Laman

Sabtu, 02 Maret 2013

Jatuh cinta sama lo?! NO WAY! PART 7


Setelah selesai drama, mereka pergi ke belakang panggung dan senang akhirnya latihan mereka selama sebulan tak sia-sia. Ketika melihat Putra berdampingan dengan Erza, salah satu pemain berkata,“duileeee yang pasangan pangeran-putri. gimana rasanya put nyium seorang putri? hahahahaa keren lo Put!” Katanya sambil menepuk pundak Putra dan  menggoda pasangan itu sampai pipi Erza merah merona.
            “Duilee….tuan putri mukanya merah merona.” Goda yang lain.
            Erza yang gak tahan lagi digoda para pemain berkata “apaan sih lo pada?” Ucapnya sewot dan memutuskan keluar sebelum pipinya berubah menjadi lebih merah lagi. Membuat mereka berpandangan. Bingung.
            “Erza lagi PMS yah Put jadi marah gitu?” Tanya Rico garuk – garuk kepala karna tak biasanya melihat Erza marah – marah  kepada orang lain. Kalo sama Putra mah, udah biasa dimarahin dan memang pantas begitu.
            “Lo ngapain nanya sepribadi itu ma gue? mang gue suami dia apa?”
Jawab Putra dengan kerlingan mata jahil.
Bilang aja lo ngarep!” Kata restu sambil menoyor kepala putra dan mereka tertawa bersama.


            Erza yang sebal digoda para pemain, lari ke taman belakang hingga akhirnya menabrak seseorang. Ketika dia mendongkakkan wajahnya, dia melihat Ferdinand tersenyum ke arahnya dengan kedua tangan memegang lengannya. Erza pun merasa wajahnya memanas seketika. Lo ngapain disini Za? Pake gaun itu lagi. Ntar masuk angin loh.” Kata Ferdi perhatian yang senang karna bisa bertemu gadis pujaannya sambil melepaskan jaketnya dan menyampirkan di pundak Erza.
membuatnya kaget . Lagi nyari udara segar aja kak. Kakak sendiri ngapain disini malam-malam? Ikutin Erza yaaa?Godanya sambil membenarkan jaket yang disampirkan Ferdi.
            Gue lagi pengen disini aja. Pede bener lu jadi cewek. Oh iya, selamat ya acting lo bagus banget tadi. Gue gak nyangka, selain lo jago berenang, lo jago juga nyanyi. Gue curiga, apa jangan-jangan lo titisan putri tidur jadi lo punya banyak kelebihan kayak gitu? Lo cantik Za.” Puji Ferdinand tulus.
Erza yang kaget mendengar pujian ferdi, wajahnya langsung memerah dan berkata. “makasih kak atas pujiannya. Ah kaka apaan sih? Udah deh jangan bikin Erza terbang nih.” Dengan wajah tersipu malu dan tersenyum, dia memukul lengan Ferdi pelan. Membuat cowok itu tersenyum manis.
            “gila nih cewek manis banget senyumannya! Pokokknya gue harus bisa dapatin dia, gue harus bisa buat dia gak bisa lepas lagi dari gue” tekadnya dalam hati.

            Za ... gue boleh minta no hp lo gak? Kan siapa tau gitu gue bisa daftar jadi pangeran elo.”
            Erza tertawa mendengar gombalan Ferdi. Gombal basi lo kak! Ini no Erza ...” katanya sambil menyebutkan nomornya.
“ok deh. Gue save nomor lo manis.”
Ucapnya dan tanpa dicegah, Ferdi berlutut ke arahnya dan mencium punggung tangan kanannnya dengan tatapan mata fokus ke Erza. Membuat gadis itu mematung.

            Putra yang mencari Erza, kaget melihat gadis itu berduaan dengan cowok lain yang berlutut sambil mencium tanganya. Membuat Putra naik darah dan   langsung mendekati mereka dengan langkah terburu – buru. “kita pulang!” Ucapnya ketus  sambil menarik Erza yang kaget dengan tingkahnya.
            Lo kenapa sih? Gue bisa pulang sendiri!” Erza menjawab tak kalah ketusnya sambil melepas cekalan putra.
“oh iya kak, erza pulang dulu ya. Ini jaket kakak. Makasih udah dipinjamin.” Sambil tersenyum manis dia melepas jaket yang ada dipundaknya dan meninggalkan putra yang menatap tajam ferdi.
“lo siapa?.” kata putra sinis.
“lo yang siapanya erza?.” kata ferdi tak mau kalah.
“gue, calon tunangannya erza. jadi gue harap lo mundur deh. Lo gak bisa dapatkan dia.” Kata putra menang.
“Cuma calon tunangan aja ribut bener lo! mending kita bersaing aja deh untuk bisa dapatkan erza.” kata Ferdinand.
“ok kalo itu mau lo! Tapi elo harus ingat satu hal, lo sentuh tubuh erza sedikitttt aja,,, jangan harap lo selamat dari gue!.” ancam putra pergi meninggalkan ferdinad yang tersenyum sinis.
“liat aja siapa yang bisa dapatkan dia. Elo atau gue!.” jawab Ferdinand kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

di tempat lain…..
“bagaimana say, lo mau gak ikut rencana gue? lo kan jengkel juga dengan erza.” kata seseorang via telpon.
“iya gue jengkel setengah mampus sama dia! Tapi apa cara lo gak bahaya tuh?! Elo sama aja bunuh anak orang sel!.” Kata temannya.
“Cuma itu satu-satunya cara supaya tuh cowok tau bagaimana rasanya ditinggalkan pada saat kita mulai terbang karna perhatiannya!.” Kata cewek itu geram.
“gue setuju. Kapan kita lakukan itu?.” kata temannya pasrah.
“pada saat gue bisa masuk kedalam hidup cewek itu.” katanya mantap dan menutup telpon.
“lo liat aja putra, gue bakal bikin putri tidur lo akan tertidur selamanya, dia takkan bangun oleh ciuman lo! Dia akan mati karna lo! Hahahahhaa.” Tawa gadis itu kemudian melemparkan sebuah anak panah di foto erza dan tertancap di kepalanya.

dirumah erza…
“za.. gue mau ngomong.” Kata putra sambil menggedor pintu kamar erza.
“gue mau tidur putra! Elo tidur sana!.” Usir erza.
“bentar aja erza… gue janji gak akan lama.” Kata putra memohon.
“gue cekik lo lama-lama put!.” Kata erza jengkel dan berjalan membuka pintu kamarnya.
“apa lo ged..” kata erza terputus karna bibirnya dicium oleh putra dengan penuh lembut dan sukses membuat gadis itu terdiam.
“good night sayang.” dan dia mencium kening erza kemudian pergi meninggalkan gadis itu yang berdiri mematung.
Sadar apa yang dilakukan putra terhadapnya, erza langsung masuk ke kamar putra dan berkata “ lo itu apa-apaan sih cium gue seenak jidat?! Gue bukan pacar lo! Gak puas apa lo udah cium gue di depan panggung hah?! Mau lo itu apa sih?!.” Kata erza geram melihat putra yang tersenyum.
“gue kan Cuma lakuin apa yang ditulis selly za. Lo juga ngapain peluk gue pas gue cium elo? seharusnya elo tuh gampar gue, tendang gue atau apa gitu, bukan meluk gue terus bilang “Akhirnya aku menemukanmu.” Gue mau ini sayang.” kata putra sambil mendekati erza dan mengelus bibir gadis itu lembut dengan jarinya.
“saraf lo! Gila! Omes! Gak beres!.” Kata erza sambil membanting pintu kamar putra.
“za…. I love you.” Kata putra dan pergi tidur.

erza yang jengkel setengah mati terhadap putra, kaget mendengar telponnya berbunyi, tau siapa yang menelpon, erza tersenyum dan berkata “halo kak… ada apa?.” Sapa erza
hai juga za. Lo lagi ngapain? Mikirin gue ya?.” Kata ferdi diseberang sana
“pede banget lo kak! gue mau tidur kak sebenernya. Sudah ngantuk. Sorry ya kak gak bisa telponan lama-lama.” Kata erza menguap.
“iya za,,, maaf udah ganggu istirahat lo. Selamat istirahat putri tidur assifa.” Kata ferdi tertawa
erza yang tertawa mendengar ferdi manggil dia begitu “selamat istirahat juga pangeran gombal.” Dan menutup telpon sambil tersenyum.
“daripada putra, gue mending milih kak ferdi. Kan dia gak kurang ajar kayak cowok sengak itu!.” sungut erza dalam hati.
Pagi hari…..
“mpokkk surti… dimana dikaauu?.” Teriak erza sekeliling rumah membuat putra keluar kamar dan berkata “lo kenapa sih za teriak pagi-pagi?.” Sambil menggaruk kepalanya.
“nah kebetulan ada lo, liat mpok surti gak?.” Tanya erza.
“kalau ada juga udah gue kasih tau sama lo. Lo kenapa sih?.” Kata putra.
“Eum…anu…. Gak jadi deh.” Kata erza ngeloyor pergi.
“dasar sableng.” Kata putra masuk kamar dan melanjutkan tidur.

“KYAAAA!!!! PUTRA!!! LO DIMANA?! TOLONGIN GUE!.” teriak erza nyaring membuat putra terbangun dan langsung keluar mendatangi erza yang terduduk di taman belakang.
“lo kenapa za?.” Kata putra sambil memegang pundak erza menegang.
“liat tuh.” Kata erza ngeri sambil nunjuk sebuah ular besar  yang melilit kaki kiri erza dan hendak mematuk kaki erza dan membuat gadis itu hampir menangis ketakutan.
“sini, lo jangan bergerak .” Kata putra sambil berjalan mendekati ular itu dan menangkapnya lalu meletakkan di kotak kemudian membuangnya jauh-jauh.
setelah itu, dia mendekati erza yang masih pucat pasi dan berkata “kenapa ular itu bisa sampai di taman za?.”
“gue gak tau, pas gue mau ke taman, gue liat ada kotak disitu, yaudah gue buka aja. Gak taunya ada ular dan langsung melilit kaki gue. untung ada lo, makasih ya.” Kata erza sambil memeluk putra.
“Sama-sama za. Udah lo tidur sana, atau lo mau jalan hari ini?.” Tanya putra.
“gue mau jalan hari ini. Ada yang mau gue beli.” Jawab erza.
“gue ikut ya?.” Kata putra kedipkan matanya nakal.
“kagak! Lo gak boleh ikut! Ini urusan cewek!.” Kata erza melepaskan pelukannya lalu pergi meninggalkan putra yang mengernyit bingung.
“ular? Kenapa bisa ada dirumah erza? pasti ada seseorang yang ngirim nih untuk celakain erza. tapi untuk apa? Firasat gue mulai gak enak nih.” Kata  putra gelisah dalam hati.

di tempat lain…
“gagal bos, ada seorang cowok yang selamatkan cewek itu ketika target sudah membuka kotak dan ular itu siap menerkam dia.” Lapor seseorang diluar sana.
“Sial! Kenapa bisa sih?! Bukannya tuh cewek tinggal sendiri?! Gimana cirri-ciri cowok yang selamatkan cewek itu?.” tanya seorang cewek.
“putih, badannya tinggi, matanya berwarna hijau terang bos. Kayaknya dia tinggal serumah dengan si target bos.” Lapor dia lagi.
“putra serumah dengan erza? hubungan apa ini? Wah menarik nih. Kayaknya gue harus hancurin cewek itu telak dan buat putra menyesal seumur hidup atas apa yang tak dia lakukan dan menanggung akibatnya!.” Tekad cewek itu.
“oke deh. Thanks atas laporannya. Ambil bagian lo di tempat biasa.” Kata cewek itu menutup telponnya.
“lo boleh lolos karna pangeran lo, tapi liat entar, gue akan mastiin pangeran lo gak akan bisa nolong lo, erza noor assifa! Hahhaa.” Kata cewek itu tertawa nyaring.

di kamar erza..
erza yang sudah siap-siap hendak pergi, tersenyum manis sambil memutar tubuhnya di depan cermin lalu keluar kamar.
putra yang melihat erza memakai dress selutut berwarna hijau dengan sepatu flat berwarna senada, dan rambutnya dihiasi oleh bandana, membuat cowok itu terpesona dan berkata “gue ikut lo ya? Please…” kata putra memohon.
“kagak! Lo gak boleh ikut gue putra! Gue mau beli sesuatu.” Tolak erza mentah-mentah.
“lo mau beli apa sih? Mau beli….” Kata putra menunjukkan wajah mesumnya.
erza yang tau apa pikiran putra, langsung memukul lengan cowok itu dan berkata “gue tau otak mesum lo! Minggir!.” Kata erza sambil mendorong putra dan menuju mobilnya kemudian pergi dari situ.

sesampai di sebuah tempat..
Sampailah erza di sebuah toko favorit dia dimana menjual baju renang terbaru. Ketika dia melihat sebuah baju renang two pieces berwarna biru kesukaannya dan one piece dengan bagian punggung terbuka seutuhnya. erza yang ingin membeli, teringat putra menginap dirumahnya  “putra kan ada dirumah gue, ngapain gue beli ini? Tapi warnanya bagus.. entar deh gue pake pas putra gak ada dirumah atau di ekspor mamanya mendadak ke jerman.” Kata erza girang dalam hati.
kemudian dia mengambil dua baju renang itu dan bertemu dengan selvi, teman renangnya yang juga sibuk memilih baju renang, erza mendekati selvi dan berkata “hei sel. Sama siapa lo disini?.” Sambil menepuk pelan pundak gadis itu.
Selvi yang tak menyangka bertemu dengan erza, tersenyum dan berkata “ eh za. Ketemu juga akhirnya disini. Gue sendiri aja kesini. Oh iya, kemaren gue liat penampilan elo jadi putri tidur. Lo cantik banget za. Suara lo bagus banget. Pantesan aja lo dipilih jadi putri tidur. Cocok sih.” Sambil tersenyum.
“kok lo tau gue jadi putri tidur sel? Memangnya kita satu sekolah?.” Tanya erza bingung.
“gue baru ingat, kalo gue sebulan lalu pindah ke sekolah lo dan gue kelas ipa 2. Lo kelas ipa berapa za?.” Tanya selvi.
“gue ipa 1 sel. Eh duluan ya. Selamat jadi siswi baru di sekolah gue.” kata erza tersenyum.
“eh za.. gue kapan bisa belajar renang dirumah lo? Gue pengen banget bisa terjun sebagus elo.” kata selvi mulai menjalankan rencananya.
“eum.. kapan ya? Entar gue sms lo deh atau gue samperin dikelas. Btw, gue boleh gak minta no hp lo?.” Kata erza sambil mengeluarkan handphonenya.
“oke deh. Ini no gue…” kata selvi sambil menyebutkan nomornya.
“thanks sel. Gue duluan ya.” Kata erza membayar barang belanjaannya di kasir dan pergi meninggalkan selvi.
“lo masuk dalam perangkap gue, putri tidur.” Kata selvi riang karna rencananya berhasil.

putra yang bosan setengah mati dirumah erza sendiri, menelpon rico dan berkata “lo dimana? Gue kerumah lo ya? sumpek disini.” Keluh putra ketika mendengar rico mengangkat telponnya.
Rico yang masih ngantuk ketika ditelpon putra berkata “lo bangun tidur jam berapa sih jadi nelpon gue pagi gini? Gue ngantuk dodol!.” Sumpah rico.
“gue juga ngantuk gila! Gara-gara si Erza tuh teriak gak keruan dirumah, habislah gue gak bisa tidur lagi. Sekalian gue mau cerita sesuatu sama lo.” Kata putra serius.
mendengar putra mau cerita, rico langsung duduk di tempat tidur dan berkata “apaan? Serius bener. Kebetulan gue baru aja nemuin fakta menarik nih. Lo kerumah gue sekarang. Ajak restu juga kalo lo mau.”
“tadi  lo ngomelin gue, sekarang semangat ‘45 nyuruh gue kerumah lo!. iya Raja rico. Gue ke rumah lo.” Kata putra sambil menutup telpon.
“kira-kira tuh anak bakal cerita apa ya? sumpah masih penasaran gue siapa yang ngirim ular itu ke erza.” Batin putra bingung.
merasa tak menemuka jawaban, dia pergi sambil mengunci rumah erza masuk ke dalam mobilnya dan pergi ke rumah rico.

tanpa dia sadari, ada seorang cewek yang mengawasi dia mulai daritadi, dia terkejut melihat putra keluar dari rumah erza. Sambil tersenyum dia berkata “asyik! Gue incar satu, langsung nangkep yang satunya.” Kemudian pergi meninggalkan rumah itu dengan hati puas.

Sampailah putra di rumah rico yang terletak di salah satu komplek perumahan mewah di Bandung, ketika dia mengklakson pagar rico, muncullah pembantu rico membukakan pagarnya dan tersenyum pada putra, putra membalas senyum pembantu rico dan berkata “rico ada bi?.”
“ada kok mas. Mas rico sama mas restu di taman belakang, mas restu Baru aja datang. Masuk aja mas putra.” Sambil mempersilahkan putra masuk
“makasih bi.” Kata putra kemudian menyusul mereka berdua ke taman.

sesampai di taman, putra melihat rico dan restu asyik bermain catur di gazebo yang di bawahnya ada kolam ikan koi. Kemudian dia mendekati mereka dan berkata “sejak kapan lo bisa main catur ric? Lo kan selalu kalah ma gue.” sambil meledek rico.
Rico yang jengkel diejek putra berkata “tau deh lo pintar main catur daripada gue. eh… gimana lo serumah ama erza? Kalian ngapain aja?.” Sambil pasang muka mesum yang membuat dia kena timpukan bantal dari putra.
“gue gak ngapa-ngapain kok. Gue kan gak kayak lo ric. Gak bisa liat cewek bening dikit aja langsung main nyosor. Hahahahaa.” Kata putra tertawa
“perasaan itu lo deh put. Eh, kata rico lo mau cerita apaan?.” Kata restu.
“gini, tadi pagi erza hampir aja digigit ular, Gue gak tau jenis ular apa, tapi yang jelas ularnya gede, dia melingkar di kaki kiri erza posisi siap mematuk, erza teriak manggil gue, langsung deh gue tangkap tuh ular dan gue buang. Pas gue Tanya sama erza dia nemu dimana tuh ular, dijawab tuh cewek dia liat sebuah kotak di tengah taman, penasaran dia buka kotak itu gak taunya isinya ular. Gue bingungnya, siapa yang naroh ular di rumah erza? Apa maksud dan tujuannya?.  Jelas putra panjang lebar.
restu dan rico mendengar cerita putra, mengerutkan keningnya dan berkata “iya juga ya, lo berdua aja dirumah sama erza, pembantu dia jarang datang, siapa lagi yang bisa masuk ke dalam rumah dia tanpa ketahuan? Lo hati-hati aja mulai dari sekarang put, gue ngerasa erza dalam bahaya tuh.” Kata rico memperingatkan.
“gue sih gak papa ric. Yang gue cemasin itu erza, karna gue ngerasa dia jadi target seseorang yang gak suka ma dia. jujur, itu buat gue gak tenang ric, res.” Kata putra khawatir.
‘lo tenang aja put, lo berdoa aja semoga erza gak papa.” Kata restu menepuk pundak sahabatnya.
“iya gue harap juga begitu, eh ric, lo mau cerita apa tadi?.” Kata putra mengingatkan.
“untung lo ingatin gue, lo masih ingat gak cewek yang pernah lo goda di cafĂ© itu waktu lo cerita ma kita bahwa lo satu atap ma erza?.” Kata rico mengingatkan putra.
putra mengerutkan keningnya sambil mengingat cewek-cewek yang selalu dia goda *kebanyakan cewek lo goda sih put -,-“*, kemudian dia teringat dan berkata “iya gue ingat! Yang kulitnya putih itu kan? Gue ingat namanya selvi tuh, Emang apa hubungannya sama gue?.”
“dia satu sekolah sama kita sekarang! Dia kelas 11 ipa juga, Cuma beda kelas sama erza. Gue baru aja ketemu kemarin pas kita pulang dari teater itu. Lo hati-hati aja put.” Kata rico memperingatkan.
“lo berdua mikir yang sama gak sama gue?.” kata restu sambil memandang mereka berdua
“apaan? Gue sih selalu mikir erza res. Hahah.” Kata putra sambil tertawa
“otak lo erza mulu yang dipikirin! Erza mikirin lo balik gak?.” Tantang rico.
“mikirin ric, mikirin gimana caranya putra keluar dari rumah dia hidup-hidup! hahahaha.” Ejek restu.
“Sableng lo pada! Lo berdua mau bilang selvi sengaja pindah ke sekolah kita buat dekatin gue dan hancurin hubungan baik gue ama erza? Gak ngaruh boy.” Kata putra santai
restu dan rico saling berpandangan dan berkata “Sejak kapan hubungan kalian itu baik? Perasaan ancur mulu deh. Ya gaju k ric?.” Kata restu
“betul banget!eh put, taun baru lo mau kemana? Ke puncak yuk?.” Ajak restu.
“malam taun baru gue mau kasih kejutan buat erza. Tapi kalo paginya sih bisa aja. Sekali-sekali gue pergi dari erza toh dia gak akan mati juga kan?.” Kata putra sambil mengacaukan permainan catur rico.
“ama aja boong dodol! Maksud gue kita rayain taun baru di puncak! Kalo gitu mah, mending kita minggu depan ke Jakarta aja gimana? Toh dekat aja kan? Yang ada erza senang lo pergi! lo itu usil bener jadi cowok! Heran deh!.” Kata rico gemas sambil jitak kepala putra karna permainan caturnya di obrak-abrik.
“ke Jakarta? Oke deh. Jam berapa? Lo itu ya, main jitak kepala gue! entar syaraf-syaraf kegantengan gue rusak!.” Kata putra jengkel.
“jam 7 pagi aja. Lo ganteng? Kata siapa? Masih gantengan james tuh daripada lo!.” Kata restu sambil menyebut ular piton peliharaan dia.
“yee!! Gue dibandingin ama ular! Udah gue cabut dulu deh. Bye.” Kata putra sambil mengacak balik permainan catur restu.
“putra! Balik sini lo!.” Kata restu sambil melempar bantal kea rah putra yang menjauh sambil tertawa ngakak.
“autis tuh anak! Gue udah menang kan?.” Kata rico.
“menang apaan? Kita ulangin!.” Kata restu jengkel.
“Awas lo putra! Gue lempar lo ke kandang kecoak! Biar lo mati ketakutan disitu!.” Kata rico jengkel.
“putra takut ma kecoak ric?.” Tanya restu kaget.
“banget! Dia liat kecoak histerisnya ya ampun,,, gak ada yang ngalahin!.” Kata rico tertawa.
“entar kita kasih tau erza aja gimana soal ini? Itung-itung bantu tuh anak hadapin putra.” Kata restu jahil.
“gue setuju bro.” kata rico tertawa kemudian menjalankan bidak caturnya.

sementara itu, putra memikirkan apa yang dikatakan rico tadi soal selvi. Sambil menyetir mobil, dia berpikir “selvi satu sekolah sama gue? kok perasaan gue gak enak ya? moga gak ada apa-apa deh.” Doa putra dalam hati.

sesampai dirumah, putra melihat mobil erza terparkir rapi di garasi,sambil tersenyum dia masuk ke dalam rumah erza dan kaget dengan apa yang dilihatnya.
erza menelungkupkan wajahnya di antara bantal dan menangis.
kaget melihat erza menangis, putra mendekati erza dan berkata “lo kenapa za? .” Kata putra cemas sambil menghapus air mata erza yang terus mengalir.
“huhuhuuhuh… coba lo buka kotak tuh.” Kata erza terus menangis.
penasaran dengan kotak yang di depan mereka, putra membuka kotak itu dan kaget melihat si parto, kelinci kesayangan erza mati dengan perut tertancap pisau. Dan ada foto erza berlumuran darah di perut kelinci malang itu serta sebuah surat . Kemudian putra membaca surat itu dan kaget karna isinya “berikutnya elo, erza noor asifa!.” Dengan spidol warna merah.
“lo nemu dimana za?.” Tanya putra cemas.
“di depan pagar, tadi pas gue nyampe kesini,  gue liat ada kotak kiriman yang bertuliskan nama gue, terus gue bawa aja kesini dan gue buka. Gak taunya isinya parto. Pantesan aja gue gak nemuin dia pagi tadi. Gak taunya…huhuhu..” kata erza terus menangis.
“udah jangan nangis sayang, selama lo ada sama gue, lo aman.” Kata putra menarik erza dalam pelukannya kemudian mencium keningnya.
“tapi tetep aja gue takut put. Ada yang incer gue. gue harus gimana put?.” Kata erza histeris di pelukan putra.
“lo tenang za. Gue akan lindungin elo. Gue janji gak akan ninggalin lo.” Kata putra menenangkan erza.
“makasih put.” Kata erza menatap mata putra dan tersenyum.
“gitu dong. Calon bini gue harus tersenyum. Eh tuh kelinci gimana nasibnya za? Kita kubur atau kita bikin sate aja? Kayaknya enak tuh.” Kata putra jahil.
“lo itu ya! itu kelinci kesayangan gue! lo bikin sate tuh kelinci, gue sembelih lo! Tuh kelinci dikubur aja deh. Gue ganti baju dulu.” kata erza melepas pelukannya dari putra kemudian masuk ke kamarnya.

sambil menunggu erza berganti pakaian, putra mengambil surat dan foto erza yang berlumuran darah kelincinya. “siapa yang ngirim ini ke erza? Apa maksudnya? Beneran gue gak tenang ninggalin dia.” batin putra dalam hati.
lamunan putra terputus ketika melihat erza keluar dari kamarnya memakai baju kaos tanpa lengan warna hitam dan celana pendek berwarna hitam dengan rambut diikat asal. Dia turun sambil membawa cangkul yang dia ambil dari gudang. Kemudian berkata “put, bantuin gue dong! Lo kira nih cangkul ga berat apa?!.”
“eh iya..” kata putra mengambil cangkul di tangan erza dan berjalan ke taman belakang diiringi erza yang memegang kelincinya dengan wajah sendu.

Setelah mengubur kelinci erza, putra berkata “gak berenang za?.” Sambil menatap erza.
“gue lagi males.” Kemudian pergi meninggalkan putra yang bingung.

malam hari, turunlah hujan dengan deras, putra yang tau kesukaan erza, langsung membuka pintu balkon kamarnya untuk mencari apa yang erza lakukan. Tapi kali ini, erza hanya duduk termenung di kursi ayunan dengan tatapan kosong menatap kolam. Putra yang takut erza kenapa-napa, langsung turun ke bawah.

“za… masuk yuk. Muka lo udah pucat tuh.” Kata putra cemas sambil menyampirkan jaket di pundak erza.
“put.. sibuk gak? Temanin gue yah.” Kata erza memohon.
“gak sibuk kok. Kemana?.” Tanya putra
“sepeda keliling taman! Kan gue suka hujan, gue pengen naik sepeda pas hujan! Pastii keren! Lo punya sepeda kan? Tunggu bentar yah.” Kata erza meninggalkan putra yang terbengong-bengong.

kemudian erza masuk lagi ke taman belakang dengan memakai celana hot pants berwarna biru muda dan t-shirt warna putih serta topi. Lalu dia menarik putra “lo kenapa bengong? Ayo kita naik sepeda!.” Sambil menarik putra menuju garasi.
“lo gila za? Lo mau naik sepeda dengan pakaian tuh?! Ganti baju sana!.” Sambil menarik erza ke kamar.
“kagak! Lo mau gue berduka cita mulu karna parto?! Katanya lo sayang ama gue, kok lo gitu ama gue?.” kata erza sambil pasang wajah melas andalannya.
putra tertawa melihat tingkah erza dan tersenyum sambil mengambil topi erza kemudian mengacaknya. “yaudah gue turutin keinginan gila lo. Sekali aja ya.” kata putra menatap erza lembut.
“nah gitu dong! Ayo capcus berangkat! Entar hujannya berhenti.” Sambil narik putra menuju garasi.

sepanjang jalan, erza teriak kegirangan karna wajahnya terkena rintik hujan. Putra tersenyum melihat gadis yang dia sayangi bisa tersenyum lagi. Kemudian berkata “za. Balap sepeda yok sampai taman? Yang kalah harus ikutin kemauan yang menang gimana?.” Sambil berteriak manggil erza yang jauh di depannya.
“ok! Siapa takut!.” Kemudian melaju meninggalkan putra.

sesampai di taman.
“gue duluan!.” Kata putra menang melihat erza ngos-ngosan di belakang.
“lo curang kan? Lo pake jalan pintas kan? Ayo ngaku!.” Tuntut erza.
“emang ke taman ada jalan pintas? Kok gue baru tau ya? ayooo gue menang! Gue pengen ini nih.” Sambil menunjuk pipinya dengan tatapan mesum.
“lo curang! Pasti deh! Yakin gue!.” kata erza ngotot.
“mau lo bilang gue curang kek, gue pake jalan pintas kek, yang penting lo harus turutin kemauan gue!.” kata putra sambil berjalan mendekati erza.
Erza mundur melihat putra mendekatinya kemudian berkata “ok gue turutin, tapi jangan di pipi dong kak!.” Sambil wajah memelas.
“Wajah melas lo gak ngaruh za. Habis dimana dong sayang? disini?.” Sambil mengelus bibir erza ketika gadis itu tidak bisa kemana-mana lagi karna mentok di pohon.
“gila lo! Kagak! Gue janji bakal masak buat lo selama sehari gimana? Ayolah kak.” Kata erza sambil berusaha mendorong putra yang di depannya.
“gimana ya? ok deh. Gue mau dimasakin sama lo.” Kata putra kemudian CUP! Sebuah kecupan mampir di pipi kanan gadis itu dan sukses membuat dia malu dan menjauh dari erza
“lo itu yah! Bener-bener deh!.” Kata erza jengkel kemudian berjalan menuju kursi taman sambil menengadahkan wajahnya ke atas menikmati hujan.
“Za… taun baru biasanya lo kemana?.” Tanya putra sambil duduk di sebelah erza.
“biasanya sih dirumah saja. Soalnya mau ngerayain, ngerayain sama siapa? Ortu gak ada, ma temen-temen males keluar, mending gue tidur. Kenapa?.” Tanya erza.
“kita rayain taun baru di rumah lo yuk! Udah tenang aja, gue yang siapin semuanya. Kan gue pengen rayain taun baru sama cewek yang gue sayangi.” Kata putra sambil meletakkan tangannya di pundak erza.
“Apaan sih lo sayang-sayang sama gue? boong kan? Udah ngaku aja deh lo!.” Kata erza sambil berusaha melepaskan tangan putra dari pundaknya.
“gue beneran sayang kok sama lo za. Kalo gue gak sayang sama lo, ngapain juga gue bela-belain berhujan ria sama lo? Mending gue ngorok di rumah.” Kata putra cuek.
“gombal basi lo!.” Kata erza sambil mencibir.
“siapa bilang gue gombal? Za.. lo suka bunga apa?.” Kata putra.
“kata gue! gue suka bunga tulip. Kenapa?.” Tanya erza.
“gak apa-apa sih. Cuma nanya aja. Kenapa lo suka bunga tulip?.” Kata putra lagi.
“karna bunga tulip itu mekar tapi tak sepenuhnya. Jadi kesannya dia kayak misteri gitu. sama kayak gue, gue terbuka sama orang, bukan berarti sepenuhnya gue terbuka. Ada yang gue simpan untuk gue sendiri. Jadi kalo misalnya gue dikhianati orang, gue gak sepenuhnya terluka, karna gue gak terlalu terbuka ma dia dan gak ada rahasia yang bisa dia bocorin ma gue.” jelas erza panjang lebar.
“kalo sama gue? lo terbuka gak?.” Pancing putra.
“enggak dong! Lo gak tau apa-apa soal gue put! Jadi jangan buang waktu lo deh untuk mencoba setangkai bunga tulip untuk mekar seutuhnya, karna takkan berhasil.” Kata erza sambil mengusap-usap tubuhnya kedinginan.
“lo kedinginan za? Pake baju kayak gitu sih! Udah kita pulang aja.” Kata putra cemas sambil menarik  erza menuju parker sepeda ntuk pulang ke rumah.

sesampai dirumah….
erza langsung masuk ke dalam kamar dan mandi supaya gak sakit. Kemudian, dia membuat coklat panas untuk putra dan untuknya sendiri . lalu dia masuk ke kamar putra untuk mengantar minuman itu dan kaget melihat cowok itu tidur dengan berselimut tebal dan mengigil.  Panic, dia langsung keluar kamar mengambil baki berisi air panas dari dapur dan membawanya kembali ke kamar lalu mengompresnya di dahi putra.
“lo sakit put? Udah istirahat aja. Tuh coklat panas buat lo.” Kata erza sambil mengompres kembali dahi putra.
putra tersenyum dengan perhatian gadis itu kemudian berkata “ gue baru ingat za, sehari setelah taun baru gue mau ke Jakarta sama rico dan restu. Lo mau ikut?.” Tanya putra sambil mengacak rambut erza.
“enggak deh. Lo ikut aja ke Jakarta sana. Gue ada janjian sama selvi buat latihan renang.” Jelas erza.
“beneran nih? Gue takut lo kenapa-napa za.” Kata putra khawatir.
“enggak apa-apa kok. Udah lo istirahat sana. Gue tidur dulu ya.” kata erza sambil menutup pintu kamar putra kemudian berlari menuju kamarnya.

Sesampai di kamar, dia mengirim sms pada selvi yang isinya “sel, lo jadi latihan berenang ma gue? mampir aja minggu depan ke rumah gue minggu depan ya. gue tunggu.”  Dan terkirim.
Selvi yang asyik menonton tv di kamarnya, mendengar hpnya berbunyi dan membaca sms dari erza, kontan dia senang lalu membalas sms itu “jadi dong! Jam berapa gue bisa kerumah lo?”.
erza tersenyum membaca balasan sms selv yang nanti membawa masalah pada hidupnya ,i lalu membalas “jam 8 pagi aja deh. Ok?.” Lalu tidur dengan hati senang tanpa mengetahui ada sebuah serigala bersembunyi dalam selimut menunggu waktu untuk menerkamnya.
“sip za. Sampai jumpa esok.”
 Dan terkirim. Lalu dia menelpon temannya dan berkata “ok. Minggu depan lo bisa gak temanin gue ke rumah erza?.”
“ok sel. Tapi apa enggak apa-apa rencana lo tuh? Pikirin lagi deh.” Kata temannya cemas lewat via telpon.
Selvi yang jengkel rencananya di ganggu berkata “lo gak usah cemas soal rencana itu! Gue udah mikirin masak-masak! Yang jelas lo ikut apa enggak?!.” Dengan nada jengkel.
“gue ikut. Sampai jumpa minggu depan.” Dan telpon itu terputus.
selvi yang mendengar itu, langsung tersenyum kemudian berkata “seminggu aja lo punya waktu ntuk putri kesayangan lo putra, tapi setelah itu, dia akan tidur untuk selamanya karna lo! Hahahaha.” Tawa selvi.

1 komentar:

  1. Pen gua mutilasi aja tuh, si selvi'!! Btw alurnya bagus kak! :D Trus kak rere bwd fb pemain kakak bener" kek kehidupan asli! :D Tp, kok fbnya gk on-in lagi kk? :( oh ya? Gua blh tanya gk? Erza ma putra kan SMA thn 2010-2011 tp kok anak"nya udh gede?! Seharusnya masih kecil?

    BalasHapus