Laman

Sabtu, 02 Maret 2013

Jatuh Cinta sama Lo?! NO WAY! Part 5


Tiba..tiba….
BLEPP! Mati lampu tengah malam dan hujan lebat di temani petir sukses membuat erza yang parno dengan gelap dan petir  langsung bangun dan teriak sekencang-kencangnya. “arrggggghh!! Mati lampu! Ini lampu emergency kenapa gak nyala coba?! Huaa,,, mamaa.. paapahh…mpok surti.. tolong… huhu.” Kata erza sambil menangis ketakutan dan menelungkupkan wajahnya di kedua tangannya.
putra kaget mendengar erza teriak ketakutan dan menangis, langsung bangun dan menyalakan sentar yang selalu dia letakkan di samping tempat tidur. Kemudian dia keluar dari kamarnya dan mengetuk pintu kamar dengan pelan “Erza… ini gue. elo kenapa?.”
erza yang parno dengan gelap, mendengar bunyi petir menggelegar dan suara pintu kamarnya diketuk membuat dia semakin histeris. Sambil menangis dia berkata “elo siapa? Please.. jangan ganggu gue. gue udah ketakutan, jangan dibikin takut lagi.”
putra yang hampir tertawa melihat seorang erza yang berani menantang dia, selalu sok jagoan  ternyata takut dengan suara petir dan ruangan gelap. Kemudian dia berkata “gue putra za. Elo buka pintu kamar deh. Gue janji gak ngapa-ngapain elo.”
“beneran elo putra? Bukan orang yang nyamar jadi putra?.” Kata erza semakin paranoid
“bukan! Sejak kapan ada orang bisa nyamar jadi cowok seganteng gue? udah lo buka pintu kamar aja deh. Kita ngobrol ampe pagi juga gak ada gunanya.” Kata putra membujuk.
erza yang menyerah dengan keadaan, berusaha mencari handphonenya dan menyalakannya. Kemudian sambil berusaha berjalan menuju pintu, tiba-tiba bunyi petir terdengar lagi dan melihat pantulan kilat di cermin membuat erza langsung tersimpuh di lantai dan berteriak nyaring sambil menutup kedua telinganya dan menangis.
putra yang panic mendengar erza teriak,  mulai gelagapan mencari cara supaya bisa masuk kamar erza dan menenangkan gadis itu,  sebelum dia mendapat ide yang tepat, tiba-tiba pintu kamar sudah terbuka dan erza memeluk dia sambil menangis ketakutan kemudian berkata “huhuhu… gue takutt kaa,,,,,. Aaaaaaaa!!.” Teriak erza histeris karena bunyi petir terdengar nyaring dan semakin mengetatkan pelukannya kepada putra.
putra yang kaget dengan sikap erza, tak ingin buang-buang kesempatan,  langsung mengelus rambut erza dan berusaha menenangkan gadis itu dengan berkata “elo aman sama gue za. Kita tidur yuk?.”
erza menggeleng pelan dan berkata “elo boleh ketawa put, tapi gue takut gelap dan gue gak bisa tidur dalam kegelapan kecuali ada yang temanin gue.”
“gue aja yang temanin elo tidur gimana? Gue gak bakal apa-apain elo kok.”
erza yang kaget dengan usul putra, langsung melepas pelukannya dan berkata “serius lo? Enggak boleh! Pasti lo mau macem-macem?! Iya kan?!.” Tuduh erza
“yaudah kalo elo gak mau. Gue gak maksa kok.” Kata putra sambil pura-pura menjauh meninggalkan erza yang kebingungan.
“Iyaa deh.. elo boleh temanin gue, tapi Cuma temanin ya! Jangan macam-macam!.” Kata erza putus asa.
“nah gitu dong.. ayo kita masuk. Gue bawa senter kok.” Kata putra sambil menuntun erza masuk ke kamarnya.

“Elo tidur aja za. Gak usah mikirin gue.” kata putra tersenyum melihat erza duduk di sisi ranjang sambil memeluk bantal.
“besok kan sekolah. Entar elo ketiduran di kelas lagi.” Kata erza khawatir
“gue mah udah biasa tidur di kelas. Udah elo tidur aja. Gue gak kemana-mana kok.” Kata putra sambil mengacak rambut gadis itu dan duduk di sampingnya.
“yaudah gue tidur dulu ya.” Kata erza sambil menarik selimut dan yang membuat putra kaget, dia tidur menghadap putra sambil memegang tangan kanannya. Putra tersenyum melihat erza bisa tidur pulas dan sesekali menutup kedua telinga gadis itu agar dia tidak terbangun gara-gara bunyi petir.

Selama sejam menunggu, membuat putra tertidur dengan posisi duduk dan bernapas lega karena lampu sudah nyala dan hujan mulai berhenti. Dia menatap gadis itu dan tersenyum “ini cewek manis banget kalo tidur. Kayak semua beban dia hilang. Berat juga dia tidur sendiri dirumah sebesar ini. Gue harus bisa membuat dia selalu marah, tersenyum dan tertawa dan tak ingin ada awan mendung di wajah dia karna gue. gue gak pengen wajah manis dia hilang.” Kata putra dalam hati.
akhirnya dia berhasil melepas tangannya yang “disandera” erza dan dia mencium kening dan pipi gadis itu kemudian keluar dari kamar erza dan menutup pintu.

                                   

Pagi hari….
KRINNGGG!!!!. Bunyi jam weker pukul 5 pagi sukses membangunkan erza dari tidurnya. Sambil mengucek-ngucek matanya, Dia duduk di sisi ranjang sambil mencoba mengingat kejadian semalam.  Setelah ingat, dia membelalakkan matanya “Omigosh! Gue baru ingat kemaren putra temanin gue tidur disini karna gue takut sama petir dan mati lampu! Alamakkk!!!! Pasti dia bakal ledekkin gue deh! Dia pasti bilang gini “suka hujan sampai terjun dari balkon, kok nangis liat petir?.”  Hadduwh!!.” Kata erza dalam hati.

 dia bangkit dari tidur dan mulai membereskan tempat tidurnya kemudian keluar kamar dan melewati kamar putra. Penasaran apa cowok itu sudah bangun apa belum, membuat dia ingin membangunkannya. Tapi ketika sudah mau mengetuk pintu, dia ragu dan berkata “gue bangunin gak yah? Pengennya sih enggak aja jadi dia telat bangun terus gak sekolah deh! Tapi.. gue gak tega.. dia udah nolong gue. masa gue gak balas perbuatan dia?.”
“gue ketok aja deh” kata erza akhirnya. Ketika dia mulai mengetuk pintu, tiba-tiba putra muncul dari balik pintu tanpa mengenakan baju hanya memakai celana boxer warna hitam membuat badannya yang atletis terpampang jelas di hadapan erza.  erza yang kaget, langsung menutup matanya dan berkata “lo gila apa keluar dari kamar gak pake baju?! Lo kira ini rumah elo apa jadi seenaknya gak pake baju?! Ayo pakai!.” Sambil masuk ke kamar putra dan membuka lemari baju kemudian melemparkan baju kaos tepat di badan putra.
“gue mau make kok. Asal elo yang makein gimana?.” Kata putra dengan evil smile.
“lo gila apa sinting? Umur elo itu lebih tua dari gue setaun! Masa elo minta makein baju ma gue?! emang gue emak lo apa?! Pake sendiri!.” Kata erza menolak mentah-mentah.
“yasudah kalau gitu.” Kata putra cuek sambil berjalan mendekati erza dan membuat gadis itu panic sambil berjalan mundur dan akhirnya terjatuh di ranjang.
melihat itu, putra langsung berada di tepat di atas tubuh erza dengan menggunakan kedua tangannya di kiri kanan erza sebagai menopang tubuhnya agar tidak jatuh dan menimpa erza yang sudah pucat pasi melihat tingkahnya. Kemudian dia mendekatkan wajahnya ke leher erza yang menegang kemudian meniupnya lembut sampai ke dagu erza dan berkata “elo kemarin manis juga yah kalo tidur. Bagaimana kalo kita tidur sekamar aja? Kan enak tuh gue bisa peluk kalo elo takut ama petir. Hahaha.. kayaknya gue udah tau kelemahan elo deh.” Kemudian menghembuskan napasnya kembali di leher erza dan meniup lembut telinganya.
“udah deh. Lepasin gue kenapa?! Gue gak suka diginiin!.” Kata erza sambil berusaha mendorong tubuh putra menjauh dari dirinya tapi tidak berhasil karna putra terlalu kuat.
merasa gak berhasil dan gak punya cara lain, erza mengangkat kaki satunya yang menggantung di ujung ranjang dan menendang putra dengan lututnya. Putra yang tak siap dengan serangan erza, langsung terjatuh dan hampir menindih erza kalau saja gadis itu tidak cepat-cepat berguling dan menutup pintu kamar putra sambil berteriak histeris. Putra yang kesakitan karna perutnya di tendang erza, Cuma bisa nyengir kuda sambil berteriak “Elo boleh nendang gue za! Tapi elo gak selamat dari gue! elo gak bisa hindarin gue walaupun elo ingin!.”
“bodo! Yang penting gue selamat dari amukan cowok mesum kayak elo!.” Sahut erza dari kamar sebelah.

setelah selesai mandi di kamar masing-masing, erza bersiap-siap memakai baju sekolah dan dandan cantik. Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah kotak berwarna putih. Penasaran dengan isinya, dia mengambil kotak itu kemudian membukanya. Di dalam kotak tersebut ada jepit rambut bergambar kupu-kupu berwarna biru malam yang sangat indah. Kemudian dia melihat sebuah surat kecil di kotak itu dan membacanya “lo harus pake tuh jepit. Kalo kagak.. jangan harep lo selamat hari ini dan seterusnya.”
 “kalo gue gak make emang bakal kiamat gitu? Seenaknya aja maksa orang!.” Gerutu erza kemudian meletakkan jepit itu di dalam kotak dan menaruhnya dalam laci.

Setelah selesai, dia keluar dari kamar dan kaget melihat putra sudah duduk manis di meja makan sambil makan roti gandum. Sambil berdoa semoga dia selamat hari ini, dia ke dapur untuk bikin minuman susu kesukaannya kemudian duduk berjauhan supaya bisa kabur kalau putra mengejarnya.
“lo gak masak za?.” Tanya putra melihat erza asyik mengoles selai nya di roti gandum
“elo mau gue masak apa?.”
“masak nasi dong! Masa masak batu?! Gue gak biasa sarapan roti. Ayoo bikinin gue nasi goreng sebagai ganti elo nendang gue pagi tadi!.” Kata putra.
“elo kira masak nasi itu gampang?! Liat jam dong tuan! Itu sudah jam stengah 6! Kalau gue masak nasi buat cowok sengak macam elo, bakal makan waktu satu jam! Belum lagi gue bikinin nasi goreng buat elo! bakal terlambat ke sekolah! Syukurin yang ada aja kenapa?! Siapa suruh elo kayak gitu ama gue pagi tadi?!.” Kata erza sewot sambil meminum susunya.
“elo juga kenapa berdiri di depan kamar gue?! pengen masuk juga kan? Ayoo deh.. ngaku aja non.” Kata putra sambil kedipkan matanya nakal.
erza  tersedak mendengar apa yang putra katakan, sambil mengatur napas dia berkata “apa?! Gue pengen masuk kamar elo?! ogah! Gue itu baru bangun and pengen mastiin elo udah bangun apa belum! Tau gitu, gue gak akan bangunin elo! biar telat! Udah, gue duluan cabut sekolah. Elo bawa kunci rumah aja. Soalnya gue ada 2 kursus malam ini sampai jam delapan.” Kata erza sambil ngeloyor pergi.

putra yang tak ingin erza kabur, langsung mengejar dan menangkap tangan gadis itu sambil mengunci rumah kemudian menuju mobilnya. “elo ikut gue. mana kunci mobil lo?.” Kata putra dengan tangan satunya menagih kunci mobil erza.
“enggak! Entar mobil gue rusak lagi kalo elo yang megang. Lepasin gak? Atau lo mau gue injek lagi?.” Ancam erza
“mau injek kek, mau jitak kek, pokoknya elo harus ikut!.”
“maksa bener jadi cowok deh!.” Kata erza sambil menyikut tulang rusuk putra membuat cowok itu kesakitan dan dia langsung kabur membawa mobilnya menuju sekolah.

“erzaa!!!! Awas lo!.” Teriak putra sambil memegang tulang rusuknya yang nyeri disikut erza kemudian menuju mobilnya untuk pergi ke sekolah

Sesampai di sekolah, putra yang terlambat beberapa menit dari erza, langsung memarkir mobilnya di bawah pohon beringin dan pergi ke kelas erza sambil berlari.

erza yang sedang ngobrol dengan teman-temannya, entah kenapa melihat kearah tangga dan kaget melihat putra ngos-ngosan naik tangga sambil melihat dirinya dengan tatapan tajam. Spontan, dia langsung lari ke kelas dan berteriak “Dindaaa!! Tolongin gue! gue dikejar orang gila!.”. sambil sembunyi di belakang tubuh dinda yang bingung dengan tingkahnya.

putra ngos-ngosan di depan pintu kelas, tersenyum menang melihat erza pucat pasi bersembunyi di belakang dinda. Kemudian dia berjalan santai mendekati dinda dan berkata “ din, gue boleh ngomong ama orang yang ngumpet di belakang elo gak? Penting banget ini. Tolong ya.” Sambil mengeluarkan senyum andalannya apabila sedang membujuk cewek.
dinda yang luluh akan senyumannya, langsung dicubit pinggangnya oleh erza, sambil mendesis dia berkata “Elo rela din liat temen sebangku lo selama setahun bakal mati ditangan cowok berwujud iblis kayak dia?! Haduh din,, jangan jual gue.”
“Elo ama dia kenapa sih?! Udah deh, omongin aja napa masalah kalian itu! gausah main umpet-umpetan kayak gini!.” Sungut dinda
“kok elo gitu sih din?! Elo itu harus dukung gue! lindungin gue! bukan malah nyuruh gue omong baik-baik ama cowok macam dia!.”
“gue gimana mau lindungin elo kalo elo aja datang-datang langsung ngumpet di belakang gue?!.” kata dinda sewot
“boleh ka. Silahkan aja ngobrol ama erza. udah sono lo za.” Kata dinda sambil menarik erza dari belakang tubuhnya.
putra yang tersenyum menang, langsung menarik erza sambil berterima kasih kepada dinda menuju taman belakang sekolah tanpa menghiraukan sumpah-serapah erza dan perhatian anak-anak lain yang tertuju kea rah mereka berdua.

Setelah sampai di taman belakang, putra melepaskan cekalan tangannya dan berdiri di depan erza sambil menahan kedua tangannya di tembok agar erza tak kabur. Kemudian berbisik “elo kapan nyerah sama gue za? Gue minta baik-baik, elo malah kasarin gue. emang berat banget ya jepit rambut yang gue kasih ama elo itu sampai elo ga pernah mau makai?.”
“gue gak akan pernah nyerah sama elo! elo itu bukan minta baik-baik! Tapi maksa! Wah….. berat sih kagak put, Cuma gue kagak ridho aja memakai pemberian elo. takutnya entar ada pelet terus gue tergila-gila ama elo.” kata erza sambil menyeringai.
“gak jaman gue pelet tuh jepit rambut terus gue kasih ke elo. pagi ini gue dapat dua pukulan dari elo za. Seharusnya gue harus dapat ganti rugi dong dari perbuatan elo.” kata putra sambil memilin rambut panjang erza.
“Elo emang pantes kok dapat itu dari gue! elo nyentuh gue sekedar nafsu aja kan?! Dijodohin aja elo kayak gini am ague, gimana kalau tunangan beneran? Gak berani gue bayangin! Udah lo pergi sana!.” Kata erza sambil mendorong putra menjauh dan meninggalkannya.

putra melihat erza meninggalkannya, reflex menarik erza dan memeluknya. Kemudian dia berbisik “elo boleh ngomong benci sama gue, ngomong sesuka hati elo sampai lo puas. Tapi, jangan pernah ada niat sedikitpun untuk lo tinggalin gue. karna, gue gak akan pernah ninggalin elo sampai gue punya alasan kuat kenapa gue harus ninggalin elo.” dan melepas pelukannya kemudian pergi ninggalin erza yang terdiam karna ucapannya.
“dia kenapa? Apa karena omongan gue kasar ?tapi dia bikin gue jengkel!.” Gerutu erza dalam hati.
sadar diam tak memberi solusi, erza pergi meninggalkan taman masih dengan pikiran bertanya-tanya.

Sesampai di kelas…
“pengumuman bagi semua anggota OSIS di harapkan kumpul di ruang rapat sekarang juga! Tidak ada kata kecuali! Sekali lagi, bagi semua anggota OSIS di harapkan kumpul di ruang rapat sekarang juga. Terima kasih.” Terdengar suara Rico jelas memberi pengumuman yang sukses bikin Arny jumpalitan.

erza yang baru masuk ke dalam kelas, menghela napas mendengar pengumuman itu  dan berkata kepada dua temannya yang asyik arisan. “woyy kalian berdua! Gak dengar apa tuh bunyi pengumuman? Ayooooo!!.” Sambil menarik mereka keluar dari kelas.

di ruang rapat……
Arny yang sedari tadi jumpalitan karna rico ada di seberangnya Cuma bisa menunduk dalemmmm banget kayak belalang sembah mau di pancung. Putra yang melihat tingkah arny yang nunduk dan rico yang sedari tadi grogi gak keruan, tak urung membuat dia hampir tertawa ngakak. Rico yang melihat tingkah aneh putra, langsung menginjak kaki cowok itu keras-keras kemudian membuka rapat tanpa mempedulikan tatapan sinis putra “ nah, gue gak ingin basa-basi, Cuma langsung to the point aja. Kalian semua kan tau masa jabatan kami semua akan habis karna bentar lagi kami hadapin UN, dan kalian semua juga tau kan, setiap taun OSIS pasti menyelenggarakan acara akbar untuk perpisahan kecil-kecilan ini. Gue pengen banget sekolah kita mengadakan drama sekolah, soalnya tiap taun kan kita selalu mengadakan kalau gak bazaar ya festival music. Apa diantara kalian ada yang punya usul pengen ngadain drama apa? Terserah drama apa, kami gak batasin. Yak Novi, lo mau kasih usul apa?.” Kata rico sambil menunjuk novi yang angkat tangan
“bagaimana kalau drama tentang dongeng? Gue yakin, pasti disini masih suka banget baca dongeng *sambil nunjuk author* dan mengkhayal pengen jadi salah satu tokoh dari dongeng tersebut.”
“usulan lo bagus. Ada yang mau usulin pengen dongeng apa?.” Kata restu.
“bagaimana kalau dongeng tentang putri tidur? Gue tau ini kekanakan, tapi  kayaknya banyak deh di antara kita disini biar udah gede masih ada sedikit hasrat untuk memainkan drama itu. bagaimana?.” Kata erza mengusulkan.
“ada usul lain?.” Kata putra sambil menatap erza.
para anggota Osis pada kasak-kusuk mendengar usulan itu, kemudian arny mengangkat tangan yang langsung di respon baik oleh rico “gue setuju dengan usul mereka berdua, tapi siapa yang akan memerankan adegan tersebut? Mengingat ini baru taun pertama kita mengadakan drama.”
“karna ini acara perpisahan OSIS, gue pengennya semua anggota OSIS disini terlibat mulai dari hal yang paling kecil banget sampai hal yang besar, seperti pemain. Jadi kayak ada sebuah kenang-kenangan gitu.  Bahwa di taun kami terakhir menjabat, kami masih bisa memberikan sesuatu untuk dikenang. Bagaimana?.” Balas rico sambil menatap Arny yang tersipu malu.
“ok deh. Sekarang siapa yang setuju bahwa tahun ini mengadakan drama musical putri tidur , tolong angkat tangannya.” Kata putra dengan suara tegas
semua anggota OSIS mengangkat tangannya tanda setuju membuat putra tersenyum puas dan berkata “sekarang, siapa yang sukarela memilih beberapa dari kami untuk memerankan adegan putri tidur?.”
“bagaimana kalo gue aja put? Gue kan ketua teater jadi gue tau dong soal beginian.” Kata Selly mengacungkan tangannya
“ok deh. Entar elo kasih ke gue daftar nama pemainnya terus pajang di Mading pas pulang sekolah. Tapi semua pemainnya harus anggota osis. Jelas sel?.” Kata putra.
“tenang aja put. Entar gue sama Monik akan nyeleksi. Lo terima beres aja deh. Terus yang nulis naskah siapa?.” tanya Selly
“gue aja sel yang nulis naskah. Kan keren menulis naskah dongeng.” Kata Monik sambil tersenyum
“kalo begitu, semuanya beres sekarang. Kita punya waktu satu bulan untuk latihan dan menyiapkan drama ini. Sekarang kalian bisa balik ke kelas.” Kata putra tersenyum.

erza yang mendengar rapat sudah selesai, langsung keluar bareng anggota osis yang lain untuk ke kelas masing-masing.

setelah rapat…
“nurut elo siapa yang cocok peranin jadi tujuh peri mon?.” tanya selly setelah semua anggota Osis keluar kecuali putra cs
“bagaimana kalau Novi,dinda,gue,shabrina,resta,Jessica ama dilla?.” Usul monik
elo pada setuju gak?.”  Tanya selly sambil melirik putra yang sibuk kasak-kusuk mencari sesuatu dalam tasnya. Setelah ketemu apa yang dia dapat, dia tersenyum dan menatap selly yang melotot,
“gue setuju aja sih. Soalnya soal milih pemain gue gak jago sel. Jadi gue terima bersih aja. Gue kan percaya ama elo.” kata putra sambil menepuk pundak selly.
“huh! Dasar lo put! terus jadi peri jahat yang mengutuk putri itu siapa yang mau di antara elo calonin itu mon?.”
“gue aja deh sel. Gue kan spesialis dalam kutuk-mengutuk orang sel. Hahahahaha.” Tawa monik nyaring
“cocok aja sel dengan wajah dia, muka penyihir jahat. Apalagi cara ketawa dia itu, dijamin pada lari yang denger, habis sama dengan saudarinya sih. Hahahahaa.” Ejek restu yang langsung dilempar monik bantal kursi yang ada disampingnya
“terus yang jadi orang tua putri itu siapa sel?.” Tanya rico yang sedari tadi diam mendengarkan.
“bagaimana kalo elo sama arny aja?.” Usul restu tiba-tiba
“arny? Iya tuh betul! Arny Debora kan? Dia dulu adek kelas gue di ekskul teater. Bagus banget acting dia. Keliatan natural gitu. Elo kan anggota teater juga ric. Udah deh elo aja yah? Gak ada calon lagi nih.” Bujuk selly
“gue ama arny? Aseekkkk!!!.” Kata rico riang dalam hati.
“kok gue? terus restu sama putra jadi apa dong?  Jadi Pohon?.” Kata rico gak terima melihat kedua temannya tidak mendapatkan adegan apa-apa.
“restu ama putra gampang aja ric. Nah sekarang, siapa pemeran utama cowoknya?.” Tanya selly
“bagaimana kalo…..” kata rico sambil natap putra yang asyik baca novel dan tak menyadari semua mata tertuju padanya
“hahahahaa..  boleh juga usul lo ric. Tapi kenapa lo nyalonin tuh cowok? Tanya selly
“lo kayak gak tau reputasi putra aja sel. Diibaratin kalo Indonesia pake system kerajaan, pasti banyak yang pengen nikah sama dia. Dia itu “pangeran’’ sekolah kita sel.” Sahut monik
hahahhaaa.. jadi kalian bilang dia cocok untuk jadi pangeran? Ok deh. Tapi  pemeram utamanya cewek siapa ric?.” Pancing selly
“erza aja cocok sel! Kan dimana erza, pasti ada putra.  Kalo elo mon? sel? Ric? Setuju?” Tanya restu.
“gue sih setuju aja kalo erza jadi putrinya, secara, menurut dongeng yang gue baca, putrid tidur itu cantik, jago alat music, mepunyai suara indah, periang dan jago menari. Erza punya semua criteria itu.” jelas rico panjang lebar
“gue stuju juga tuh apa kata rico.” Kata selly dan Monik.
elo put? Setuju gak? Jangan asyik baca novel aja lo.” Kata restu.
“Apa kata lo pada deh. Gue nurut aja.” Kata putra cuek sambil membaca novel.
“ok deh! Semua sudah beres! Entar gue bantuin monik bikin naskah dialog. Palingan minggu depan udah gue sebarin ma kalian. Sisanya yang gak kepilih akan jadi pemeran pembantu. Jelas? Put.. lo setuju kan?! Kok lo asyik sendiri sih?!.” Tanya selly jengkel
“apa? Oh soal tadi.. gue liat dong nama pemainnya.. apa?! Gue sama erza jadi pemeran utama? Siapa yang usulin ini?!.” Kata putra kaget
“Salah lo sendiri tadi Cuma main iya aja waktu gue tanya. Gak usah sok kaget deh. Bilang aja elo setuju kan dipasangin sama erza?.” colek rico
“hahahaha.. tau aja lo. Cuma gue gak yakin aja kalo usul dia bakal jadi senjata makan tuan. Oke deh. Pajang di madding sekarang ya. Sekarang udah jam pulang kan? Gue cabut dulu. Bye.” Kata putra sambil keluar membawa novel diikuti oleh selly dan monik dibelakangnya.
“gak bisa bayangin gue kalo erza tau dia bakal pentas sama putra. Moga tabah aja tuh cewek.” Kata rico prihatin
“iya ric. Tapi sekarang elo ada kesempatan kan dekat sama arny? Gak ada alasan untuk lo gak deketin dia ric. Kalo elo sia-siain kesempatan emas itu, gue yang pacarin arny.  Hahahaha.” Kata restu keluar dari ruangan diikuti oleh jitakan rico.

                        
Sepulang sekolah terjadi kehebohan..
“APA?! Erza sama putra jadi pemeran utama putri tidur dan pangeran?! Gue pengen!.” Histeris cewek-cewek pemuja putra di depan madding
“what?! Eh liat juga nih. Arny sama enrico bakal jadi raja dan ratu di drama itu! huaaaa.. bener-bener deh!.” Teriak seorang cewek yang memancing teriakan penuh merana oleh yang lain.

Erza, Arny dan Dinda yang baru saja keluar dari kelas, bingung melihat kerumunan penuh merana di depan madding, penasaran apa yang terjadi, dia mendekati madding yang langsung diikuti tatapan iri, jengkel, dan sejuta perasaan aneh lainnya  tertuju kepada mereka termasuk arny yang tak pernah nyari masalah.
susah payah mendekati madding dan membaca pengumuman tersebut, membuat erza hampir pingsan melihat pengumuman itu, dinda yang kegirangan dan arny yang bengong sebengongnya sambil merobek kertas itu untuk melihat lebih jelas.
                                               
                                                   
                                                      PENGUMUMAN!
sehubungan dengan berakhirnya masa jabatan OSIS tahun 2010-2011, kami akan mengadakan sebuah drama musical yang berjudul Putri Tidur dan akan diselenggarakan pada tanggal 12 januari 2012. Berikut ini adalah nama pemain yang beruntung mendapatkan peran tersebut antara lain :

Putri Tidur                                        : Erza Noor Asifa  XI IPA 1

Pangeran                                          : Putra Eduardo Pradipta XII IPA 1

Ratu                                                   : Arny Debora XI IPA 1

Raja                                                    : Erico Andrian XII IPA 1

Kakek bijak                                      : Restu Shahab Prasetya XII IPA 1

tujuh peri                                         : dinda XI IPA 1
                                                            - Novi XI IPS 1
                                                            - Shabrina XI IPS 1
                                                            - Monik XII IPA 1
                                                                        - Resta XI IPS 1
                                                                        - Jessica XI IPA 2
                                                                        - Dilla XI IPS 2

Penyihir Jahat                                             : Monik XII IPA 2

peran pembantu :                          :  semua anggota OSIS.

oleh karna itu, karna ini acara terakhir Osis angkatan 2010-2011, kami mohon dengan sangat kepada semua anggota osis untuk ikut membantu demi kesuksesan acara drama pertama kita. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih

Osis sesi kebudayaan

Selly Permata Maharani

erza yang masih shock, merebut kertas yang dipegang Arny kemudian dia memandang kertas itu dengan tatapan ngeri  “apa?! Tau begini gue gak bakal ngusulin judul apa-apa! Kok jadi senjata makan tuan sih?! Gue mending jadi pohon, jadi bangunan, atau jadi apa kek daripada jadi pemeran utama dan bersanding sama sengak! Ada udang di balik panci ini! Pasti dia yang usulin! Yakin gue!.” gerutu erza dalam hati
“guys, gue pulang dulu ya.lo pelototin ampe jungkir tuh bola mata gak bakal berubah tuh pengumuman arny, lo terima kenyataan aja deh berpasangan dengan pujaan hati elo. bye.” Kata erza

“gue gak nyangka aja bakal dipasangin ama rico! Huaa!!!!! Gue seneng erza!!!!! akhirnya gue punya kesempatan dekat ama dia!.” Kata arny jingkrak-jingkrak sambil memeluk erza.
“gue juga! Akhirnya gue punya kesempatan jadi salah satu pemain inti! Huaaaa…. Lo beruntung banget za berpasangan sama putra! Nanti pas adegan terakhir kalian akan…….. huaaaa!! Gue gak sabar main! Gak sabar latihan! Gak sabar semuanya!.” Kata dinda ikut-ikutan meluk erza yang gak bisa napas karna dipeluk arny
“huaaaaa!! Lo pada jangan gila deh! Udah lepas-lepas! Gue gak bisa napas!.” Kata erza teriak.
“ sorry.” Kata mereka cekikikan sambil melepas pelukannya.
“eh bentar din, emang akhir cerita putri tidur apa? Gue lupa.” Kata erza.
“elo yang usulin, masa elo yang lupa? Akhir ceritanya itu entar pangeran tampan menghapus kutukan itu dengan cara mencium bibir sang putri. Kemudian mereka menikah dan bahagia selamanya.  Nah entar endingnya itu lo bakal dicium putra di bibir di tengah panggung pada saat tidur! Gue mau!!.” Teriak dinda histeris
“APA?! Enggak! Enggak dan bakalan enggak!.” Kata erza histeris sambil lari menuju mobilnya dan meninggalkan mereka yang bingung dengan tingkah erza.
“gue salah ngomong ny jadi erza gitu?.” Tanya dinda sambil menatap erza pergi dengan kening berkerut.
“enggak kok. Dia aja histeris sendiri. Kita pulang aja yuk.”

sesampai dirumah…
“putra! Lo dimana?! Tanggung jawab lo!.” Teriak erza  setelah sampai rumah dan mencari putra sambil berteriak.
“lo kenapa sih? Datang sekolah langsung teriak! Benjol nih kepala gue gara-gara jatuh dari ranjang gara-gara elo teriak! Gue ngantuk tuan putri..” kata putra sambil garuk-garuk kepala dengan rambut acak-acakan.
“elo usulin gue jadi putri tidur kan supaya elo bisa berpasangan dengan gue?! gue gak mau!.” Teriak erza sambil mendekati putra dengan mata melotot.
“gue gak usulin kok. Justru mereka usulin gue jadi pangeran dan waktu nyari peran putrinya,  restu ngusulin elo jadi putrinya karna elo cocok. Yaudah deh.” Jawab putra santai.
“terus kenapa elo mau hah?! Elo bisa nyaranin cewek lain buat jadi putri tidur! Gue keberatan!.” Kata erza protes
“gue paling gak jago disuruh rekomendasiin siapa yang cocok urusan beginian, kalo mereka nyaranin elo, berarti elo memang cocok. Terus elo keberatan ma gue emang ngaruh tuh keputusan? Enggak sayang. Terima nasib aja deh. Cewek-cewek aja mau jadi putri tidur buat gue, masa elo yang dikasih kesempatan Cuma-Cuma malah gak terima? Udah gue ngantuk.” Kata putra masuk kamarnya meninggalkan erza yang berteriak “PUTRA! GUE GAK SUDI FIRST KISS GUE ILANG KARNA DRAMA ITU!.”  teriak erza nyaring, sadar dia ngomong apa, erza menutup mulutnya dengan mata melotot“opssss! Gue ngomong apa?! Haduh bego lo za! Nyari masalah namanya.” Keluh erza dalam hati.

putra yang mendengar teriakan erza di luar, mendadak ilang ngantuknya kemudian keluar dari kamar sambil menyeringai “ oh jadi elo protes am ague karna itu ya? Menarik juga.” Kata putra sambil mendekati erza kemudian menggendong gadis itu masuk ke kamarnya tanpa mempedulikan teriakan erza yang bergema di telinganya.


kira-kira erza bakal diapain ya dikamar? Ok deh segini dulu ya… entar part 6 spesial banget soalnya. Ok deh see yaaa *kabur sebelum ditimpuk*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar