiba di depan jalan dago. “lo suka makan sate?.” Kata putra sambil menunjuk warung sate di seberang jalan.
“suka banget! Gue mau makan sate.” Kata erza tersenyum.
putra mengacak rambut erza dengan gemas lalu mencium pipi gadis itu “ yasudah kita makan sate aja.” kata putra tanpa menyadari bahwa tingkahnya tadi membuat erza gugup.
erza Cuma mengangguk dan bersepeda di belakang putra.

sesampai di warung sate. Mereka duduk dan putra memesan sate kepada penjualnya.
lalu mereka saling mengobrol dan sesekali putra mengacak rambut erza yang membuat gadis itu merengut.
“lo itu kenapa sih acak rambut gue mulu?!.” Kata erza sambil melepas ikatan rambutnya lalu mengikatnya kembali.
“gue gak nyangka aja lo suka makan di pinggir jalan. Kan cewek pasti minta makan di restoran atau di tempat yang keren kalo jalan sama pacarnya. Apalagi sama cowok tajir macam gue.” kata putra yang membuat erza mencibir.
“itu kan mereka. Bukan gue. gue sih selama gue suka sama makanan itu, dan gue enjoy sama orang yang ajak gue makan. Gue ayoin aja. masalah tempat di pinggir jalan atau enggak itu nomor terakhir. Yang penting harus bersih. Nah tuh satenya datang.” Kata erza sambil tersenyum kepada penjual satenya sebagai ungkapan terima kasih lalu mendorongnya ke depan putra.
“yaudah. Kita makan yuk.” Kata putra.
“gue semakin suka sama lo za. Lo bukan cewek yang lihat cowok dari hartanya. Tapi dari bagaimana cowok itu memperlakukan lo.” kata putra dalam hati.
erza tersenyum lalu makan

Setelah selesai, erza memesan sate untuk dibungkus.“lo masih lapar za?.” Tanya putra.
“Enggak. ini buat mpok surti dirumah. Tadi gue suruh gak usah masak. Masa gue makan enak diluar, mpok surti makan makanan rumah? Kan gak enak. Gak apa-apa kan?.” Kata erza tersenyum.
“gak apa-apa kok. Gue malah suka lo peduli dengan orang yang jaga lo. berarti lo gak lupain orang yang disekitar lo.” kata putra.

setelah selesai dengan pesanannya, erza hendak membayar, tapi dilarang putra “biar gue yang bayar.” Kata putra sambil mengeluarkan uang di dompetnya. Dan mereka bersepeda kembali.

sesampai dirumah erza,
“gak masuk put?.” kata erza.
“enggak. lo masuk deh. Kasihan mpok surti nungguin makanan lo. ntar pingsan lagi.” kata putra.
“yasudah. Makasih ya udah traktir gue dan satenya. Hati-hati.” Kata erza tersenyum lalu masuk dalam rumah.
putra yang melihat itu, tersenyum lalu pulang menuju rumahnya.
erza yang melihat putra pergi lewat jendela kamarnya, ada perasaan kehilangan. Tapi dia berusaha menepisnya dan pergi tidur.
           
                   ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

selama 5 hari putra tidak tinggal di rumah erza, gadis itu merasa ada yang hilang dalam hidupnya dan selalu ingin bertemu dengan putra. Memang dia bisa ketemu putra di sekolah dan rapat OSIS. Tapi beda rasanya dengan ketemu di sekolah dan ketemu dirumah, 24 jam ketemu mulai dari bangun tidur ampe tidur kembali.  Merasa tak bisa memendam, dia menceritakannya dengan Arny yang sekarang pacaran dengan rico dan dinda yang baru saja jadian dengan sahabatnya, Nathan pada saat siap-siap mau olahraga dilapangan.

“ny… gimana rasanya pacaran dengan kak rico?.” Kata erza yang membuat arny sedang ngobrol dengan dinda kaget.
“kok lo nanya gitu?.” selidik arny.
“enggak aja sih. Gue merasa gimana gitu sekarang dengan putra. Pengen dekat dengan dia terus. Gue selalu kangen sama dia. tapi gue malu.” Kata erza tertawa
“wah… teman gue ada yang lagi jatuh cinta sama musuhnya sendiri.” Kata dinda nyengir.
“ Sama kayak gue
tuh, selalu kangen dengan kak rico. Pengen dekat dia mulu. Ampe kalo diajak kawin ama dia hari ini pun, gue bakal iyain. Hahhaha.. gila kan?.” Kata arny tertawa.
“hahahaha… jatuh cinta? Gak mungkin deh kayaknya. Eh gurunya udah datang tuh. Yuk turun.” Kata erza sambil keluar dari kelasnya bareng arny dan dinda


sesampai dilapangan olahraga, erza melihat putra sedang bermain basket yang sukses membuat gadis itu terpesona “udah dua taun gue sekolah disini, kok gue baru sadar kalo dia itu keren pada saat main basket yah? Lemparannya itu lo… tepat sasaran terus!.” Puji erza dalam hati
“ngelamun mulu! Giliran lo tuh.” Kata dinda selesai bermain voly sambil menyenggol erza.
tiba-tiba, erza melihat putra didekatin oleh Katherine, anak baru sekelas dengan putra yang menjadi primadona sekolah karna berwajah blasteran jerman- belanda sama seperti putra dan mempunyai wajah yang agak mirip sehingga banyak yang bilang mereka jodoh. Dia merasa marah, tak rela, pengen jambak rambut tuh cewek ketika melihat gadis memberikan botol minuman kepada putra serta handuk kecil untuk menyeka keringatnya. Yang semakin erza panas, putra berbisik sesuatu ke telinga Katherine yang membuat gadis itu memukul lengan putra dan tertawa.

erza pun main voly dengan pikiran kacau, beberapa pukulan sering meleset dan pada saat dia melompat, dia melihat putra menggandeng tangan Katherine dan membuat gadis itu hilang keseimbangan dan akhirnya jatuh dengan kaki kanannya terlipat.
“ADUH!.” Teriak erza yang membuat dia langsung dikerubungi teman-temannya.
putra yang mendengar erza berteriak, langsung berkata sesuatu kepada Katherine dan gadis itu mengangguk lalu pergi meninggalkan putra.
“lo kenapa za?.” Kata putra sambil mencoba memapah erza.
“lepasin tangan lo dari gue! gue gak sudi!.” Kata erza dengan mata berkaca-kaca menahan sakit dan marah sambil berusaha berdiri dibantu oleh dinda dan arny.
“lo kenapa sih? Marah-marah gak jelas.” Kata putra bingung sambil berusaha memegang erza tapi ditatap gadis itu dengan marah.
“gue bilang gak usah bantu! urusin tuh cewek lo sana!.” Kata erza yang sekarang berdiri dipegang oleh dinda dan arny.
“cewek gue yang mana? Jangan-jangan…” kata putra berbicara sendiri dan sadar dengan dimaksud erza, dia tersenyum sambil menahan tawa.
“cemburu toh ternyata. Masa gue dibilang pacaran ama sepupu sendiri? Eh tapi dia kan gak tau gue sepupuan ama Kathy dan tuh cewek pacarnya restu! Haduh!!” Kata putra dalam hati.
ketika melihat erza pergi meninggalkannya dengan jalan tertatih-tatih diiringi dinda dan arny. Dia langsung mendekati erza dan menggendong gadis itu melewati lapangan basket yang disambut siulan dari teman-temannya.
“Ciee…yang pasangan pengantin baru!.” Goda temannya yang lain.
“duileee..mesranya.. mau dong gue digendong sama  lo put” kata restu yang sukses dijitak rico.
“dasar homo!.” Sungut rico.
“huaa..erza! enak bener lo digendong putra! Gue mauuu!!!.” Teriak cewek yang lain dari lantai 2.
Katherine yang melihat kejadian itu, tersenyum sambil berbisik dengan restu, pacarnya “yang digendong putra itu siapa sayang? cantik banget.” Puji Katherine
“Dia calon ipar kamu. Namanya erza.” Jelas restu yang didukung oleh anggukan rico.
“oh…. Jadi itu yang dimaksud tante Jenni kalo aku bakal satu sekolah dengan tunangannya putra. Cantik banget.” Kata Katherine mangut-mangut.
“tapi masih cantikan kamu kok sayang.” kata restu sambil mencolek pipi Katherine yang membuat gadis itu tersipu malu dan membuat rico langsung mencari arny untuk pacaran.

erza yang malu diteriakkin penghuni sekolah, langsung memukul tubuh putra “turunin gue! lo gak dengar apa semua anak disini neriakkin kita?! Cari muka lo.” kata erza ketus sambil terus memukul putra.
putra tersenyum puas tanpa membalas perkataan erza. Ketika sampai di ruang UKS, dia menuruni gadis itu di ranjang kemudian duduk di sampingnya.
“gue disebelah kanan lo za. Liat gue dong. Lo cemburu ama gue?” Kata putra sambil mengarahkan wajah erza yang menatap dinding.
“ gue cemburu sama elo?! Huakakakakaka.. pede!.” Kata erza ketus.
“iya! Gue cemburu sama cewek yang bernama Katherine itu! Puas lo?!.” teriak erza dalam hati.
“beneran? Kok gue ngerasa lo cemburu gue dekatin Katherine yah?.” Pancing putra.
“lo itu over pede makanya bilang gue cemburu sama elo! Jangankan ma Katherine, lo dekatin banci kaleng aja gue gak akan cemburu!.” Kata erza.
“yaiyalah lo gak cemburu kalo gue dekatin banci kaleng! Kalo gue nembak Katherine, lo ijinin gak?.” Kata putra yang sukses membuat erza panas.
“yaudah tembak aja! lo kira gue bakal ngelarang gitu? sorry, dorry morry aja deh. Gak ngaruh!.” Kata erza sambil berusaha turun dari ranjang tapi di tahan putra.
“mau kemana?.” Kata putra sambil memegang tangan erza tapi ditepisnya.
“gue mau kemana bukan urusan elo kan? Gue doain aja deh moga lo beneran jodoh  sama  kak Katherine ampe kakek-nenek!.” Kata erza ketus sambil berjalan tertatih menuju kelas.

Sesampai dikelas..
“lo mau kemana za?.” Tanya dinda cemas melihat teman sebangkunya berjalan pincang.
“mau pulang kerumah. Minta pijitin nih kaki ama mpok surti.” Kata erza sambil mengambil tasnya..

tiba-tiba..
putra langsung masuk ke kelas erza “gue antar lo pulang. Mana kunci mobil lo?.” kata putra.
“gue bisa pulang sendiri! Pergi lo sana!.” Usir erza.
“pulang dengan kaki terkilir gitu? lo mau mati konyol hah?! Udah turutin gue sekali aja kenapa sih?!.” Kata putra jengkel
“mending gue mati konyol daripada lo bawa mobil gue! gak sudi!.” kata erza ketus sambil menabrak badan putra,
“dia kenapa sih arn? Lagi datang bulan ya?.” tanya putra pada arny yang juga kena
tabrak” erza.
“enggak tau kak. Tadi dia liat kaka sama kak Katherine, mungkin dia marah.” Kata arny yang langsung dipelototi dinda.
merasa ada rahasia besar antara mereka, putra nyengir “gue boleh tau kenapa dia marah gue dekat sama Katherine?.” Tanya putra sambil menatap arny.
“Eum….. gimana yah…” kata arny garuk kepala sambil lirik dinda yang langsung pura-pura beres buku.
“bantuin gue kunyuk! Jangan asyik sendiri lo!.” Omel arny dalam hati.
“mending kakak nanya sendiri sama erza deh. Takutnya kalo besok arny gak hidup lagi gara-gara erza ngamuk tentang rahasia dia.” Kata arny pasang muka polos.
putra tersenyum mendengar jawaban arny. Lalu dia keluar dari kelas erza langsung menuju parkiran mobil untuk pulang kerumah.

Sesampai dirumah….
“putra.. coba kesini. Mama mau ngomong.” Kata mama putra di kamar.
“Ada apa ma?.” Tanya putra.
“mama mau tanya soal hubungan kamu sama erza, kamu serius gak jalanin hubungan ini?.” Tanya mamanya serius.
“putra serius ma jalaninnya. Putra dari dulu suka sama erza, bukan karna dia cantik ma, tapi karna sikapnya yang baik dan dia apa adanya. 4 bulan serumah sama erza, sudah cukup bagi putra untuk tau lebih dalam tentang dia.” kata putra tersenyum
puas dengan jawaban anaknya, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil bergambar bunga tulip berwarna putih dan ketika dibuka, adalah sepasang cincin polos berwarna emas putih sepasang dan sebuah cincin berwarna biru malam, warna kesukaan erza. “kalau kamu yakin dengan pilihan kamu, beri cincin ini kepada erza sebagai tanda kalau kamu ingin mengikat dia dalam hubungan yang lebih serius dari ini. Ini cincin tunangan mama dari papah kamu. Ini cincin turun-temurun dari keluarga ayah kamu sayang. jadi artinya sacral banget dan tidak main-main. dan ini cincin pemberian nenek kamu, dia suka sama erza dan bilang kalo gadis itu pantas memakai cincin pemberian dia.  Kamu ngerti?.” Kata mamanya putra sambil menatap mata anaknya,
“putra yakin bahwa erza terbaik untuk putra. Kecantikan dia hanyalah bonus yang terindah ma. Putra akan memberikan cincin ini kepada erza. Makasih ma udah dukung putra.” Kata putra sambil memeluk mamanya.
“iya sayang. sekarang mama berangkat dulu dengan papah ke singapura. Besok malam baru ke jerman. Mama mau nemuin tante meizsa. Hati-hati sayang.” kata mamanya sambil mengecup kening anaknya dan keluar dari kamar.

Sepeninggal mamanya, putra membuka kotak cincin itu dan tersenyum “gue yakin akan pilihan gue. cincin ini cocok buat lo za.” Kata putra.

setelah itu, dia keluar dari kamar mamanya, untuk kerumah erza. Mengutarakan isi hatinya.

hari sudah malam ketika erza baru saja santai di gazebo taman belakang setelah 2 jam teriak kesakitan karna kakinya dipijit mpok surti yang ahli dalam masalah pijit memijit dan hasilnya, jalannya sudah tak pincang lagi.
sepeninggal mpok surti, dia duduk sambil memainkan gitar dan entah kenapa, dia jadi teringat putra, cowok yang sukses membuat dia tak bisa tidur, sukses membuat dia selalu membutuhkannya dan ada disampingnya ketika dia butuh.
“apa ini yang namanya jatuh cinta? Gue merasa sehari pun takkan habis untuk mengingat putra. Kalo bukan, kenapa gue cemburu melihat dia bareng kak Katherine? Biasanya kan dia dekat sama siapa aja, gue gak pernah peduli.” Kata erza dalam hati.
merasa bimbang, dia memetik gitar dan memainkan sebuah lagu yang ditemani oleh semilir angin malam yang berhembus lembut.

“ku tak bisa menebak
ku tak bisa membaca
tentang kamu..
tentang kamu..

kau buatku bertanya
Selalu dalam hatiku
tentang kamu..
tentang kamu..

reff : bagaimana… bila akhirnya ku cinta kau
Dari kekuranganmu
hingga lebihmu
bagaimana.. bila semua benar terjadi
mungkin inilah yang terindah.

begitu banyak bintang
Seperti pertanyaanku
tentang kamu
tentang kamu.”

(Bunga Citra Lestari – tentang kamu)

ketika erza asyik bernyanyi, dia tak sadar putra sudah berdiri di samping gazebo sambil tersenyum dan perlahan duduk di samping erza.
“gue boleh pinjam gitarnya?.” Tanya putra lembut.
tanpa pertengkaran, erza menyerahkan gitarnya kepada putra dan kagum mendengar suara cowok itu bernyanyi sambil menatap dirinya.

“Lihat dengar aku di sini
akan setia selalu denganmu
dan bila kau kangen, panggillah aku
dan bila kau butuh, rayulah aku

reff:
kau ’kan tahu semua ku lakukan
semua dengan tulus hanya untukmu ooo
jangan pernah kau ragukan aku
kau sisihkan aku karna ku kan selalu di sisimu ooo
canda tawa kan ku berikan
agar kamu selalu tersenyum
dan bila kau kangen, panggillah aku
dan bila kau butuh, rayulah aku
jangan pernah tinggalkan aku.”
(vierra – disisimu)

ketika putra selesai bernyanyi, erza terpana karna suara putra ternyata bagus juga. Sambil menatap putra dalam, “itu lagu buat siapa? Buat kak Katherine kan?.” Kata erza.
putra tersenyum mendengar pertanyaan erza “menurut lo? gimana tuh kaki? Udah sembuh?.” Tanya putra.
“gak usah balik nanya deh! Udah gue minta pijitin sama mpok surti.” Jawab erza.
“gue mau jelasin lo sesuatu, erza sayang… Katherine itu sepupu gue. dan dia itu pacarnya restu. Dia itu sebenarnya lebih muda dari lo 2 tahun, Cuma karna dia memilih program aksel di jerman, makanya jadi sekelas sama gue.  Makanya wajah kami agak mirip. Bukan karna kami jodoh!.” Kata putra tertawa melihat ekspresi bengong erza.
“Sepupu?! Jadi gue salah sangka dong?! Alamak!!!.” Teriak erza dalam hati.
“lo gak bohongin gue kan?.” Kata erza ragu.
“lo bisa nanya sama nyokap gue kalo lo ragu. Erza… gue Cuma sayang sama elo. Dan lagu yang gue nyanyiin itu buat lo za. Bukan buat Katherine, bukan buat siapapun. Just for you, honey.” Kata putra menatap erza lembut.

erza menatap putra balik dengan tatapan malu karna sudah salah kira dan hampir menjudge putra adalah cowok playboy cap tulang ikan asin. *Emang ada re?.*

merasa gadis itu mempunyai perasaan yang sama dengannya, putra mendekatkan wajahnya ke wajah erza dan dia bisa melihat gadis itu menutup matanya sambil menggenggam tangannya ketika beradu hidung, putra merasakan gadis itu menahan napas dan akhirnya..
untuk pertama kalinya, erza merasakan bibirnya bersentuhan dengan bibirnya putra,  dan dia membalas sentuhan itu dengan lembut. Tidak seperti sebelumnya, putra menciumnya sebagai senjata ancaman, sebagai cara paksa paling ampuh nomor satu.  Tapi karna perasaannya,
Dia jatuh cinta sama musuhnya sendiri.
Dan dia tak menyesali itu.
*author gigit rumput saking jealousnya*

♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
           
            Setelah mencium erza, putra mengelus pipi gadis itu dengan lembut kemudian menciumnya. “kita berenang yuk?.” Ajak putra yang membuat gadis itu kaget.
            Seolah tau apa yang dpikirkan erza, “gue ada di samping lo za. Dan gue akan jaga lo.” kata putra sambil tersenyum.
            “gue ke kamar dulu yah.” Kata erza kabur sambil membawa gitarnya.

ketika tiba di kamarnya, erza mengelus bibir dan pipinya yang membuat gadis itu tersipu malu. Lalu dia menguatkan hatinya dan akhirnya memakai baju renangnya.

ketika selesai berganti pakaian, erza membuka pintu balkon dan melihat putra asyik menyelam. sambil berusaha yakin, dia naik ke tiang balkon dan akhirnya..

BYUR! Erza terjun dari balkon kamarnya dan kaget melihat putra memegang pinggangnya.
“perasaan gue nyuruh lo berenang deh, bukan nyuruh lo terjun.” Bisik putra di telinganya.
“sekali-kali bikin lo kaget gak apa-apa kan? Ayo kita balap renang.” Kata erza sambil menyelam.
melihat erza sudah mulai melupakan traumanya, dia ikut berenang dengan erza sampai larut malam.

“masuk yuu za.. udah jam 12 malam tuh.” Kata putra sambil menunjuk jam dinding.
“yah… ok deh.” Kata erza sambil berenang ke tepi dan masuk ke dapur utuk mengambil handuk buat putra dan masuk ke kamar untuk mandi dan tidur.

                             ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Ketika erza turun dari kamarnya untuk sarapan, tiba-tiba…

“happy b’day erza!.” Teriak dinda, arny dengan rico dan restu dengan pacarnya, si Katherine di ruang makan. Erza mendengar itu langsung tersenyum dan lari menuruni tangga.
“huaaaa.. makasihh semuanya! Dikira pada lupa semua.” Kata erza nyengir sambil memeluk kedua sahabatnya.
“masa kami lupa sama ulang tahun lo sendiri? Selamat ulang tahun yang ke 17 ya za. Semoga apa yang lo inginkan tercapai.” Kata dinda sambil mengulurkan kado untuk erza.
“makasih dinda sayang.” kata erza terharu.
“Selamat ulang tahun ya za. Semoga lo tambah cantik, semakin banyak yang sayang sama elo, dan elo akan menemukan apa yang terbaik buat lo.” kata arny memeluk erza.
“makasih arny.” Kata erza balas memeluk.

“Selamat ulang tahun ya za. Gue Katherine, sepupunya putra. Kita satu sekolah kan?.” Kata Katherine tersenyum yang membuat dia terlihat sangat cantik sambil member kado buat erza.
“iya… makasih atas kadonya yah.” kata erza malu karna dia sempat curiga kalo putra ada “main” dengan Katherine.
“selamat ulang tahun sayang.” kata putra sambil membawa kue ulang tahun yang di atasnya ada lilin-lilin kecil berjumlah 17, sesuai dengan umur erza lalu mencium pipi gadis itu.
“Sama-sama kak.” Kata erza pelan sambil menunduk malu.

“yaudah… kita potong kuenya aja gimana?.” Kata restu yang ngiler melihat kue blackforest ukuran gede dengan mupeng.
“oh iya… ayoo..” kata erza semangat sambil lari ke dapur uuntuk mengambil pisau dan beberapa piring-piring kecil.

setelah balik, dia menutup matanya untuk meminta permohonan di umurnya yang sekarang “Ya Allah, makasih sudah memberikan erza banyak kebahagiaan di umur yang sekarang ini. Erza mohon, semoga kebahagiaan ini abadi selamanya. Dan erza mohon, semoga putra, akan selalu ada disamping erza. Karna erza sayang dengan dia. dan tak ingin kehilangannya. Amien.” Harap erza dalam hati.
setelah selesai, dia meniup semua lilin itu dan memotong kuenya untuk dibagikan kepada semuanya.

Setelah berkumpul di rumah erza selama satu jam, mereka pulang ke rumah masing-masing dan tinggallah erza dan putra membereskan “kekacauan” di rumah.
pada saat erza mencuci piring, tiba-tiba putra berada di belakangnya.
“za.. gue punya sesuatu buat elo.” Kata putra.
“apa?.” Kata erza berbalik menatap putra.
putra mengambil tangan kanan erza dan memasangkan cincin berwarna biru malam di jari manis gadis itu. Erza kaget dengan hadiah putra, berusaha melepasnya, tapi ditahan putra.
“ini Cuma hadiah kok za. Bukan cincin tunangan apalagi nikah.  Gue mau ke taman  waktu kita tahun baru itu. Entar susulin satu jam lagi yah. Gue punya hadiah yang lebih buat lo, dandan yang cantik yah. Bye sayang. selamat ulang tahun, semoga panjang umur, gue sayang sama lo erza, hari ini, esok dan selamanya.” Kata putra sambil mencium pipi erza lalu keluar rumah.
erza tersenyum menatap kepergian putra, tapi entah kenapa, hatinya mulai tak tenang dan sebersit perasaan untuk jangan pergi.

putra yang keluar dari rumah erza, tanpa sadar diikuti seseorang di belakangnya.

Selesai beres-beres, erza langsung lari ke kamar untuk berganti pakaian dan dandan secantiknya.
Setelah selesai, dia keluar dari kamar mengenakan dress selutut bergambar bunga-bunga kecil berwarna cerah, secerah hatinya, memakai sepatu flat warna biru dan rambutnyayang terurai dihiasi jepit yang pernah dikasih putra untuknya dan buru-buru keluar dari rumah menuju taman yang dimaksud.

Sepanjang perjalanan, entah kenapa, hati erza semakin tak keruan, dia ingin menelpon putra, tapi takut kalo cowok itu sedang di jalan dan akan mengganggu konsentrasi menyetir. Dia berdoa dalam hati, semoga ini hanya perasaannya saja.

tapi, setiap pertemuan, pasti ada perpisahan yang menyakitkan.

ketika putra selesai membeli bunga tulip kesukaan gadis itu, dia masuk dalam mobil sambil bersiul kemudian menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Di arah berlawanan, ada sebuah mobil jeep oleng dan akhirnya menabrak putra yang sedang memandangi foto erza yang tersenyum, merasa tak siap, putra membanting setir dan akhirnya menabrak sebuah pohon besar yang membuat kepalanya terbentur setir hingga berdarah dan akhirnya pingsan.

“target sudah selesai bos.” Kata pengemudi mobil jepp menelpon seseorang.
“bagus. Sekarang bakar mobil itu dan biarkan dia di dalam. Jangan sampai ada yang tau!.”  kata orang di telpon dengan suara licik.
“baik bos.” Kata pengemudi jepp itu menutup telponnya.

lalu dia turun dari mobil jeppnya sambil membawa jerigen berisi minyak gas, lalu dia menyiram di seluruh mobil putra sampai habis tanpa mempedulikan putra yang sesak napas karna kehabisan oksigen.
Setelah selesai, dia menyalakan korek api dan melemparnya ke mobil putra hingga akhirnya meledak.
setelah yakin putra tak bisa keluar lagi dari kobaran api yang menjilat mobilnya,  dia langsung masuk dalam mobilnya dan meninggalkan tempat kejadian.


                                      ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


            ketika erza hampir sampai, dia mendapat telpon yang sukses membuat dunianya serasa runtuh.
za! Lo dimana? Ini gue Katherine. Putra kecelakaan za! Dia koma! Dia kena luka bakar di sekujur tubuhnya.” Kata Katherine terisak.
Erza yang mendengar telpon itu, langsung shock, lalu berbicara dengan suara terbata-bata, menahan tangis “dia dimana sekarang kath?.” Kata erza.
“lagi di rumah sakit hasan sadikin ruang 324. Cepat za! Waktunya gak lama lagi.” kata Katherine seolah-olah putra akan pergi.
mendengar itu, erza langsung memutar mobilnya dan mengendarainya dengan kecepatan penuh dan perasaan yang campur aduk.

ketika sampai di rumah sakit, dia langsung berlari memasuki ruangan yang dimaksud dan melihat Katherine menangis di pelukan restu. “Katherine, putra kenapa? Jawab gue kath!.” Kata erza dengan suara bergetar.
Katherine memandang erza lama, “gue ditelpon polisi bahwa dia kecelakaan di jalan dengan mobil menabrak pohon dan terbakar. Seluruh tubuh dia kena luka bakar berat, tapi dia masih hidup walau napasnya tinggal satu-satu. Orang tua dia bentar lagi kesini.” Kata Katherine terisak.
mendengar itu, sekujur tubuh erza lemas dan langsung masuk dalam kamar tanpa menghiraukan Katherine memanggil namanya.
ketika dia melihat putra dengan luka bakar di sekujur tubuhnya dan wajahnya ditutupi perban, hidungnya dipasang selang oksigen dan dadanya di pasang alat pendetak jantung, membuat erza mendekati putra sambil bercucuran air mata dan mengguncang tubuh putra yang terdiam kaku.
“putra… please bangun! Lo jangan tinggalin gue disini sendiri! Lo selalu bilang sama gue di saat gue takut, kalo lo akan selalu ada buat gue, akan selalu lindungin gue, dan akan selalu menjaga gue. tapi kenapa lo malah kayak gini?! Lo janji putra! Please bangun! Di saat gue mulai member kesempatan buat lo, kenapa lo malah pengen ninggalin gue?! plese putra, Gue sayang sama lo! gue suka sama lo! bangun buat gue, buat orang yang sayang sama lo disini.” kata erza histeris.

kemudian masuklah Katherine beserta restu, rico dan arny. Mereka melihat erza histeris di samping putra sambil berusaha membangunkannya. Tapi, putra hanya terdiam kaku. Dalam kebisuan dan membiarkan erza nelangsa.

“tiiitttttt.” suara monitor detak jantung putra kini berjalan lurus, tidak berdetak lagi.
mendengar itu, Katherine mendekati erza dan berbisik “dia sudah pergi za. Ikhlasin dia.” kata Katherine menangis.
mendengar itu, erza menatap monitor detak jantung itu dan tak percaya apa yang dilihatnya dan dia alami.
seseorang yang memberi dia banyak warna dihidupnya, mengajarkan tentang banyak hal lewat caranya yang aneh, dan membuatnya merasakan cinta, pergi untuk selamanya.

merasa tak bisa menahan lebih sakit lagi, erza pingsan di pangkuan Katherine.

“Entah, mengapa, hatiku terus gelisah
entah apa yang terjadi
Air mata, ku jatuh tak tertahan
melihatmu terdiam

ternyata kau pergi
ntuk selamanya
tinggalkan diriku
Dan cintaku..

reff : apa kau melihat, dan mendengar
tangis kehilangan dariku
baru saja ku ingin kau tau
perasaanku padamu

mungkin, tuhan, tak ijinkan sekarang
kau dan aku bahagia.”

(bunga citra lestari – saat kau pergi)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar