Laman

Sabtu, 02 Maret 2013

Jatuh Cinta sama Lo?! No Way! Part 4




"Serumah denganmu adalah neraka bagiku."





“Apa tante? Erza enggak salah dengar kan?.” Kata erza shock sambil berharap dia salah dengar.
“sayangnya kamu enggak salah dengar sayang. Lagipula, ini kan demi kamu juga sayang. Kamu itu cewek. Biarpun kamu kuat, tetep aja kamu kalah dibandingkan dengan kekuatan cowok. Tante ingin putra temenin kamu disini entah sampai kapan itu terserah putra. Bagaimana?.” Kata tante putra dengan mimic serius.
“satu rumah dengan cowok sengak ini? Astaga! Mimpi apa gue semalam jadi kayak gini?! Satu sekolah saja udah bikin gue pengen bunuh diri, apalagi kalau satu rumah! 24 jam ketemu! Hidup gue bakal dibatasin! Tidakkkkk!!!.” Teriak Erza frustasi.
“bentar tante,,, erza boleh ngomong sama putra sebentar di belakang?.” Kata erza sambil berdiri
“boleh kok eza. Silahkan saja.” Kata mama putra tersenyum

mendengar itu, erza langsung berbisik di telinga putra yang ada duduk disampingnya “ gue mau ngomong sama elo di belakang. Sekarang juga.” Setelah itu pergi menuju taman belakang.
mendengar itu, putra tersenyum dan langsung menyusul erza ke taman belakang dan  melihat erza duduk termenung di ayunan sambil menatap kolam, putra mendekatinya dan berkata “lo mau ngomong apa?.”
“gue pengen elo enggak setuju soal permintaan gila nyokap elo! Gue gak mungkin serumah sama elo! Gue bisa jaga diri gue sendiri, please kak. Gue mohon.” Kata erza memohon.
“gue gak bisa tulusin permintaan elo za. Karena gue pengen ngejaga elo. elo mau nyokap bokap elo khawatir di negeri orang kalau dengar elo kenapa-kenapa? Ingat, gue adalah calon tunangan elo dan gue wajib ngelakuin apa yang gue rasa benar selama itu gak ngerugiin gue.”
“sebelum gue setuju dengan perjodohan ini, gue enggak kenapa-kenapa kan? Padahal gue tinggal sendiri! Bagi elo itu benar dan tak merugiin elo, tapi bagi gue, itu salah dan sangat merugikan gue! elo gak mikir apa dampaknya kalau satu sekolah tau kita dijodohin dan elo tinggal dirumah gue?! gue bakal naroh muka dimana Tuan Putra Eduardo Pradipta yang terhormat?.” Kata erza sengit.
“pokoknya keputusan gue bulat, gue akan tinggal dirumah elo. titik! Kalau perlu, gue bakal bujuk nyokap elo agar gue bisa tinggal berdua sama elo,  Dan gue janji gue gak akan bilang sama siapa-siapa kecuali Rico dan Restu soal hubungan ini dan kita tinggal serumah. Jelas nyonya Erza Noor Assifa yang paling gue sayangi?.” Kata putra dengan mimic puas.
“terserah lo deh!.” Kata erza pergi ninggalkan putra dengan hati penuh dongkol dan masuk ke kamarnya sambil membanting pintu tanpa mempedulikan tatapan heran dari keluarga Putra dan tatapan maklum dari orang tua Erza.

“putra, erza kenapa? Kok dia jengkel begitu? Kamu berantem sama dia?.” Kata mama putra heran ketika melihat anaknya masuk ke ruang makan dengan penuh senyum kemenangan.
“biasa ma. Entar dia baik sendiri kok. Iya kan tante?.” Kata putra sambil menatap mamanya Erza.
“iya Jenni. Entar Erza baik sendiri kok. Enggak usah dipikirkan.” Kata mamanya mencoba tersenyum dan mencoba mngalihkan pembicaraan.

Selama satu jam mereka berbicara, mamanya putra berkata “sudah jam 10 malam ini. Pah? Bagaimana? Sudah selesai kan? Maaf meizsa kalau kedatanganku merepotkan kalian terutama erza. Sekalian aku mau ngabarin kalau aku besok bakal balik ke jerman dengan Mark. Jaga diri kalian baik-baik ya.” Sambil cipika-cipiki dengan mamanya erza.
Setelah selesai pamitan, mama putra dan ayahnya berjalan duluan menuju mobilnya, putra mendekati mamanya erza dan berkata “tante, putra boleh minta tolong tidak?.”
“minta tolong apa putra?.”
“putra pengen menjaga erza tante, putra pengen tinggal dirumah tante dengan erza. Kalau erza enggak mau, dia bisa tinggal dirumah putra. Putra janji gak akan ngapa-ngapain erza. Bagaimana tante?.”
“tante sebenarnya setuju saja, mengingat erza sebenarnya sering sakit karena kecapekan les dan tante sering khawatir dengan dia. Kalau ada kamu kan tante bisa tenang sedikit. Cuma, masalahnya ya erza mau atau tidak. Nanti tante akan bujuk dia. Kamu tenang saja.” Kata mama erza tersenyum
“baik tante. Kalau gitu putra permisi dulu. Salam buat erza.” Kata putra membalas senyuman mamanya erza dan berjalan menuju mobil.

setelah mereka pulang, mama erza berkata pada suaminya “bagaimana nurut ayah? Kita terima tidak tawaran keluarga putra? Aku kadang khawatir dengan erza tinggal di sini sendiri tanpa ada sanak saudara kita yah.”
“ayah sih terima saja sayang, tapi semua keputusan ada di tangan Erza. Lagipula Putra itu kalau ayah liat baik kok. Ayah yakin dia enggak akan menyentuh erza sebelum umurnya.”
“kalau begitu, aku ke kamar erza dulu yah buat yakinin dia. Soalnya kan besok kita balik lagi ke singapura.” Kata mamanya mengingatkan sambil menuju kamar erza.

“erza.. buka pintunya sayang. Mama mau ngomong.” Kata mama erza sambil mengetuk pintu
“kalau mama mau ngomongin soal tadi, erza enggak akan mau ma!.”
“buka pintunya sayang… kita ngobrolin saja dulu.” Kata mamanya lembut.

Erza membuka pintu kamarnya dengan pakaian dress yang sudah berubah menjadi tanktop berwarna putih dan memakai celana rumah pendek dan rambut acak-acakan. Kemudian dia berkata “mama mau bujukin erza kan?.”
“mama Cuma mau ngasih tau saja kalau besok mama dan papah akan balik ke singapura. Mama Cuma pengen kamu mikirkan tawaran tante Jenni. Mama rasa putra anak yang baik kok. Kamu jangan selalu menatap dia dengan pandangan negative kamu. Coba lihat dia dengan pandangan positif. Mama rasa dia suka dengan kamu dan pengen melindungin kamu. Kamu tau, mama kadang tidak tenang ninggalin kamu disini, tapi kamu selalu tidak mau diajak pindah ke singapura. Kalau ada putra kan mama dan papah bisa tenang sayang. Mama tau kamu bisa karate, tapi, bagaimana bila ada sekelompok maling masuk ke dalam rumah ini terus memperkosa kamu? Mama bukan mau nakutin lo.. Cuma ngasih gambaran saja. Semua keputusan ada di tangan kamu. Mama enggak bisa ikut campur. Sekarang kamu tidur yah.” Kata mamanya sambil mengelus kepala erza dan menutup pintu.

mendengar penjelasan mamanya tadi, erza membuka pintu balkon yang pemandangan bawahnya ada sebuah kolam renang dan dia sering loncat dari balkon kamarnya itu untuk berenang kalau sedang malas turun. Selain kamar erza, ada sebuah kamar tamu yang mempunyai balkon dan akses yang strategis untuk loncat indah ke kolam renang. Sambil termenung, erza berkata dalam hati “gue harus gimana? Gue benci ngakuin ini, tapi omongan nyokap gue itu benar. Tapi kenapa di antara sekian banyak cowok di muka bumi ini, kenapa harus putra?!.”
Merasa tidak ada jalan lain, erza menghela napas berat dan menutup pintu balkon kemudian tidur.

                               

keesokan harinya…

“bagaimana sayang? Kamu terima tidak tawaran tante Jenni?.” Kata mamanya pada saat makan pagi.
“terpaksa deh ma eza terima, daripada mama khawatir dengan eza disana.” Kata eza lesu sambil memakan rotinya.
“oh iya, mama baru ingat, mpok surti pengennya kayak dulu lagi za. Pengen tiap sore pulang ke rumah dia dan pagi datang lagi kesini jam 6pagi. Bagaimana? Kamu bisa masak kan?.”
“Apa?! Jadi eza Cuma berdua dengan putra dirumah kalau malam?! Mama enggak bercanda kan?.” Kta eza kaget.
“mama enggak bercanda kok. Memangnya kenapa? Toh mama yakin dia enggak akan ngapa-ngapain kamu. Kalau misalnya dia nyentuh kamu, tinju aja sampai bonyok. Hahahaa.” Kata mamanya sambil memperagakan gerakan tinju.
melihat itu, erza tertawa dan berkata “ terserah mama aja deh. Eza berangkat dulu ya. Hati-hati ma. Kalau sudah sampai di singapura sms aja eza. Ngomong-ngomong ayah mana ma? Kok daritadi gak keliatan?.”
“Ada kok lagi mandi. Udah kamu sekolah sana. Entar telat. Hati-hati ya sayang. Salam buat putra kalau ketemu entar.” Kata mamanya tertawa melihat anaknya mencibir.
“salam sama dia? Ogah bener! Kalau salam kematian buat dia sih gue ok aja.malah gue orang pertama yang beri salam itu. Tapi kalau salam dari nyokap gue tersayang?! Gede kepala tuh anak!.” Batin erza dongkol.
“gak janji lo ma.” Bisik erza ketika menjalankan mobilnya dan ngebut menuju sekolah.

sesampai di sekolah…
erza yang buru-buru masuk kelas kaget melihat tempat duduknya diduduki oleh cowok yang dari dulu pengen dia lempar ke kandang buaya saking jengkelnya. “ini cowok ngapain lagi duduk di tempat gue?! hobi bener bikin gue ubanan dini karena marahin dia.-,-“ * dongkol erza dalam hati.
“elo ngapain duduk disini? Pengen jadi anak kelas 2 lagi lo? Pagi-pagi jangan bikin gue emosi dong!.” Kata erza dongkol.
mendengar erza marah-marah, membuat putra tersenyum dan berkata “duileee… jangan marah dong sayang. Entar cepat tua lagi. Gue kan pengen ngasih ucapan selamat pagi aja buat elo.
Guten Morgen mein Schatz (Selamat pagi sayangku).” Kata putra sambil berdiri dari tempat duduk erza dan mencium keningnya kemudian mendekatkan wajahnya di telinga erza dan berbisik “bagaimana tawarannya sayang? Apa gue bisa tinggal dirumah elo?.” kemudian meniup telinga erza sehingga gadis itu tegang.

Erza mengigit bibirnya tanda dia gugup dengan perlakuan putra, kemudian mendongkakkan kepala dan berkata “elo boleh tinggal dirumah gue. tapi ada syaratnya! Dan elo jangan pernah berpikir kalau gue mau ngelakuin ini karna gue luluh! Gue lakuin ini karna gue gak ingin nyokap bokap gue cemas di luar negeri sana dan tiap nelpon pasti bujuk gue untuk pindah dari sini!.” Kata erza dengan ekspresi tak terbaca
putra yang tidak menyangka bahwa gadis di hadapannya setuju dengan ide gila nyokapnya “ini anak udah gila karena gue isengin mulu mulai dari kelas 1 atau udah pasrah sama keadaan? Atau dia lagi rencanain sesuatu?.” Batin putra bingung.
“apa syaratnya? Lo lagi gak rencanain sesuatu yang buat gue celaka kan?.” Kata putra curiga
“entar lo akan tau malam nanti. Keluar lo dari kelas sini! Awas cium gue lagi! Gue jitak sampai gundul tuh kepala.” Kata erza sinis sambil menggulung lengan bajunya.
“duilee… galak bener calon bini gue. iya deh gue keluar. Bye sayang.” Kata putra keluar dari kelas sambil tertawa dan erza yang melihat itu mencibir.

dinda yang baru datang melihat erza mencibir pujaannya Cuma bisa geleng-geleng kepala dan duduk di sebelah erza karena pelajaran dimulai.

selama 8 jam di sekolah, dipotong dengan dua kali istirahat. Akhirnya berbunyi juga bel pulang sekolah. Erza yang mendengar langsung buru-buru keluar dan hampir menabrak Putra yang sigap memegang pundak erza dan memeluknya erat membuat erza tak bisa bernapas. Teman-temannya melihat adegan tersebut Cuma bisa berpatah hati ria karena gossip tentang pujaan hati mereka sedang merajut kasih itu ternyata benar. “lo kalo jalan hati-hati dong sayang. Gak usah buru-buru kenapa? Lo kangen sama gue yah jadi buru-buru keluarnya? Tenang aja. Gue nunggu elo pulang kok.” Kata putra melepas pelukannya dan membiarkan gadis itu bernapas normal.
PLAK! Sebuah tamparan sukses melayang dari tangan erza ke pipi kiri putra. Sambil menahan geram dia berkata “sayang kepala lo peyang! Elo itu jadi manusia jangan sok pede deh! Lo tau kenapa gue buru-buru pulang? Gue pengen menghindar dari gangguan elo! elo anggap gue apa jadi main peluk, main cium seenaknya? Gue bukan cewek murahan! Ingat itu!.” Kata erza dongkol dan dengan sengaja menabrak tangan kiri putra dengan keras dan berlari menuruni tangga menuju parkiran dan melaju meninggalkan sekolah.

putra yang kaget dengan apa yang dilakukan erza Cuma bisa tersenyum manis sambil mengelus pipinya yang merah . Kemudian dua sohibnya datang dan berkata “tumben lo diem ditampar put. Biasanya elo main serang aja. Baru ngerasain ditampar cewek ya?.” Goda rico sambil menepuk pundak putra.
“Ada yang mau gue certain sama kalian berdua soal erza. Enggak disini. Tapi di tempat biasa kita nongkrong. ” kata putra meninggalkan rico yang bingung dan menatap restu yang Cuma bisa angkat bahu sambil menuju parkiran mobil dan menjalankannya masing-masing.

sesampai di café…
“Apa?! Elo sama erza di jodohin dan kalian mulai dari hari ini tinggal serumah?! Gila!.” Kata rico dan restu kaget sambil geleng-geleng kepala.
“eh lu kalo ngomong jangan keras-keras dong! Entar kedengaran orang gimana?!.” Kata putra kaget sambil menyeruput ice cocholatenya.
“gue Cuma kaget aja dengar kalian di jodohin! Dan elo mau lagi! Apa karena elo tau bakal dijodohin terus elo selalu ganggu erza mulai dari dia kelas 1?.” Kata rico
“gue sebenarnya baru tau beberapa hari yang lalu, awalnya sih gue gak mau, secara gue dijodohin sama gadis yang gak gue kenal! Tapi karena gue diancam bakal pindah sekolah kalau gue gak mau, terpaksa deh. Tapi pas gue ketemu dia kemarin di toko buku dan kaget meliat nyokap kami saling akrab, disitu kami mulai sadar kalau kami dijodohin. Gue mah seneng banget! Secara lo berdua tau kan gue suka ma dia. Dianya aja lagi yang histeris gak keruan pas tau dia dijodohkan ma gue. hahahaha.” Kata putra tertawa.
“Saraf lo! Ya jelas lah dia histeris di jodohin sama elu. Gak di jodohin aja elu sering bikin dia stress! Apalagi di jodohin? Kagak bisa ngebayangin gue gimana gilanya erza entar.  Eh put, coba lo liat arah jam 12... ada cewek dari tadi liatin elo mulu. Gak elo goda put? Biasanya elo goda tuh cewek sampai terbang, kemudian elo tinggalin. Ckckkc.” Kata Restu sambil cekikikan.
“mana..? hahhahha.. itu kan keahlian gue. bentar yah. “ kata putra mendorong kursinya kemudian mendekati cewek yang dimaksud restu dan berbicara akrab.
mereka yang melihat aksi putra Cuma saling angkat bahu “apa jadinya res kalo erza liat calon suaminya godain cewek? Dia ngamuk enggak yah?” kata rico tertawa
“gue gak bisa bayangin. Yang gue bayangin adalah, kalau mereka serumah, pasti akan perang dunia tiap hari dirumah dia. Lo tau kan, disekolah aja mereka selalu berantem, gue yakin banget, sebulan kemudian erza langsung masuk RSJ saking gilanya hadapin sohib kita yang satu ini.” Kata restu sambil ikutan tertawa sampai putra duduk kembali di tempat mereka “lo ngapain pada ketawa? Ngomongin gue ya?.”
“gue sama restu Cuma ngayal aja apa jadinya kalau kalian serumah dan bertemu 24 jam, kami yakin erza pasti langsung masuk RSJ karna ga tahan hadapin cowok macam elo.” kata rico tertawa.
“wah.. elo remehin gue yah? Justru di saat itu gue pengen nunjukkin kalau gue gak seburuk yang dia pikirkan. Gue cabut dulu ya guys. Mau siap-siap pergi kerumah calon bini gue. bye.” Kata putra pergi.
“Eh put! Tuh cewek yang elo goda gimana nasibnya tuh?.” Kata rico panic
“elo yang ngurus deh.”
“Shit! Sialan tuh anak! Selalu gue yang dikorbanin! Udah res! Kita cabut aja deh! Perasaan gue gak enak!.” Kata rico sambil meletakkan sejumlah uang di meja dan pergi dari kafe.
“Sel… lo liat cowok ganteng yang kita liatin dari tadi gak?.” Tanya seorang cewek “korban” putra kepada temannya
“tadi sih gue liat dia cabut ma temennya.”
“Wah sialan tuh cowok! Liat aja entar! Gue balas!.” Kata seorang cewek itu geram

Sesampai dirumah erza..
“TING…NONG..”  bunyi bel yang dipencet putra sambil mengetuk rumah erza dengan membawa 3 buah koper besar yang dijamin membuat dia seperti diusir dari rumah.
“bentar..” kata erza sambil membuka pintu rumahnya dan kaget melihat putra yang datang Cuma memakai celana jins selutut dan kaos rumah yang di belakangnya ada 3 buah koper besar.
putra pun kaget melihat erza yang hanya memakai tank top berwarna hijau dengan celana hot pants dan rambut diikat asal. putra menelan ludah sambil memandangi erza “buset dah ini cewek! Ngapain dia pake baju kayak gitu coba?! Lupa apa gue nginap disini?! Ini cewek bener-bener deh.. ya Allah, moga hambamu kuat iman menghadapi cewek ini.” Kata putra berdoa dalam hati.
erza yang kaget dengan kedatangan putra pada saat dia berpakaian yang membuat cowok itu tambah omes.  “lo ngapain kesini? Bawa koper gede lagi? Diusir dari rumah lo?.” Kata erza sengit.
“lo lupa apa kalau kita sekarang serumah? Kan elo sendiri yang nyuruh gue kerumah malam ini! Yaudah gue sekalian aja angkutin barang yang di kamar gue. pembantu lo mana?.”
“Sial! Gue bener-bener lupa kalo mulai detik ini dia bakal tinggal sama gue! alamakkkk!!! Kayaknya penderitaan tiada akhir sudah mulai deh.” Batin Erza pasrah.
“yaudah deh lo masuk. Bawa tuh koper sendiri semuanya, pembantu gue Cuma sampai sore aja. Kalau malam gue sendiri.” Kata erza sambil menutup pintu.
“yakin? Wah… kesempatan emas ini. Di rumah Cuma kita berdua, malam-malam mati lampu, terus hujan deras.. enaknya ngapain ya za?.” Kata putra kedipkan matanya nakal.
“elo pikir aja sendiri! Oh iya, gue mau kasih persyaratan sama elo dan elo harus kudu wajib matuhin aturan gue! kalo enggak, mending lo bawa balik tuh koper ke rumah lo.”
“apa syaratnya za? Apapun yang elo kasih, gue terima deh.”
“pertama, jangan sampe ada yang tau kalau kita serumah kecuali sahabat gue dan sahabat elo! kedua, kalo salah satu dari kita kedatangan tamu, harus ada yang menyingkir supaya ga ketauan, dan terakhir, elo jangan main sentuh badan gue! sentuh sedikiittt aja… gue bonyokin tuh wajah yang selalu elo banggakan itu dan elo harus angkat kaki dari rumah ini sekarang juga! Jelas?.” Kata erza menang.
gue terima persyaratan elo, tapi ada satu yang kayaknya berat deh gue terima.” Kata putra dengan wajah pura-pura berpikir sambil dekatin erza.
“Apa yang mau elo complain? Elo bisa mundur enggak?! Dekatin, gue tonjok lo!.” Ancam erza panic sambil terus berjalan mundur dan akhirnya mentok ke tembok.
“gue gak terima gak dibolehin nyentuh elo. elo kan manis. Sayang kalo disia-siakan. “ kata putra dengan wajah mesumnya sambil mengelus wajah erza dengan tangan kirinya kemudian mengelus bibir erza yang terkatup rapat. Sedangkan tangan kanannya mengunci erza agar dia tidak bisa menyerang.
“Elo boleh jago karate sampe sabuk item za. Tapi, gue jago judo dan ahli dalam mengunci lawan. Elo gak akan bisa melawan gue sayang, walaupun elo ingin.” Kata putra berbisik di telinga erza kemudian meniupnya sehingga gadis itu merinding dan menutup matanya.
“kak, udah deh. Lo gak usah mainin gue! gue bukan mainan elo!.” kata erza dengan suara bergetar.
“kenapa disaat kayak gini elo bersifat manis dan manggil gue kakak? Gue gak pernah anggap lo mainan kok. Cuma elo terlalu berharga untuk gue sia-siakan.” Kata putra tersenyum kemudian dia mendekatkan wajahnya ke arah erza dan akhirnya…………

putra mencium tengkuk erza hingga ke leher dan meniupnya sehingga gadis itu merasa geli dan semakin menggigit bibirnya. Kemudian putra mengecup kening erza dan berkata “elo ga usah panic segitunya kali za. Ketahuan bener lo belum pernah disentuh cowok. Ada bagusnya sih, berarti gue yang pertama nyentuh elo. kamar gue dimana za? Gue capek ini.” Kata putra sambil melepas cekalan tangan erza yang mulai terasa dingin itu. erza membuka matanya dan menatap putra dengan tatapan pengen membunuh kemudian berkata “ kamar elo disebelah kamar gue. arrghh! Elo itu! bener-bener deh!.” Dengan tampang pengen nonjok, erza berlari menuju kamarnya dan membanting pintu meninggalkan putra yang tertawa terbahak-bahak melihat tingkahnya.
“tuh cewek menarik banget gue kerjain. Kayaknya gue udah tau deh kelemahan dia apa.ckckkckc…mulai sekarang hidup lo bakal jadi neraka za.” Kata putra puas dalam hati.

sambil menarik ketiga kopernya yang berat, dia akhirnya sampai di kamarnya dan membuka pintu, iseng-iseng dia mengetok pintu kamar erza “Za…. Yakin nih gue tidur sendiri? Gue takut… temenin dong. Atau kita tidur berdua aja bagaimana?.” Kata putra jahil
“temenin aja lo sama banci kaleng dipinggir jalan sana! Gue ogah temanin elo! yang ada entar gue kena penyakit gak jelas kayak elo! ganggu gue sekali lagi, lo nyari mati putra!.” BUK! Bunyi bantal di lempar erza dan mengenai pintu yang membuat putra tertawa puas dan masuk dalam kamarnya.

setelah memasukkan semua bajunya ke dalam lemari, putra rebahan di ranjang ukuran king size dan membuka pintu balkon yang dibawahnya ada kolam renang.
“Wah.. hujan nih.” Kata putra sambil buru-buru masuk ke kamar dan menutup pintu balkon.
“Asyiikkkk!! Akhirnya hujan! It’s time for berenang!.” Teriak erza riang di kamar sebelah.
penasaran dengan apa yang dilihatnya, putra membuka pintu balkon kembali dan kaget luar biasa melihat erza memakai baju renang berwarna biru malam dan berdiri di tiang balkon siap-siap mau terjun dari lantai 2. Kaget dengan tingkah gila erza, putra berteriak “erza! Lo turun gak?! Elo mau mati apa? Sekarang hujan dan elo mau terjun! Ayo turun!.”
erza yang mendengar teriakan putra di sebelah, Cuma memeletkan lidah dan terjun bebas hingga akhirnya..

BYURR!!! Bunyi erza jatuh ke air kemudian dia menyelam dan mengapung di kolam renang menikmati bunyi hujan yang turun dengan tersenyum manis. Putra yang tadi menahan napas melihat erza terjun dari balkon mengelus dada penuh syukur dan segera turun ke bawah sambil membawa handuk buat erza.

“za…. Ini hujan lo.. ayo naik! Lo mau sakit apa?.” Kata putra membujuk erza
sebel karna kesenangannya diganggu, erza berkata “emang kenapa kalo hujan? Gue suka hujan  dan gue gak mau naik sampai hujan berhenti! Kalo gue sakit, kan gue yang nanggung resiko. Elo gak usah repot-repot deh urusin gue sakit.” Kemudian dia menyelam.

Sebal karna erza gak menurut apa yang dia katakana, akhirnya dia melepas bajunya dan ikut berenang bersama erza. Erza kaget melihat putra melepas bajunya spontan menutup matanya dan berenang menjauh sebelum ditangkap putra. Tapi… tak berhasil karena putra berhasil menangkap pinggang gadis itu kemudian berkata “kita naik aja yah sayang. Udah dingin ini… lo mau nunggu hujan ampe jam berapa? Ampe subuh? Yang ada elo malah sakit. Elo jangan bikin gue lakukan hal-hal yang ekstrim deh.” Sambil mengancam dia mngentatkan pelukannya di pinggang erza.
“iya…iya.. gue naik! Ah elo ganggu kesenangan gue aja kerjaannya! Lepasin dong! Gue gimana bisa berenang kalo elo pegang pinggang gue?!.” kata erza sambil memegang tangan putra untuk melepas pelukan pada pinggangnya.
akhirnya, putra melepas pelukan pinggang gadis itu dan membiarkan dia berenang ke tepi sambil membawakan handuk yang putra bawakan tadi. Putra Cuma tersenyum melihat tingkah erza yang ngambek kemudian berenang ke tepi dan masuk ke dalam rumah tanpa mengenakan handuknya.

erza yang sedang ada di dapur untuk membuat coklat panas, melihat putra tidak memakai handuk untuk menutupi badannya, membuat dia buru-buru mencari handuk dan  melemparkannya tepat di badan putra “lo ngapain gak pake baju? Mau pamer badan elo yang bagus itu? gue gak napsu! Udah lo mandi sana. Ini udah gue siapin coklat panas buat elo. gue mandi di kamar aja. See ya.” Sambil berkata begitu, dia masuk ke kamar meninggalkan putra yang Cuma tersenyum manis berkata “tuh cewek biar galak mampus, ternyata jago juga dalam hal dapur dan perhatian sama gue. gue mandi aja deh. Besok gue kerjain lagi ah.” Sambil bersiul riang, putra masuk ke kamarnya sambil membawa cokelat panas yang dibikin erza.

Selesai mandi, erza segera menghirup coklat panas dan memakai baju piamanya, kemudian dia termenung mengingat tingkah putra sambil mengelus tengkuk dan keningnya yang di kecup putra.  Merasa wajahnya memerah, erza tidur dengan perasaan tak menentu.

putra yang selesai mandi langsung minum coklat panas yang dibikin erza dan memuji gadis itu karena rasanya sangat nikmat, sambil memandang balkon, dia melihat kolam renang yang jadi saksi atas apa yang dia lakukan tadi. Sambil tersenyum, putra berkata ”gue baru beberapa jam disini, udah jantungan dengan tingkah ajaib dia. Gimana esoknya ya? Tapi, gadis itu unik dan gak biasa. Gue suka sama dia.” Dan kemudian dia tidur.

di tempat yang lain….
“gue harus tau siapa cowok itu dan harus mendapatkannya!” tekad seorang cewek di seberang sana yang kemudian akan menjadi masalah bagi hubungan mereka tapi akan membuat mereka semakin tau satu sama lain.

ini sudah selesai part 4. Maaf yah kalo telat. Soalnya kemaren sakit. Jadi jangan nagih lagi. Tinggalkan jejak ya
J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar