Laman

Sabtu, 02 Maret 2013

Jatuh cinta sama lo?! NO WAY! PART 11

"Di saat aku yakin dengan perasaanku, kenapa kau malah pergi meninggalkanku?"



Tak lama kemudian, erza mencium bau minyak angin di menusuk hidungnya membuat dia terbangun di pangkuan Katherine.
“erza sayang. syukurlah kamu sadar.” Kata mamanya putra dengan wajah lelah dan mata sembab.
“putra udah pergi tante. Dia gak akan balik lagi kesini. erza kehilangan dia.” katanya sambil menangis.
“dia gak pergi sayang.” Kata mama putra  sontak membuat erza terduduk.
“maksud tante? erza liat sendiri tante dia pergi di hadapan erza! Tanpa pamit!.” Kata erza dengan suara bergetar.
“dia gak pergi za. Pada saat kamu pingsan, jari-jari tangannya bergerak dan membuat kami langsung manggil dokter.” Kata mamanya putra.
“tante serius?! putra dimana sekarang? Tante gak bohong kan?.” kata erza langsung berdiri dengan langkah oleng.
“biarin dia istirahat za. Lo harus istirahat.” Kata Katherine menengahi.
“enggak kath, gue mau ketemu putra sekali aja. please, ijinin gue.” kata erza memohon.
Katherine memandang mama putra meminta persetujuan, ketika melihat mama putra mengangguk, Katherine menghela napas “biar gue antar elo.” Kata Katherine tersenyum.
“makasih kath.” Kata erza.

ketika sampai diruangan putra, erza melihat cowok yang sukses membuat pertahanannya runtuh, tertidur pulas dan wajah tertutup perban. Dia bisa melihat, betapa kecelakaan itu menghilangkan kesempurnaan fisiknya. Tapi bukan karna fisiknya dia menyukai putra, tapi karna dia tau bahwa putra itu baik padanya, tulus, tanpa memandang apa yang dia punya. Dan itulah yang membuat erza bisa menerima kondisi putra sekarang.
“putra, please, jangan tinggalin gue. gue akan temanin lo ampe sembuh, seperti lo temanin gue. gue sayang sama lo putra.” Kata erza sambil mengecup pipi putra yang tertutup perban dan akhirnya keluar dari ruangan.

Selama 3 minggu putra berada di rumah sakit, selama itu juga Erza setia menunggu putra untuk sadar, dia selalu membawakan buku cerita kemudian menceritakannya kepada putra, mengajak putra bicara walau dia tau bakal dianggap orang gila karna ngajak orang tidur ngobrol. Dan curhat tentang kekesalannya tentang rico karna sukses membuat hidupnya menjadi nelangsa.

“temen lo itu, si kak rico nyebelin banget! Masa gue lagi enak-enaknya ngobrol ma arny, eh dia main nyelonong aja duduk di samping arny dan ngegombal! Sumpah deh, pengen muntah gue dengarnya! Lo kan tau gue paling anti denger cowok gombal dan digombalin! Bikin badan gatal-gatal! Dan lo tau apa akibatnya? Gue seperti di dunia lain ngeliat mereka pacaran dan pelan tapi pasti, gue dianggap patung liberty! nelangsa gue!.” kata erza melempar tasnya kesofa dan  marah-marah duduk disamping putra yang tertidur sambil memanyunkan bibirnya.
erza  yang melihat putra terdiam, dia memegang tangan putra yang dialiri oleh jarum infuse dan tersenyum sedih sambil mengelus tangan itu.
“lo kapan sadarnya put? gue benci ngakuin ini, tapi gue kangen marah sama elo, kangen nyumpahin lo dan manggil lo sengak. Please sadar putra. Gue terima keadaan lo apa adanya kok. Beneran deh. Gue suka sama lo bukan karna fisik, tapi karna sifat lo. kalo gue suka ma fisik lo, gue gak akan ajak lo yang diem kayak patung gini ngobrol.” Kata erza panjang lebar.

tanpa erza sadari, mamanya putra dari balik pintu melihat apa yang dilakukan erza dan tersenyum sedih  “maafkan tante sayang. tante harus membawa putra pergi, tapi tante janji, dia akan kembali lagi padamu. Ini hanya perpisahan sementara.” Kata mama putra sedih lalu menghapus airmatanya yang menetes. Setelah siap, dia masuk dalam ruangan.
“hai sayang. udah lama nungguin putra?.” Kata mama putra tersenyum.
erza kaget melihat mama putra datang, tersenyum “Enggak kok tante. tante, putra kapan sadarnya sih? Lama bener.” Kata erza yang membuat mama putra tertawa dan mengacak-acak rambutnya.
“kamu berdoa aja semoga dia cepat sembuh dan keluar dari sini.” Kata mamanya putra yang tanpa sengaja melihat jari manis erza ada sebuah cincin berwarna biru malam, titipan nenek putra untuk erza.
“rupanya sudah dikasih putra cincin itu untuk erza. Semoga keputusan dia tepat.” Kata mama putra dalam hati
“iya tante.” kata erza sambil mengelus tangannya putra.

tepat pada saat erza mengelus tangan putra, jemari putra bergerak dan membuat gadis itu tambah kaget, putra membuka matanya dan menatap erza.
“erza? Lo ngapain disini?.” Tanya putra sambil mengelus rambut erza dengan tatapan rindu.
“TANTE! PUTRA SUDAH SADAR TANTE!.” teriak erza kegirangan tanpa mempedulikan pertanyaan putra dan memeluk mama putra yang duduk sofa.
melihat erza kegirangan, putra cuma tersenyum dan asyik mengobrol dengan mereka yang sekarang ada disampingnya  dan sesekali mengelus rambut erza ketika cewek itu cerita semua hal yang dia tak tau selama dia tidur dan tersenyum, erza yang melihat senyum putra timbul perasaan takut dalam hatinya, tapi dia berusaha menutupinya dengan tertawa. Putra yang menyadari sorot ketakutan erza,  dia mengambil cermin dan kaget melihat wajahnya sekarang penuh dengan luka bakar yang megerikan dan ketika dia mencoba tersenyum, luka bakar itu tetarik dan membuat seringai yang dijamin buat orang pada kabur. Shock, dia melempar cermin itu ke lantai hingga hancur berkeping-keping dan membuat erza dan mama putra kaget.
“sayang, kamu kenapa?.” Tanya mama putra sambil merangkul putra yang terdiam dan menatap erza dengan tatapan kosong.
“erza.. lo pulang. Gue gak mau lo ada disini.”  Kata putra dingin.
tapi put..” kata erza membantah.
“PULANG! Gue gak mau lo ada disini! Gue gak mau lo liat wajah gue!.” bentak putra.
kaget mendengar putra membentak dirinya, membuat erza terdiam lalu menundukkan wajahnya “oke, gue akan pulang dan gak akan kesini lagi sampe lo tau gimana gue selama 3 minggu disini, nemanin elo! Gue terima keadaan lo apa adanya!.” Kata erza marah sambil mengambil tasnya dan keluar dari ruangan putra sambil membanting pintu dengan keras.

mama putra terdiam melihat pertengkaran putra dan erza, lalu mengelus rambut anak itu dengan penuh kasih “mama tau perasaan kamu sayang, tapi gak sepantasnya kamu marahin erza, dia menemani kamu disini selama 3 minggu, dia ajak kamu ngobrol ketika mama gak ada, bahkan dia sampai ketiduran disamping kamu karna gak ada yang temanin kamu. “ kata mama putra.
“putra gak ingin dikasihani oleh dia ma, putra bisa liat kalo dia sebenarnya ketakutan di samping putra. Cuma dia nutupin itu. Putra gak sanggup berada disamping dia dengan wajah seperti ini.” Kata putra sedih.
“mama tau sayang,  sebenarnya papah dan mama punya rencana pengen bawa kamu ke jerman untuk mengoperasi wajah kamu dan kamu tinggal disana sampai kuliah. Bagaimana? Ini terserah kamu sayang.” kata mama putra.
putra terdiam lama mendengar tawaran mamanya, dia menghela napas berat lalu menatap mamanya “oke ma. Putra setuju dengan keputusan mama. Kapan putra bisa pulang kerumah?.” Kata putra.
mamanya kaget mendengar keputusan mendadak anaknya, dia bertanya “kamu yakin dengan keputusan kamu sayang? pikirkan dulu. Kamu meninggalkan erza sayang, calon tunangan kamu.”
“justru itu ma putra harus pergi, putra gak sanggup bila dia selalu menatap putra dengan tatapan kasihan begitu juga dengan orang lain. ini jalan terbaik ma.” Kata putra.
mamanya terdiam menatap putra lama, mencari keraguan di matanya, tapi tak berhasil, dia menghela napas “oke. Mama akan mengurus kepindahan kamu dan besok atau lusa kamu akan pulang kerumah dan kita akan beres-beres. Mama pulang dulu ya.” kata mama putra mengecup kening anaknya.
“hati-hati ma.” Kata putra tersenyum melihat mamanya menutup pintu kamarnya.

Sepeninggal mamanya, dia mengambil foto erza yang sedang tersenyum hasil jepret diam-diam. Lalu tersenyum sedih “sorry za, gue harus ninggalin elo. Gue gak mau dikasihanin sama lo, merasa lemah dimata lo. dan gue gak bisa lindungi elo dengan fisik gue kayak gini. gue gak sanggup. Semoga lo terima keputusan gue za.”  Kata putra sambil memeluk foto itu dan tertidur.

                                   
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Sepanjang perjalanan menuju pulang kerumah, erza marah-marah sambil memukul setir mobil dan beberapa kali nyaris nabrak mobil orang saking kacaunya. Merasa tak bisa mengendalikan diri, dia berhenti di pinggir jalan dan menangis sepuasnya.
“lo kejam put! gue nunggu lo selama 3 minggu, siang malam lo gue temanin, gue ceritain, gue candaain! Tapi apa balasan lo?! lo ngusir gue! gue sayang sama lo putra! Gue gak peduli dengan wajah rusak lo! kalo gue peduli dengan wajah lo, gue gak akan lakuin semua itu! Shit!.” Kata erza sambil mengepal tangannya lalu memukul stir mobil sebagai pelampiasan emosinya.

setelah tenang, dia menjalankan mobilnya dengan bercucuran air mata, dan ketika  tiba dirumah, dia langsung masuk kamar tanpa mempedulikan mpok surti menatap dia dengan bingung.

pagi harinya….
erza bangun dengan mata sembab, dia terduduk di sisi ranjang sambil memikirkan apa yang dia lakukan hari ini, lalu dia bangkit dari duduknya dan mengambil handuk dan mandi.
setelah selesai mandi dan berganti pakaian, dia keluar dari kamarnya dan berhenti di kamar yang dulu ditempati putra, sekilas dia teringat apa yang dulu dia lakukan dengan penghuni kamar itu, merasa dadanya semakin sesak, dia langsung menuruni tangga dan sarapan kemudian pergi ke sekolah.

setelah sampai di sekolah, dia melihat Katherine dengan restu bergandengan tangan dan arny dengan rico saling bercanda dan mengejek, entah kenapa, dia ingin seperti mereka, tertawa bersama pasangannya, dan berjalan berdampingan dengan seseorang yang dia cintai. Merasa itu hanya mimpi baginya, dia berlari masuk kelas sebelum tambah galau.

Selama 9 jam disekolah,  baru kali ini erza merasa nelangsa tidak ada seseorang yang membuatnya berteriak penuh emosi, yang kedap-kedip nakal kearahnya, dan omongan narsisnya membuat dia mencibir sepanjang hari.
“gue baru kali ini merasa kangen sama dia, biasanya mah gue berdoa tiap hari buat dia kecelakaan kek, mati ditengah jalan kek, atau gimana gitu. kok jadi bertolak belakang gini sih?.” Kata erza dalam hati.
dia menuruni tangga dengan wajah lesu, tanpa menyadari ada seseorang di depan tangga dengan tatapan sinis.
“hai za.” Kata ferdi sukses membuat erza mendongkakkan wajahnya dan kaget mengetahui siapa yang memanggilnya.
“mau ngapain kak?!.” Kata erza parno sambil siap-siap lari.
“pulang bareng gue yah. Gue gak ngapa-ngapain lo kok.” Kata ferdi dengan senyum palsu.
“enggak! gue jera ikut sama lo! minggir!.” Teriak erza sambil mendorong ferdi kasar.
“waw. Kasar banget lo jadi cewek. bikin gue bergairah nih.” kata ferdi nakal sambil menangkap tangan erza dan menariknya kasar menuju parkiran mobil yang sudah sepi dan hanya tinggal beberapa mobil disitu.
“lepasin gue! lepas! Gue gak sudi!.” Kata erza meronta di samping ferdi dan membuat tangannya semakin dicekal ferdi hingga mati rasa.
“lo teriak gak akan ada pangeran lo disini za. Jadi percuma aja lo teriak. Simpan teriakan lo untuk di apartemen gue aja sayang.” kata ferdi santai.

semakin ketakutan mendengar perkataan ferdi, dia menendang kaki kiri ferdi dengan keras dan menggigit tangannya hingga ferdi teriak kesakitan.
“ARRGGHH! Erza! Balik lo!.” kata ferdi berteriak kemudian mengejar erza yang berlari ketakutan.
ketika melihat Katherine sedang ngobrol dengan restu, dia langsung berlari menuju Katherine dan bersembunyi di belakang yang membuat keduanya kaget “lo kenapa za? Kayak ketakutan gitu.” tanya restu heran.
erza hanya menangis di belakang Katherine, yang membuat cewek itu teringat dengan cerita putra beberapa waktu lalu, lalu dia menatap sinis ferdi yang berjalan didepannya “lo mau apain pacar sepupu gue hah?! Mau lo apa sih?! Putra emang gak bisa lindungin dia lagi, tapi gue yang akan lindungin erza! Ingat itu!.” Kata Katherine marah sambil mengacungkan telunjuknya tepat di wajah ferdi lalu tersenyum sinis.
“lo berani nantang gue?!.” kata ferdi.
“tentu saja gue berani! Elo itu gak ada apa-apanya dibandingkan putra! Lo cowok bajingan! Lo ngelakuin itu atas dasar nafsu kan?! Makan tuh nafsu!.” Kata Katherine marah dan menarik erza menjauh dari ferdi yang menatap sinis ke arah mereka.
restu bingung dengan apa yang terjadi, mengikuti mereka yang berjalan menuju mobil erza,  tiba-tiba hpnya berbunyi sms “restu, gue pengen lo, rico, dan Katherine ke rumah sakit sekarang. Please jangan ajak erza. Gue mohon. Putra.”
restu kaget melihat sms itu, lalu menatap Katherine yang sedang membujuk erza yang ketakutan “lo gak apa-apa kan kak? Putra udah cerita semuanya soal elo sama gue, termasuk soal ferdi. tenang kak.” Kata Katherine sambil memeluk erza.
“Katherine, gue kangen sama sepupu lo.” kata erza terisak.
“panggil gue kathy aja kak. Gue tau kok, kakak pulang aja yah sekarang. Udah sore nih. atau mau gue temanin?.” Kata Katherine tersenyum.
“gue bisa pulang sendiri. Thanks Kathy udah mau nolong gue. hati-hati ya.” kata erza tersenyum lalu berjalan menuju mobilnya dan melaju meninggalkan sekolah.

setelah melihat erza pergi, Katherine menatap restu “ada apa sayang?.” kata Katherine melihat restu menatap hpnya.
restu menyodorkan hpnya dan membuat gadis itu membelalakkan matanya “dia sudah sadar?! Yasudah, kita kerumah sakit sekarang. Kamu sudah telpon rico kan?.” Tanya Katherine.
“sudah gue sms. Ayoo.” Kata restu menarik Katherine ke mobilnya dan melaju menuju rumah sakit.

setelah tiba di rumah sakit….
mereka langsung menuju ruang tempat putra dirawat dan kaget melihat putra duduk di sisi ranjang dengan tatapan muram.
“kak! Akhirnya lo sadar juga, gue kangen sama lo kak.” Kata Katherine memeluk putra tanpa rasa takut yang sudah dia anggap sebagai kakaknya sendiri dengan erat.
“gue juga kangen sama lo dek.” Kata putra sambil mengelus kepala Katherine yang dia anggap sebagai adiknya sendiri.
ketika mereka saling berbicara, datanglah rico dengan napas tersengal-sengal. “sorry gue telat. Putra! Lo sudah sadar bro?! gue kira lo kenapa-napa jadi disuruh kemari.” Kata rico sambil menepuk pundak putra.
putra menatap dalam mereka, lalu menghembuskan napasnya dengan berat. “ sorry guys, gue kayaknya harus pergi, gue titip erza buat jagain dia. dia cewek yang baik kok dek.” Kata putra sambil mengelus rambut Katherine yang shock mendengar omongannya.
“lo mau pergi kemana put?! lo baru saja sadar dan sekarang mau ninggalin kami! Bagaimana dengan erza?! Lo gak mikir bagaimana perasaannya kalo dia tau lo tinggalin begitu saja setelah lo buat dia suka sama lo?!.” kata rico meradang.
“gue mau operasi di luar negeri, mungkin sekalian kuliah disana. gue mikirin perasaan dia ric! Justru itu gue pergi! Gue gak mau dia menatap gue penuh kasihan, penuh ketakutan! Gue bisa tau itu dari sorot matanya ric! Gue terlalu mengenal dia sampai gue merasa sakit sendiri!.” Kata putra.
“kak,, gue gak setuju!.” Kata Katherine tiba-tiba.
“boleh gue tau alasannya?.” Kata putra tenang.
“gue setuju dengan kak rico! Lo ninggalin dia disaat dia mulai sayang sama lo! mulai membutuhkan lo! tadi aja dia diteror ferdi sampai dia berlari dan nangis di belakang gue! dan lo tau dia bilang apa pada saat itu? “gue kangen sama sepupu lo.” dia ngomong sambil nangis kak! Dia butuh lo sebagai pelindungnya! Please, pikirin itu kak!.” Kata Kathy dengan suara bergetar.
“lo tau gue kan kathy, keputusan gue udah bulat. Gue akan pergi. Gue mohon jangan ada yang bilang soal ini pada erza. Gue gak sanggup dia datang kesini dan maksa gue untuk tinggal. Karna gue gak bisa liat dia nangis.” Kata putra.
“lo akan bikin dia nangis put, cepat atau lambat dia akan tau.” kata restu.
“gue tau. tapi setidaknya dia nangis pada saat gue gak liat. please dek, terima keputusan gue. gue gak mungkin lindungin dia dengan fisik begini.” kata putra sambil membujuk Katherine.
“apa yang harus gue lakuin kak kalo dia tau soal ini? Kami gak mungkin sembunyiin ini selamanya.” Kata Katherine sekarang menangis.
putra menghapus air mata gadis itu “ lo di samping dia dan jelasin kenapa gue pergi. Gue yakin kalian bisa saling mendukung. Please. Terima keputusan gue.” kata putra pelan lalu matanya beralih menatap rico dan restu bergantian
“kita udah sahabatan lama kan? Please, jaga erza buat gue. bila ferdi ganggu dia lagi, bunuh aja kalo kalian mau.” Kata putra.
“gue terima keputusan lo put dengan berat hati. Kapan lo pergi?.” Kata rico.
“minggu ini gue akan pergi. Gue baru aja resign dari sekolah dan nyokap sekarang siapin dokumen buat gue. mungkin besok gue bakal keluar dari rumah sakit dan istirahat dirumah. Jangan bilang sama erza soal ini.” Kata putra memohon.
“kami bisa apa untuk menghalangi rencana lo? bahkan pacar gue aja gak mampu bujukin lo. kami akan jaga erza kok. Tenang saja.” kata restu menepuk pundak putra.
“makasih restu. Jagain sepupu gue yah. Awas lo nyakitin dia. gue bakal datang dan bunuh lo hari itu juga.” Kata putra tertawa.
mendengar itu, Katherine memukul tangan putra dan tertawa bersama.

sekitar dua jam mereka di ruangan putra, akhirnya jam besuk sudah habis. Lalu Katherine memeluk putra “ gue sayang sama lo kak. Please, take care yah.” kata Katherine dengan suara serak.
“always sister, please protect her for me. Cause she’s my princess.” Kata putra membalas pelukan Katherine.
“kayaknya gue bakal kesepian nih.” kata restu lalu memeluk putra.
“gue juga. Gak ada yang bisa gue jahilin lagi.” kata rico tersenyum dan memeluk putra.
“entar gue juga balik kok. Tenang aja.” kata putra.
“kalo lo pulang dari sini bawa cewek, gue bunuh lo!.” ancam rico.
“gak akan deh. Hanya erza di hati gue. saking berharganya, gue gak tega buat dia nangis.” Kata putra sambil mengantar mereka ke depan pintu.
Katherine menatap putra dalam, berusaha mencari sesuatu di matanya yang hijau terang itu, merasa tak berhasil, dia menghela napas berat.
“semoga keputusan lo gak bikin erza bunuh diri kak. Karna gue mulai suka sama erza dan dukung lo untuk terus dengan dia.” kata Katherine dalam hati.
setelah mereka pergi, putra rebahan dan hujan mulai turun dengan deras, membuat dia semakin nelangsa karna teringat dengan kebiasaan erza akan hujan lalu mencoba untuk tidur.


selama seminggu erza tak menjenguk putra, membuat dia kangen dengan cowok itu, setelah bangun tidur, dia langsung duduk di balkon dan melihat kolam renang, dan kenangan lain tentang putra hadir dan sukses membuat dia galau.
“setiap sudut rumah gue penuh dengan kenangan putra. Oh boy, I miss you so much.” Kata erza dalam hati.
lalu dia merenung dan tiba-tiba teringat pembicaraan kakak kelas yang kebetulan sekelas dengan putra pada saat dia ke kantin sekolah kemarin.

*flashback*
“eh,,, katanya putra udah keluar dari sekolah yah?.” Kata indah, cewek yang sudah jadi rahasia umum satu sekolahan naksir dengan putra dan sekelas.
“kata siapa?.” Kata indira kasak-kusuk tanpa mempedulikan erza tegang mendengar pembicaraan mereka dan berhenti makan untuk menguping dengan jelas.
“anak-anak pada liat kemarin nyokap dia ke sekolah dan langsung menuju kantor kepsek! Tuh anak kenapa sih jadi pindah? Kan kasihan gue gak ada pemandangan menarik lagi.” kata fayra cekikikan.
“hahahaha dasar lo! eh, Gue baru tau kalo Katherine ternyata saudaraan dengan putra! Gue kira mereka pacaran. Padahal mereka cocok lo.” kata ufi.
“Syuuttt! Ada erza.” Kata indira menyenggol ufi ketika melihat erza berjalan melewati mereka dengan tatapan menunduk.
“za, emang beneran putra pindah sekolah?.” Kata indah memanggil erza.
“enggak tau kak.” Kata erza sambil menatap indah.
“masa lo gak tau sih? Kan dia pacar lo?.” kata ufi dengan wajah seperti interogasi penjahat kelas kakap.
“beneran kak. Erza gak tau apa-apa. Pacaran aja enggak.” jelas erza lalu langsung lari sebelum ditanya lagi dan membuat mereka berkerut kening.
“Dia kenapa sih?.” Kata fayra.
“enggak tau. mending kita makan aja. udah lapar gue.” kata ufi cuek sambil mencomot siomay terakhir indira yang pasrah “hijrah” ke piring ufi.
*flashback off*

“Emang beneran lo pindah putra? gue harap itu hanya berita bohong.” Kata erza dalam hati.
merasa gak menemukan jawabannya, dia menutup pintu balkonnya dan pergi mandi.

Setelah selesai mandi, dia keluar kamar dengan memakai celana jins dan baju kaos putih tanpa lengan dan sepatu kets dengan rambut terurai lalu bersiap-siap menuju rumah sakit.

sesampai di rumah sakit……..
erza terdiam di depan pintu ruangan putra, entah hendak masuk atau enggak. lalu dia menguatkan hatinya dan masuk ke dalam ruangan putra dan kaget dengan apa dilihatnya.

ruangan putra kosong melompong.

kaget melihat itu, dia langsung menutup pintu dan berjalan menuju ruang resepsionis “ suster, pasien bernama putra Eduardo di ruangan 324 kemana yah? Kok dia enggak ada?.” Kata erza.
“dia sudah keluar sekitar 4 hari yang lalu mbak.” Kata suster tenang.
“keluar?.” Kata erza shock.
“iya mbak. Ada apa mbak?.” Kata suster mulai panic melihat muka erza pucat pasi.
“enggak apa-apa sus. Makasih ya.” kata erza tersenyum.

erza langsung berlari menuju parkiran mobil dan melaju menuju rumah putra dengan pikiran kacau dan ingin minta kejelasan kenapa putra gak bilang soal  itu padanya.

ketika sampai di rumah putra, erza langsung mengetuk pintu rumah putra dan membel berkali-kali sambil memanggil putra sambil berharap cowok itu ada dalam rumah dan membukakan pintu.

tapi, harapan hanya tinggal harapan.

“Ada apa non erza??.” Tanya mpok ijah di depan pintu.
“putra mana mpok?.” Tanya erza.
mpok ijah teringat pesan putra untuk tidak mengatakan apa-apa kepada erza tentang kepergiannya, tapi melihat erza datang dengan perasaan kacau, mpok ijah menjadi kasihan dan berkata dengan hati-hati “dia pergi non.” Kata mpok ijah dengan wajah menunduk.
bagai tesambar petir, erza terdiam sebentar, lalu menatap mpok ijah dalam, mencari kejujuran “pergi kemana mpok? Kemana?.” Kata erza dengan suara bergetar.
“ ke jerman non. Dia pindah kesana dengan ibu. Mas putra mau operasi sekalian belajar disana.” Kata mpok ijah yang sukses membuat pertahanan erza runtuh untuk kesekian kalinya.
“Dia sudah lama pergi mpok?.” Kata erza berusaha untuk tetap tegar.
“baru aja non. Non mau kemana?.” Teriak mpok ijah ketika melihat erza berlari menuju mobilnya dan meninggalkan rumah putra.

Sepanjang perjalanan, erza hanya bisa menangis dan berharap sekali lagi, agar bisa menyusul putra, menghalangi rencana gila itu. Dan dengan kecepatan penuh, erza menuju bandara.

once again, it’s only hope, you can’t catch him anymore.

akhirnya tibalah erza di bandara setelah berkutat di perjalanan sekitar 2 jams. Lalu dia memarkir mobilnya dan memakai bedak untuk menutupi bengkak di matanya dan keluar dari mobil lalu berlari menuju bandara.
Setelah tiba dibandara, dia berkeliling mencari putra dan sesekali menatap awas sambil berharap ketika melihat orang yang tingkahnya seperti putra. kemudian kecewa ketika orang itu bukan putra.  Tak kenal putus asa erza mencari putra. Sampai tibalah, dimana dia harus berhenti berharap, dan hanya bisa menunggu.

perpisahan itu menyakitkan, tapi harus terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Sebagai siklus kehidupan dan sebagai pembelajaran bahwa setiap orang yang kita kenal, akan terasa berharga apabila sudah pergi meninggalkan kita.
*galau again*

“kepada penerbangan pesawat dengan kode boeing 245 dengan tujuan Jakarta-jerman, harap segera menuju ruang penerbangan karna dalam hitungan 5 detik lagi pesawat akan terbang meninggalkan bandara.” Kata suara announcer membuyarkan pencarian erza.
kaget dengan pengumuman itu, dia langsung berlari menuju tempat pengumuman *gue gak tau namanya apa* *gak pernah naik pesawat*
“mbak.. penerbangan tujuan Jakarta-jerman apakah sudah berangkat?.” Kata erza hati-hati.
“baru saja berangkat mbak. Mbak kenapa?.” Kata mbak itu kaget melihat erza menunduk dan meneteskan air matanya.
“Enggak apa-apa mbak. Makasih atas informasinya.” Dan dia berlari menuju parkiran mobil tanpa mempedulikan tatapan orang yang heran melihat dia bercucuran air mata dan langsung menjalankan mobil dengan kecepatan penuh.

sepanjang perjalanan menuju rumahnya, erza hanya bisa menangis dan menangis karna ditinggal sekali lagi oleh seseorang yang sudah seenaknya masuk dalam hatinya, kemudian pergi tanpa pamit disaat dia mulai memberikan kesempatan untuk mencintainya.

Sesampai dirumah, erza keluar dari mobil dan melihat mpok surti, orang yang menemaninya ketika dia kesepian membukakan pintu rumah untuknya. Sambil tersenyum sendu, dia masuk dalam kamar tanpa mempedulikan mpok surti yang memandangnya dengan tatapan sedih.

lalu dia masuk ke kamarnya tanpa menoleh ke kamar putra, dan melihat sebuah kotak di atas meja riasnya dan sebuah surat di sampingya. Penasaran, dia membaca surat itu.

“hai za.. gimana kabar lo? mungkin kalo lo baca surat ini, gue udah gak ada lagi disini.
sorry banget gue marahin lo waktu itu. Gue kaget liat wajah gue sendiri. Bayangin aja wajah ganteng gue selama 18 taun berubah menjadi mengerikan begini! *narsis kumat*   dan gue bisa liat dari sorot mata lo za, lo takut dengan wajah gue.  itu yang buat gue merasa untuk pertama kalinya, gue gak berarti di hidup lo. di saat itu gue nerima keputusan nyokap untuk pergi operasi ke jerman dan tinggal disana sementara waktu.


ingatlah za, ini hanya perpisahan sementara. Kalo lo sanggup nunggu gue, kita akan ketemu lagi pada tanggal ini di 5 tahun kedepan di taman yang pernah gue janjiin itu pada saat elo ulang tahun.  Tapi bila lo gak sangup nunggu gue selama itu, lo boleh pergi dari kehidupan gue za. Dan gue akan terima keputusan lo. apapun itu. Dan lo boleh buang cincin yang pernah gue kasih ke elo. Karna itu cincin sebagai pengikat antara lo dan gue.

za… gue punya kalung buat lo, sorry kalo gue gak ada di samping lo untuk mengenakan kalung itu. Kenakan itu bila lo mau, gue akan selalu ada di samping lo za. Di hati lo. dan gue juga makai kok.
za…. Sorry banget gue gak bisa menjadi pelindung buat lo, tapi ada sahabat gue dan Katherine yang jagain elo, sebagai pengganti gue. dan gue minta maaf karna gak bilang rencana ini pada lo, karna gue gak sanggup liat lo nangis ketika mendengar alasan gue. gue pergi za… dan gue pasti akan kembali, untuk lo.

it’s time to say goodbye, be careful honey, you’ll always in my heart, forever.
I love you for  today, tomorrow, and forever.

you’re my princess and no one can change in you in my heart.

salam sayang selalu untuk cewek yang sukses buat gue gila dan maaf karna udah buat lo nangis untuk kesekian kalinya

putra.

erza membaca surat itu dengan tangan bergetar dan air mata terus menetes hingga membasahi kertas itu. Dengan tangan bergetar, dia membuka kotak itu dan melihat kaset dan kalung berbandul separo hati. Dia mengenakan kalung itu dengan terisak dan keluar dari kamar mendatangi mpok surti yang asyik di dapur.

“mpok… tadi putra ada kesini?.” Kata erza terisak.
“astaga non erza kenapa nangis?! Tenang non.” Kata mpok surti kaget dan langsung memeluk erza yang menangis dipelukannya.
“kapan dia kesini mpok?.” Kata erza di pelukan mpok surti.
“pada saat non keluar, mas putra datang dan nanya non pergi kemana, mpok jawab aja mau ke rumah sakit jenguk mas putra. Dia Cuma tersenyum sedih dan bilang untuk jaga non baik-baik selama dia enggak ada dan dia minta bila harinya hujan, mpok harus maksa non erza masuk rumah supaya gak sakit dan temanin non erza tidur apabila lampu mati dan mulai bunyi petir. Mpok Cuma ngangguk aja karna bingung. Terus dia masuk ke kamar non erza dan lama sekali baru dia keluar dengan mata sembab. Dia minta ijin untuk pergi non. Dan titip maaf sama non karna udah pergi tanpa ijin.” Kata mpok surti panjang lebar yang membuat hati erza semakin sakit.

erza langsung menatap mpok surti dalam “makasih mpok. Erza boleh minta bikinin coklat panas gak?.” Kata erza
“tentu saja. Non harus istirahat. Mata non bengkak tuh.” Kata mpok surti yang khawatir dengan erza.
erza hanya mengangguk dan berlari masuk dalam kamarnya dan mengunci pintu.

lalu dia melihat kaset yang belum sempat dia putar, dia menguatkan hatinya untuk kejutan berikutnya dan memasukkannya dalam tape.

“erza.. gue minta maaf kalo bikin lo nangis. Tapi percaya za. Gue sayang sama lo, lo akan selalu ada di hati gue. jujur, gue gak sejago lo dalam main piano, tapi demi lo, gue rela ngeluarin seluruh kemampuan gue untuk lo za. Dengarin suara gue yah. khusus buat lo.” Kata putra di rekaman kaset itu yang sukses membuat gadis itu menangis sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

kemudian suara denting piano mengalun merdu, diiringi suara putra yang sukses membuat siapapun yang di posisi erza saat ini, akan merasa betapa sakitnya.

“If I should stay,
I would only be in your way.
So I'll go, but I know
I'll think of you every step of the way.

And I will always love you.
I will always love you.
You, my darling you. Hmm.

Bittersweet memories
that is all I'm taking with me.
So, goodbye. Please, don't cry.
We both know I'm not what you, you need.

And I will always love you.
I will always love you.

I hope life treats you kind
And I hope you have all you've dreamed of.
And I wish to you, joy and happiness.
But above all this, I wish you love.

And I will always love you.
I will always love you.
I will always love you.
I will always love you.
I will always love you.
I, I will always love you.

You, darling, I love you.
Ooh, I'll always, I'll always love you.”

(whitney Houston – I will always love you)

Erza mengulang-ulang lagu sambil meneteskan air matanya. Lelah, dia menekan tombol stop dan menuju piano yang berada di kamarnya. Dia duduk sambil memainkan sebuah lagu sesuai dengan perasaannya saat ini dengan air mata membasahi jemarinya yang menari di tuts piano.

“lo jahat putra! Kenapa lo harus pergi disaat gue mulai sayang sama lo?! di saat gue merasakan indahnya cinta?! seharusnya lo pergi pada saat gue gak suka sama lo! saat gue masih benci sama lo! agar gue gak merasakan sakit ini! Lo puas kan sekarang?! Sakitin aja gue terus putra!.” Teriak erza sambil menekan kasar tuts piano itu.

lalu dia beranjak dari tempat duduknya, dan keluar kamarnya dan memasuki kamar yang dulu ditempati putra. frustasi, dia menatap cincin pemberian putra, dia mencoba ingin melepasnya, tapi tak sanggup. Akhirnya dia terduduk di sisi ranjang putra dan jatuh tertidur karna lelah sambil meneteskan air matanya.

di tempat lain…
putra menatap jendela pesawat dengan tatapan sedih sambil memegang kalung yang separo hatinya yang sama seperti punya erza. Lalu dia berbisik lirih “maaf gue gak bisa membuat lo bahagia untuk saat ini za. tapi yakinlah. Gue akan kembali untuk lo.” lalu mencoba tidur di pesawat yang memakan waktu 8 jam.

                                    ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥



tak ada yang bisa menyembuhkan luka di hati, kecuali waktu.

Sudah setahun putra pergi meninggalkan erza, membuat gadis itu mulai bisa menerima keadaan dan menunggu cowok itu untuk menepati janjinya.
hari ini adalah hari terakhir erza sebagai siswi SMA Budi Harapan, setelah selesai melewati UAN seminggu yang lalu dan dia diterima di universitas yang dia hendaki lewat jalur undangan. Sadar malam ini adalah malam prom night, membuat dia pasrah karna harus dikejar oleh hampir seluruh cowok mulai dari kakak kelas hingga adek kelas, dari wajahnya cakep kayak brad pitt, hingga wajahnya ancur tapi sok ganteng yang mengajaknya dansa bersama seperti tahun lalu, mereka menjadi begitu karna tau bahwa putra sudah tak ada lagi di samping erza, cowok yang membuat mereka pada mundur teratur dan sadar diri bahwa erza terlalu sempurna untuk mereka miliki.

“hai za, lo prom night sama siapa?.” Kata adit, cowok yang naksir dengan erza mulai dari kelas 1 dan dibilang playboy cap tulang ikan asin.
“hai dit. Emang kenapa?.” Kata erza yang sedang ngobrol dengan arny dan dinda mengernyit bingung didekatin oleh adit pada jam istirahat.
“lo mau gak prom night bareng gue?.” kata adit langsung mengeluarkan senyum andalan kalo mau goda cewek, tapi sayangnya, enggak mempan untuk erza.
“wah sayangnya dit, gue udah bareng yang lain. sorry yah.” Kata erza tersenyum lalu pergi meninggalkan adit.
arny dan dinda yang tau bagaimana kacaunya erza ditinggal putra, saling menatap heran lalu bertanya dengan hati-hati “lo prom night dengan siapa za?.” kata arny.
“entar lo juga tau. gue duluan yah. Sampai jumpa malam entar.” Kata erza tersenyum lalu pergi meninggalkan mereka.

sepanjang perjalanan menuju rumahnya, erza menelpon seseorang “hai kak reno, lo jadi kan temanin gue malam ini?.” Tanya erza begitu telponnya tersambung *ingat dengan cerita past time of the story gak? Jadi ceritanya reno sepupuan dengan erza*
“jadi dong za. ini gue mau nyampe dirumah lo. gak sabaran banget.” Kata reno tertawa di telpon.
“bukannya gitu, gue takutnya lo batalin janji seenak dengkul kayak taun kemaren! Habislah gue diteror!.” Sungut erza ketika mengingat prom night tahun lalu yang sukses dikejar oleh para cowok yang tau dia datang sendiri.
“kemaren kan gue sibuk mendadak. Lo dimana? Gue udah nyampe nih.” kata reno tertawa
“gue lagi diimuka komplek. Bye.” Kata erza memutus telponnya.

lalu erza melihat mobil reno terparkir dimuka garasi. Tersenyum, dia masuk dalam rumah dan mendatangi reno yang asyik ngobrol dengan mpok surti, pembantu favorit reno.
“hai kak reno, lama gak nunggu?.” Kata erza tersenyum.
reno tersenyum melihat erza yang mulai bisa tersenyum semenjak kejadian taun kemarin, ketika malam-malam erza nekad datang ke Jakarta dan menangis dipelukannya, lalu mengigau memanggil nama seorang cowok sambil menangis dan keesokan harinya ijin pulang ke bandung tanpa menceritakan apa-apa.
“hai adekku sayang. lo lulus dimana aja?.” kata reno sambil mengacak rambut erza, yang membuat gadis itu tertegun, karna teringat seseorang yang selalu melakukan hal ini padanya. Dan membuat dia sedih.
“gue lulus di UNPAD, UI sama UGM. Tapi milih di UI aja deh. Biar dekat sama kakak.” Kata erza tersenyum.
reno yang yakin melihat sorot kesedihan di mata erza yang berbinar, berusaha melupakannya “asekk.. akhirnya adek gue yang paling cantik ini masuk UI juga. Udah lo mandi terus bersiap-siap. By the way, gue tidur dimana nih? di sofa?.” Kata reno jahil.
“lo tidur disitu tuh.” Kata erza menunjuk kamar yang dulu ditempati putra, yang sekarang menjadi seperti sediakala, kosong, tak berpenghuni.
“oke deh.” Kata reno lalu menuju kamar yang dimaksud sambil nenteng tas berisi baju-baju diiringi oleh erza yang berjalan dibelakangnya.

selama satu jam lebih erza berdandan untuk prom night, akhirnya dia keluar juga dengan memakai gaun malam tanpa lengan warna hijau toska, dengan kalung pemberian putra yang melingkar di lehernya dan cincin menghiasi di jari manis erza ; rambutnya yang panjang dia geraikan dan high heels dengan tali melilit di kakinya warna putih.
reno yang memakai tuxedo warna hitam, dengan rambut dibikin spike sukses dibuat pangling oleh kecantikan erza malam ini. Sambil bersiul dia menggandeng tangan erza “ gue lupa punya sepupu secantik lo za. kayaknya gue punya tugas berat nih kalo kita satu kuliah, yaitu menjaga lo dari inceran cowok playboy. Ahhahaha.” Kata reno tersenyum menatap erza.
Erza hanya tersenyum mendengar candaan sepupunya, “gue juga lupa punya sepupu seganteng lo. kayaknya bentar lagi gue bakal dikejar ma temen-temen gueuntuk comblangin lo dengan mereka.” Kata erza.
“coba lo ada dan lihat gue, entah apa koment lo tentang ini. Gue kangen sama lo putra.” Kata erza dalam hati.
reno tertawa dan mereka keluar dari rumah menuju sekolah erza.

Sepanjang perjalanan, mereka saling cerita dan tertawa, reno ingin sekali menanyakan apa hubungan dengan cowok yang sukses membuat erza mendatanginya malam-malam setahun yang lalu dan menyebut namanya dalam mimpi. Merasa tak sanggup melihat mendung di wajah erza, dia menyimpannya dalam hati.

Sesampai di sekolah….
reno turun dari mobil lebih dahulu dan membukakan pintu mobil untuk erza. Lalu mereka berjalan berdampingan tanpa mempedulikan tatapan tanya oleh teman-teman erza.
“liat tuh cowok disamping erza itu siapa? Pacarnya yah? Bukannya dia sama kak putra?.” Tanya seorang cewek lain.
“Enggak tau. gila tuh cowok ganteng banget! Kayaknya selera cowok erza blasteran semua deh! Tapi wajar aja sih, dia kan cantik. Kak putra aja bisa dia dapatkan, gimana dengan cowok lainnya?.” Kata yang lain.
“gila erza cantik banget! Seharusnya gue yang disamping dia itu!.” Kata adit melirik erza dari ujung kepala ampe ujung kaki dengan tatapan kagum dan iri ketika melihat cowok disamping erza.
“mimpi bener!.” Kata teman adit yang lain dan tertawa.

erza yang ditengah pesta, melihat arny memakai gaun berwarna merah bata dengan rambut dia gulung di atas dan disampingnya adalah kak rico, dan melirik dinda yang memakai gaun berwarna hijau sedang asyik ngobrol dengan pacarnya ,Nathan. Lalu dia menarik reno untuk menghampiri mereka.
“haiii..” kata erza yang sukses membuat mereka pangling.
“astaga za! lo cantik banget! Pangling gue! eh cowok di samping lo siapa za?.” tanya dinda
rico yang melihat cowok di samping erza, mengernyutkan keningnya “ini cowok siapanya erza? Pacarnya? Gue harap bukan.” Harap rico dalam hati.
“dia sepupu gue. namanya kak reno. Kenalin kak. Ini arny dengan pacarnya, kak rico dan ini dinda dengan pacarnya, Nathan. Mereka sahabat gue.” kata erza tersenyum.
Reno menyalami tangan mereka sambil tersenyum dan tatapannya terhenti ketika melihat rico, lalu dia tersenyum ramah yang dibalas dengan jabatan tangan erat dari rico.
ketika asyik ngobrol, tiba-tiba terdengar suara santi, si pembawa acara “nah semuanya, karna ini malam prom night buat kalian, gue pengen siapa yang kena lampu sorot ini maju ke depan dan nyanyi untuk kita semua! Bagaimana?.” Kata santi disambut oleh antusias oleh mereka sambil berharap semoga tak kena lampu sorot.

akhirnya, lampu sorot menyinari erza yang asyik ngobrol dengan reno yang membuat semua mata tertuju padanya dengan pandangan kagum akan kecantikan erza dan tatapan pengen kenalan dari para cewek yang lirik reno. Lalu erza maju ke depan dan tersenyum “gue harus ngapain nih san? Diem jadi patung?.” Canda erza.
“boleh juga tuh. Lo kan jago nyanyi, lo nyanyi deh untuk kami semua sambil main ini.” Kata santi sambil menyentuh piano.
“boleh juga tuh.” Kata erza duduk di depan piano, kemudian menutup matanya dan membiarkan tangannya menari di tuts piano, lalu terdengarlah suara merdu erza, yang merupakan isi hatinya.
“ini lagu buat lo putra. Biar lo gak dengar. Tapi cukup buat gue untuk ngeluarin uneg-uneg dihati.” Kata erza.

“Selama aku mencari
Selama aku menanti
bayang-bayangmu di batas senja
matahari membakar rinduku
ku melayang, terbang tinggi.
 
bersama mega-mega, menembus dinding waktu
ku terbaring dan pejamkan mata
dalam hati ku panggil namamu
Semoga saja kau dengar dan merasakan

reff :getaran di hatiku yang lama haus akan belaianmu
Seperti saat dulu
Saat pertama kau dekap dan kau kecup bibir ini
Dan kau bisikkan kata-kata
aku cinta kepadamu

peluhku berjatuhan
menikati sentuhan
perasaan yang teramat dalam.
Dan tlah kau bawa, segala yang ku punya
Segala yang kupunya..

(Agnes Monica – Rindu)

semua yang ada diruangan bisa merasakan arti lirik lagu yang dinyanyikan erza apalagi yang tau dengan pasti, untuk siapa lagu itu sebenarnya erza nyanyikan.

Setelah selesai, mereka bertepuk tangan riuh sambil meneriakkan minta dinyanyikan lagi, mendengar itu, pembawa acara menghampiri erza “itu lagu buat siapa za? lo menghayati banget za! nyanyi sekali lagi yah?.” Pinta pembawa acara.
“hahahaha…buat yang ngerasa aja sih. Beneran minta dinyanyiin lagi?.” kata erza.
“iya za! ayoo nyanyii lagi!.” teriak seorang temannya disusul oleh yang lain.

erza tersenyum sambil memikirkan lagu yang akan dia nyanyikan, tersenyum, dia mulai menekan tuts piano dan mulai bernyanyi sekali lagi, untuk seseorang yang pergi meninggalkannya tanpa pamit,

”terkurung sunyi dalam lirih suara angin
Sekilas terbayang wajah rupawan diujung senja
teringat akan cinta yang pernah kau beri
namun lalu kita terpisah direnggut oleh jarak
hatiku tak berdaya oleh apa yang terjadi
Sanggupkah aku bertahan disini.

semenjak itu, tak pernah kau beri kabar
tak pula kau beri aku sesuatu kepastian
hatiku tak berdaya oleh apa yang terjadi
Sanggupkah aku bertahan disini

reff : dimanakah kau ada
rinduku takkan pernah sirna
kekasih ingat aku disini
tertusuk oleh perih
mencari tak pernah kudapat
namun ku kan selalu merindu

letih tertambat, menggeliat diresahku
hadirmu bagaikan sebuah keajaiban yang tak mungkin
hatiku tak berdaya… oleh apa yang terjadi
Sanggupkah aku bertahan disini.

(Ratu – Dimanakah Kau Ada)


setelah selesai menyanyikan lagu itu, entah kenapa erza merasa sesak di hati, Cuma dia menahannya dan tersenyum ketika semuanya memberikan tepuk tangan sekali lagi kepada erza.
lalu dia menuruni panggung dan langsung menghampiri reno yang asyik berbicara dengan rico “suara lo bagus za. beneran gak bohong gue.” puji rico tulus.
“makasih kak. Eh kak reno, pulang yuk.” Kata erza sambil colek tangan reno.
“gue mau ke toilet dulu. Lo duluan aja ke mobil za. ntar gue susulin. Duluan ya.” kata reno tersenyum.
“duluan juga arn, dinda, kak rico.” Kata erza sambil menggandeng tangan reno.
“nyesek gue dengar erza nyanyi, ketahuan banget dia kehilangan kak putra.” Kata dinda sambil menatap kepergian erza yang dibalas oleh anggukan yang lain.

ketika tiba di parkiran…
erza berdiri di depan mobil reno, tidak menyadari kedatangan seseorang dari belakang yang meneror hidupnya selama setahun disekolah.
“ckckkckc.. lo cantik banget za malam ini, gue suka sama bentuk badan lo.” kata ferdi mabuk dan dengan kurang ajarnya merangkul pinggang erza.
erza yang kaget dengan kedatangan ferdi tiba-tiba dari belakang dan merangkul pinggangnya, sontak melepas tangan ferdi dan berjalan mundur ke belakang dengan wajah ketakutan.
“lo kenapa takut za? ayolah, lo mau teriak? Gak ada orang yang bisa dengar teriakan lo za! apalagi pangeran lo! udah mampus!.” Kata ferdi sambil berjalan mendekati erza dan tersenyum licik ketika gadis itu tak bisa kemana-mana lagi karna terkurung oleh dirinya dan dibelakangnya ada tembok angkuh menjulang tinggi.
“maksud lo apaan dia udah mampus?! Ngomong jangan asal deh!.” Kata erza dengan suara bergetar antara ketakutan dan hendak nangis.
“gue tau kok dia kecelakaan mobil kan? Lo mau tau dia kenapa kayak gitu? karna gue nyuruh orang nabrak mobil dia dan bakar mobil cowok lo!.” kata ferdi sambil mendekatkan pinggang erza di hadapannya dan mulai mencium lehernya penuh nafsu sehingga gadis itu meronta ingin melepaskan diri.
“Emmph.. lepasin gue! l apa?! Jadi lo yang ngelakuin ini semua?! Dasar cowok setan!.” Kata erza sambil mendorong tubuh ferdi menjauh dari hadapannya tapi gagal karna kedua tangannya dipegang oleh tangan kiri ferdi.

tiba-tiba…..
seseorang menarik ferdi dari belakang dan langsung menghajarnya membabi buta dan membuat ferdi jatuh tersungkur ke tanah. “lo  apain dia hah?! Gak ada yang boleh nyentuh dia!.” kata reno sambil menendang ferdi lalu menarik erza ke pelukannya.

“oh… ternyata lo player juga ya za! ditinggal putra, gaet yang lain! entar besok-besok kalo lo ditinggal dia, lo gaet siapa lagi za?! gue ngantri deh za buat elo.” teriak ferdi kemudian tertawa sinis.

mendengar itu, erza hanya bisa menangis di rangkulan reno yang sebenarnya bingung dengan apa yang terjadi, tapi dia berusaha berpikir jernih dan mengantarkan cewek itu ke dalam mobil.

Sepanjang perjalanan, erza hanya diam dan sesekali sesegukan, tak tahan mendengar itu, reno menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan menatap erza.
“lo sampai kapan nyembunyiin hal ini ke gue za? emang gue bukan orang yang lo percaya jadi lo gak mau cerita sama gue? lo udah gue anggap adek sendiri za.” kata reno menatap erza.
Erza balik menatap reno dan menghela napas “Sorry kak, kenapa sih kak, dia harus pergi disaat kita mulai suka dengan dia? memberikan kesempatan untuknya?.” Kata erza dengan wajah menunduk.
“Dia siapa za? apakah dia yang lo maksud adalah orang yang sukses buat lo nekad malam-malam nyamperin gue kejakarta setahun yang lalu dan lo pergi keesokan harinya tanpa bilang apa-apa sama gue?.” tanya reno.
Erza hanya menganggukkan wajahnya, tanda dia membenari apa kata reno.
“Apakah dia yang lo panggil tiap lo tidur? Putra?.” Tanya reno.
melihat erza menganggukkan wajahnya, reno menghela napas “bisa lo ceritain sama gue siapa putra itu sampai lo kayak gini dan ninggalin lo?.” tanya reno
erza lalu menceritakan semuanya kepada reno, tentang perjodohannya, tentang sifat putra dan terakhir, tentang apa yang dikatakan oleh ferdi yang mengaku telah mencelakakan putra hingga membuat cowok itu pergi dari kehidupannya.
reno mendengarkan dengan penuh sabar, dan sesekali menghapus airmata erza yang mengalir, lalu menatap erza dalam “Za, kalo lo suka sama seseorang, sebenarnya lo harus nyiapin diri lo untuk ditinggal oleh dia suatu saat nanti. Dan apabila lo ditinggal dia, Tuhan memberikan dua pilihan untuk lo, lo pergi dan mencari cinta yang baru, atau tetap menunggu dia seperti yang dia inginkan. Lo pilih yang mana za?.” tanya reno.
Sebenarnya gue pengen lupain dia kak ren. Cuma gue gak bisa. Terlalu banyak kenangan dirumah gue tentang dia. itu bikin gue gak sanggup.” Kata erza terisak.
“lo bukannya gak bisa lupain dia, Cuma lo gak sanggup lakuin itu, kalo lo mau lupain seseorang, jangan pernah setengah-setengah, lo buang semua pemberian dia, coba gue tebak, kalung dan cincin yang lo pakai sekarang itu pemberian dia kan?.” Tebak reno.
erza menganggukkan kepalanya “jadi gue harus gimana?.” Tanya erza.
“kalo lo pilih nungguin dia, lo harus bersabar za dan selalu yakin kalo dia akan kembali untuk lo, seperti janjinya, tapi kalo lo gak sanggup, lupain dia dan buang semua yang pernah dia kasih buat lo. lo milih yang mana za?.” tanya reno.
“gue …. Gak tau.. mungkin gue mencoba untuk nungguin dia. makasih ya kak. Senang gue bisa curhat sama lo.” kata erza tersenyum.
“Sama-sama za. lo kalo ada masalah curhat saja sama gue. jangan kayak dulu lagi yah, nongol di depan kost gue sambil nangis, dikira orang gue baru aja nyakitin lo.” kata reno sambil menjalankan mobilnya.
Erza tertawa mendengar perkataan reno sambil berharap dalam hati, semoga penantiannya tak sia-sia. Dan dia bisa bertemu dengan putra lagi

apakah mungkin?

di tempat lain…..
“APA TANTE? kak putra.. enggak mungkin tante!” kata Katherine shock sambil membelalakkan matanya dan berharap dia salah dengar.
 mama putra menghela napas melihat Katherine masih shock  “kamu jangan cerita soal ini sama erza. Jangan buat dia tambah sakit lagi.” kata mamanya putra.
Katherine hanya tersenyum sambil berharap semoga itu tidak akan terjadi, karna dia tak bisa membayangkan bagaimana reaksi erza mengetahui hal menyakitkan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar