Laman

Sabtu, 02 Maret 2013

Jatuh cinta sama lo?! NO WAY! PART 9


“kak, sakit kak.” Kata erza lirih sambil membuka matanya dan menggerakkan tangannya lalu menghapus air mata yang menetes di wajah putra sambil tersenyum lemah.
putra yang kaget melihat erza bangun, langsung memeluk gadis itu di dekapannya dan berkata “ akhirnya za. Gue akan antar lo kerumah sakit. Bertahan za. Jangan tinggalin gue. gue akan lakuin apapun demi lo za. Please, bertahan buat gue.” sambil mengangkat gadis itu.
“jangan kak. gue gak suka aroma rumah sakit.  Baunya itu pengen muntah.” Kata erza dengan suara lemah di pangkuan putra.
“lo kehilangan banyak darah sayang. udah deh gausah banyak debat.zaa… bangun za!.” Kata putra kaget melihat erza hilang kesadaran di gendongannya.
sadar setiap waktu berharga buat erza, putra langsung meletakkan erza di mobil lalu balik ke dalam rumah mengambil kemeja punya dia untuk menutupi tubuh erza lalu ngebut menuju rumah sakit.

Sesampai di rumah sakit, putra mengangkat erza keluar dari mobil dan langsung mmbawanya ke ruang UGD. Para suster dan dokter yang berada di ruang UGD langsung mengambil alih erza dan meletakkan selang oksigen di hidungnya. Putra yang melihat itu langsung disuruh keluar oleh seorang suster dan berkata “maaf mas. Untuk sekarang mas keluar dulu. Kami akan berusaha semaksimal mungkin buat mbak ini. Dia kehilangan banyak sekali darah dan dehidrasi berat karna terlalu lama berada di bawah sinar matahari. Sebaiknya mas mengurus mbak ini di ruang administrasi sana.” Kata suster itu sambil menunjuk loket.
“makasih sus. Tolong usahain yang terbaik buat erza. Dia sangat berarti bagi saya suster.” Kata putra dengan suara memohon.
“akan kami usahakan. Berdoa saja mas.” Kata suster itu sambil menepuk pundak putra dan menutup pintu ruang UGD.

putra langsung menuju ruang administrasi untuk mengurus semua tentang erza. Setelah selesai, dia menelpon restu dan berkata “ res, lo sama rico ada dimana?.” Tanya putra.
“gue gak jadi ke Jakarta melihat lo panic gitu. suara lo kenapa kayak lelah gitu put?.” Tanya restu.
“Erza masuk rumah sakit sekarang res. Feeling gue ternyata bener. Ada yang celakain dia.” kata putra dengan suara lelah.
“apa?! Terus gimana kabar erza sekarang? Gak apa-apa kan?.” Kini suara rico terdengar di hp restu.
“lo itu yah! Hobi bener nyerobot sana-sini! Bener-bener deh!.” Kata restu kesal sambil jitak kepala rico.
putra yang gak mood berantem dengan mereka, berkata “dia kehilangan banyak darah dan dehidrasi berat. Gue yakin cewek itu yang ngelakuin ini semua!.” Kata putra penuh dendam.
“selvi? Lo yakin? Entar kita bahas deh. Lo di rumah sakit mana sekarang? Biar kami samperin.” Kata rico.
“gue di rumah sakit Pelita Harapan. Oke gue tunggu.” Kata putra lalu menutup telpon.

“Sakit gila! Lo kira ini kepala bakul cobek apa jadi main jitak seenak dengkul?!.” Kata rico sambil berusaha jitak restu setelah memutuskan telpon dengan putra.
“lo juga! Gue asyik-asyiknya ngobrol dengan putra, lo asyik main teriak di telinga gue sambil ngambil hp gue! lo kira suara lo pelan apa?! Sakit dodol!.” Kata restu sambil mengelus telinganya yang diteriakkin rico
“Daripada kita berantem kayak gini, mending kita samperin erza aja. kasian putra tuh.” Kata rico sambil ngeloyor pergi.
“semoga suatu saat bila Arny pacaran ma dia, tahan sama sikap cowoknya yang sableng gak keruan itu.” Kata restu sambil geleng-geleng kepala mengikuti rico menuju rumah sakit.

setelah selesai menelpon restu dan lelah menunggu erza, akhirnya putra duduk di kursi dan tertidur. Kemudian terbangun ketika ada seseorang menyentuh pundaknya. Lalu langsung berdiri sambil berkata “bagaimana dok dengan erza? Baik-baik saja kan?.” Tanya putra cemas.
“Dia kekurangan banyak darah mas. Tapi semua sudah dapat diatasi. Sekarang dia sedang dipindahkan ke ruangan biasa. Apa dia punya keluarga disini?.” Tanya pak dokter.
“Cuma saya keluarga dia disini. Orang tua dia sedang pergi ke luar negeri. Jadi saya walinya untuk menjaga erza. Boleh saya temanin erza pak?.” Tanya putra.
“untuk saat ini, biarkan pasien beristirahat dulu. Kalau begitu saya permisi dulu.” Kata sang dokter sambil menepuk pundak putra.

setelah dokter pergi meninggalkan putra, datanglah duo anjing kucing suka bikin onar, restu dan rico menghampiri putra dan berkata “gimana kabar erza put? Dia kenapa ?.” Tanya rico.
“gue gak tau. Gue bingung. Pas gue pulang ke rumah, ada mobil keluar dari halaman rumah dia. gue bingung antara pengen ngejar tuh mobil atau nyamperin erza. Cuma feeling gue ngomong erza dalam bahaya, yaudah gue masuk ke dalam rumah dan teriak kayak orang gila manggil dia. pas sampai di kolam renang, dia udah terkapar dengan tali menjerat di leher, kaki dan tangan dia diikat, kepala dia berdarah banyak banget. Ampe baju gue jadi warna bendera gara-gara dia.” kata putra sambil menunjukkan bekas darah erza di kemejanya.
“Astaga! Siapa yang lakuin ini ke erza put?! Apa maksudnya?.” Tanya restu emosi.
“entar gue tanyain sama erza kalo dia udah sadar. Gue capek.” Kata putra terduduk di kursi sambil menengadahkan wajahnya menatap langit-langit  dengan ekspresi lelah.
“lo  pulang aja dulu put kerumah. Besok mampir lagi. Erza  gak apa-apa kok. Mau bareng kami?.” Kata rico .
“gak deh. Gue masih sanggup bawa mobil kok. Gue mau ke kamar erza dulu. Mau ikut?.” Ajak putra.
“boleh deh. Gue pengen liat erza gimana sekarang. “ kata restu.

kemudian mereka berjalan menuju ruang VIP tempat dimana erza dirawat. Saat memasuki ruangan,  mereka melihat erza tertidur dengan infus menancap di tangan kirinya, kepala dililit perban dan bibirnya yang sudah tidak pucat lagi, dan selang oksigen menutupi hidungnya. putra langsung menghampiri erza dan mengelus rambutnya dengan penuh sayang. Restu yang melihat itu, langsung berbisik ke rico “ric. Keluar yuk. Kayaknya putra pengen sendiri deh.” Yang dijawab dengan anggukan rico dan keluar tanpa sepengetahuan putra.

kemudian putra mengecup kening gadis itu yang ditutupi oleh perban “besok, sepulang sekolah. Gue akan temanin lo kok. Gue pulang dulu ya.” kata putra lalu keluar dari ruangan mendatangi teman-temannya.

sesampai dirumah erza, putra menyalakan semua lampu di rumah dan langsung menuju ruang kolam renang. Dia melihat genangan darah erza di pinggir kolam. Merasa tak sanggup berkata-kata. Dia menutup pintu kolam renang dan masuk ke kamarnya.

                       
☼☼☼☼☼☼☼☼☼☼☼☼☼☼☼☼☼☼☼☼☼☼☼

keesokan harinya…..
disekolah, putra tidak bisa berkonsentrasi dengan pelajarannya. Berkali-kali dia menatap papan tulis dengan tatapan kosong. Pada saat istirahat, Restu langsung mencolek putra “ke kantin yuk. Lo melamun gitu erza gak akan sembuh put.” Kata restu.
“gue tau. Gue Cuma mikir kenapa ada orang yang ngelakuin hal itu ke erza. Dia salah apa?.” Tanya putra.
“mending lo Tanya sama erza aja kalo dia sudah sadar. Makan yuk.” Kata rico sambil duduk di samping putra.
putra mengangguk dan berjalan menuju kantin diikuti teman-temannya.

Sesampai di kantin…
Arny yang melihat Putra cs masuk ke dalam kantin, langsung mendekati putra dan berkata “ka. Erza kenapa? Dia sakit apa? Tadi kaka ijinin erza di kelas dengan ijin sakit kan?.” Tanya arny.
putra yang hendak menjawab pertanyaaan Arny, langsung teringat Rico, sambil tersenyum dia berkata “ mending lo Tanya sama rico aja ya. gue lapar.” Restu yang paham maksud putra, berkata “iya nih. kami pesan makan dulu ya.” dan meninggalkan pasangan malu-malu kucing saling menatap malu.
“bangga gue punya teman perhatian kayak mereka!! Love you guys!.” Teriak rico dalam hati.
“oh GOD! Gue sama rico! Berdua! Tanpa penyamun! Sesuatu banget deh.” Kata arny riang dalam hati.
“eum…. Sebenernya gue disuruh putra untuk diem, tapi karna lo sahabat erza, gue akan kasih tau lo, erza sebenernya kemaren kecelakaan dan dia sekarang di rumah sakit Pelita Harapan.” Jelas rico sambil menatap Arny lembut.
arny yang deg-degan di tatap rico, menunduk sambil berkata “ ya ALLAH, selamatkanlah hambamu ini darri tatapan maut kak rico.” Kata arny dalam hati.
“kecelakaan?! Kecelakaan apa kak?! Terus bagaimana keadaan dia sekarang?! Enggak apa-apa kan?!.” Kata arny kaget dan tanpa sengaja menggenggam tangan rico.
“wah…gue gak bisa jelasin ny, lo tanya sama putra aja atau lo dengar dari erzanya langsung deh.” Kata rico sambil menggenggam kedua tangan arny erat.
“buset dah put, kalo mereka main sinetron berdua, laku berat tuh.” Kata restu sambil mencomot tempe dari piring putra.
“lo ngapain ambil tempe terakhir gue?! iya sih, gue sama erza ada saingan nih.” kata putra sambil makan nasi goreng minus tempe.
“yaudah deh, entar habis pulang sekolah arny sama yang lain ke rumah sakit mau jenguk erza. Makasih ya kak.” Kata arny tersenyum lalu melepas genggaman tangan rico.
“ampe rumah ini tangan gak bakal gue cuci! Kak rico…. I love you pull deh!.” Teriak arny kegirangan dalam hati.
“wah kesempatan emas ini! Harus bisa dimanfaatin sebisa mungkin.” Kata rico dalam hati.
“eh bentar arny.” Kata rico menarik tangan arny dan membuat gadis itu berpaling menatap dia.
“ada apa kak?.” Tanya arny heran.
“lo nanti kerumah sakit sama gue aja ya. entar gue antar balik kok.” Kata rico tersenyum.
“beneran kak? Entar ngerepotin kakak lagi.terus kak putra sama kak restu gimana?.” Tanya arny.
“lo gak repotin gue kok, mereka bisa aja berangkat sendiri, ya kan put? Restu?.” Kata rico sambil menoleh kearah mereka yang langsung pura-pura makan.
“salah satu dari kalian ganggu rencana gue, gue bikin sate lo!.” ancam rico dalam hati.
“yo’I bos. Gue entar malam aja ke rumah sakit. Ya kan res?.” Kata putra senggol restu.
“yap. Udah kalian berdua aja sana.” Kata restu melanjutkan makan mereka kembali.

“ok deh kak. Sampai jumpa ya. sampai ketemu.” Kata arny sambil berlari menyusul dinda dan novi yang meninggalkannya.

pada saat putra asyik menikmati makannya, lewatlah selvi di depan mereka, putra yang melihat itu, langsung berhenti makan dan berdiri di depan selvi dengan melipat tangan dengan ekspresi tak bisa dibaca. “lo apain erza sel ampe dia sekarat? Lo mau bikin dia mati hah?!.” Teriak putra yang sukses membuat seisi kantin terdiam.
“gue ngapain erza gimana kak? Gak ngapa-ngapain kok.” Kata selvy dengan ekspresi santai.
“boong! Gue liat elo kemarin keluar dari rumah erza! Pas gue masuk dalam rumah dia, tuh anak sudah ditemukan dengan kepala berdarah! Lo apain dia hah?! Jawab gue!.” kata putra sambil mencengkram erat tangan selvi.
“kakak kenapa sih?! Gue gak ngapa-ngapain erza! Lepasin kak!.” Teriak selvi.
“lo mau gue gimana supaya lo ngaku?.” Kata putra sambil mengeluarkan pisau lipat yang selalu dia simpan di kantong celananya, dan meletakkannya di pergelangan tangan selvi dengan posisi siap menyayat urat nadi selvi.
“kakak mau apain gue?!.” kata selvi gugup.
“gue Cuma mau mastiin pisau lipat punya gue masih bisa nyayat urat nadi orang atau enggak.” Kata putra tenang sambil memainkan pisau lipatnya di pergelangan tangan selvi dan menatap tajam.
“kak, please, gue gak lakuin apa-apa dengan erza! Lepasin deh!.” Kata selvi gugup.
“lo nyentuh orang yang gue sayangi, lo bikin dia hampir mati, ok. Akan gue balas perlakuan lo, sekarang, kalo lo masih sayang ama tangan dan nyawa lo, lo ngapain erza ampe dia masuk rumah sakit hah?! Kalo lo ga sayang ama nyawa lo sih, ya boong aja ma gue. gak papa kok.” Kata putra kalem sambil menatap selvi yang meringis kesakitan karna pergelangan tangannya teriris pisau putra.

gak ada pilihan lain, selvi menatap putra dengan penuh amarah, “ok! Gue ngaku! Gue memang sakitin erza! Gue akan cerita semuanya sama lo, tapi gak disini!.” Kata selvi kalah.
“lo mau negoisasi sama gue? gue mau lo ngaku disini, dihadapan kita semua! Sekarang lo ngaku sama gue, lo kan yang bikin erza hampir mati? lo kan yang ngirim ular dan bunuh kelinci kesayangan dia?! dia ada masalah apa sih sama elo?! Gak ngaku, gue iris tangan lo!.” ancam putra sambil memainkan pisau lipat di depan selvi.
“udah put, lo jangan sakitin dia, dia cewek put.” Kata rico menepuk pundak putra.
masalahnya ric, dia nyakitin erza! Gue gak terima cewek gue, disakitin sama orang yang dia kenal baik! Gue tau erza ric! Pokoknya, siapapun yang sakitin orang yang gue sayangi, dia berurusan sama gue! nah selvi, lo sayang sama tangan lo atau enggak?.” Kata putra sambil meletakkan pisau lipatnya di tangan selvi dan mengiris pelan yang diikuti teriakan tertahan dari para cewek.
“udah ngaku aja tuh selvi , daripada bonyok disikat putra.” Kata seorang cewek.
“iya tuh, baru tau gue putra bisa silet anak orang, tapi tetap aja keren dimata gue.” Kata cewek yang satunya yang langsung ditoyor sama anak lain.
“gila lo!.” sahut temannya yang lain.

“ok! Gue ngaku semua yang elo tuduhin put! Gue yang taroh ular dirumah erza, gue juga yang bunuh kelinci erza, dan gue juga yang hampir membunuh dia di kolam renang! Lo tau kenapa gue lakuin itu ke erza yang gak tau apa-apa?! Karna gue suka sama elo! Dan lo mempermainkan gue! gue pengen liat aja, gimana sih reaksi seorang cowok macam elo kalo liat orang yang lo sayangi hampir mati, ternyata gue berhasil!.” Kata selvi berteriak.
“Kenapa harus erza yang kena getahnya kalo lo sayang sama gue, lo dendam karna gue permainkan?!.” Kata putra berang.
“karna dia adalah orang yang sangat lo sayangi! Dan gue gak bisa balas dendam ke elo, karna hasilnya gak akan puasin gue, jadi gue balas dendam ke erza aja, ini semua berawal dari lo put! Coba lo gak permainkan gue waktu itu, erza gak akan gue sentuh ampe masuk rumah sakit gitu!.” kata selvi sambil menatap tajam putra.
“ok, gue ngaku salah! Gue minta maaf kalo gue nyakitin hati lo, tapi, lo harus ingat, jangan pernah lo sakitin erza lagi, kalo lo sakitin erza lebih dari yang lo lakuin sekarang, jangan pernah lo lolos dari gue!.” kata putra kemudian melepas cekalan tangan selvi dan keluar dari kantin.

“sorry deh, kayaknya gue belum puas nyakitin dia put.” Kata selvi menatap kepergian putra dengan dendam

sesampai di kelas,
BRAK! Bunyi meja ditendang putra dengan keras. Yang membuat teman-teman sekelasnya noleh kea rah dia dengan tatapan bingung. Rico dan Restu melihat itu, langsung mendekati putra “tenang put. Jangan lampiaskan emosi lo disitu.” Kata rico menenangkan putra yang mengepalkan tangannya geram.
“gue gak terima ric! Erza gak salah apa-apa, kenapa harus dia yang kena getahnya?! Psycho tuh cewek! Gue gak akan main-main kalo sampai dia sentuh erza sekali lagi!.” kata putra geram.
“gue tau. Lo tenang aja put. Lo ngamuk gak akan mengubah keadaan, justru mungkin bikin selvi tambah dendam sama lo dan celakain erza lagi.” kata restu.
 “ARGHH!! Gue cabut!.” Kata putra sambil mengambil tasnya dan keluar dari kelas dan menabrak monik dan selly yang sedang ngomong di depan kelas.

“tuh anak kenapa res? Kacau sendiri.” Gerutu monik sambil mengelus tangannya yang ditabrak putra.
‘tau tuh anak! Udah tau kami lagi ngomong, asal tabrak aja! sakit tau! Berantem sama siapa sih? Sama erza?.” Kata selly dengan muka masam.
“biasa… masalah rumah tangga.” Kata rico asal yang disambut jitakan oleh restu.


`putra yang bingung mau kemana, tiba-tiba hujan turun dengan deras, mau tak mau dia teringat kebiasaan erza yang suka hujan. Sambil tersenyum sedih, dia melajukan mobilnya menuju rumahnya.

di sekolah…
“Arny..” kata selvi memanggil arny yang sedang berjalan menuju kelasnya.
“iya.. ada apa sel?.” Kata arny menghentikan langkahnya.
“erza kemana? Kok gue gak liat dia hari ini?.” Kata selvi pura-pura bertanya.
arny yang tidak tau insiden antara putra dan selvi di kantin, langsung memberitahukan kepada selvi. “Erza masuk rumah sakit sel. Kata kak putra sih sakit. Soalnya dia yang ngasih ijin.” Kata arny dengan lugunya.
“wah.. sakit apa sih? Di rumah sakit mana?.” Tanya selvi pura-pura kaget *jago acting nih anak -,-“.*
“gue gak tau. Di rumah sakit pelita harapan. Kenapa sel?.” Tanya arny.
“gue mau jenguk dia aja. thanks ya atas informasinya.” Kata selvi meninggalkan arny.

“mampus lo za. Gue akan lakuin sekali lagi, setelah itu, gue akan menghilang dari kehidupan lo.” batin selvi dalam hati
Sepulang sekolah
rico menunggu arny dengan gelisah di depan kelas, ketika melihat arny keluar, dia tersenyum kepada arny. Teman-temannya yang lain Cuma cekikikan melihat arny tersipu sambil jalan menunduk “udah lama kak nunggunya?.” Kata arny ketika sudah di depan Rico
“baru aja keluar. Jalan yuk.” Kata rico sambil mengulurkan tangannya.
arny pun menyambut uluran tangan Rico dengan hati berbunga-bunga, lalu berjalan menuju parkiran mobil.

“wah… lebat nih hujan kayaknya.” Kata rico ketika sudah di dalam mobil dan membantu memasangkan sabuk pengaman pada arny.
“iya kak. Lebat banget. Makasih ya kak.” Kata arny sambil tersenyum manis.

Sepanjang perjalanan, mereka saling mengobrol satu sama lain. tiba-tiba, arny teringat sesuatu “kak, tadi ada cewek nyariin erza.” Kata arny.
“siapa ny?.” Tanya Rico.
“Selvi kak. Dia nanya Erza kenapa gak masuk, yaudah Arny bilang aja dia masuk rumah sakit di Pelita Harapan.” Kata arny dengan lugunya.
rico kaget mendengar penjelasan arny, dan langsung mengerem mendadak mobilnya “hah?! Kamu bilang sama selvi dimana erza berada? Kamu gak liat kejadian kantin tadi?!.” kata rico kaget.
“kejadian apa kak? Arny gak liat tuh. Emang salah arny bilang gitu sama selvi?.” Kata arny kaget melihat reaksi rico.
“salah banget ny! Kamu tau kenapa erza masuk rumah sakit? Itu karna selvi mencoba membunuh dia dengan membenturkan kepala erza di di dalam kolam! Selvi diancam putra di kantin pas kita selesai ngobrol tadi!.” kata rico
“astaga kak! Arny harus gimana?!.” Kata arny panic.
rico tidak menjawab pertanyaan arny, dia langsung mengambil hpnya dan menelpon putra “put, lo dimana?.” Kata rico ketika telponnya tersambung.
“lagi bertapa dirumah. Kenapa?.” Kata putra.
“mending lo ke rumah sakit sekarang deh. Tadi selvi nanyain soal erza sama arny, terus dikasih tau arny dia ada dimana, gue ngerasa selvi mau balas dendam atas perlakuan … haloo!! Halo!! Shit! Diputus lagi!.” kata rico ketika telponnya di putus putra.
“udah ka. Kita kerumah sakit aja sekarang.” Kata arny gugup.
“iya..” kata rico kemudian menjalankan mobilnya.

“awas lo sel nyentuh erza! Gue bunuh lo!.” kata putra geram menjalankan mobilnya menuju rumah sakit.

di rumah sakit….
“mbak… disini ada pasien yang bernama Erza Noor Assifa?.” Kata selvi di ruang administrasi.
“ada mbak, di ruang 301.” Kata suster tersenyum
“makasih mbak.” Kata selvi kemudian menuju ruang yang dimaksud.

ketika sudah di ruangan erza, selvi melihat erza tidur dengan selang oksigen menutupi lubang hidungnya dan kepala dililit perban. Kemudian dia mendekati erza yang tertidur pulas “kemaren lo selamat za, sekarang, lo gak bisa selamat lagi. karna gak ada yang nolong elo.” Kata selvi sambil mengeluarkan pisau lipatnya dan menggoresnya di pergelangan tangan erza berkali-kali.
“ini pembalasan karna cowok lo bikin luka di tangan gue!.” kata selvi geram.
kemudian, dia mengambil bantal yang terletak di sofa dan mencabut selang oksigen erza, melihat gadis itu sesak napas, dia meletakkan bantal itu di muka erza kemudian menekan pelan. Setelah melihat erza tak bergerak lagi, dia tersenyum kemudian pergi meninggalkan erza.

sementara itu,
putra tiba di rumah sakit, langsung berlari menuju ruangan erza dirawat, ketika sudah tiba, dia terkejut dengan apa yang dilihatnya….
darah menetes di pergelangan tangan erza dan wajahnya di tutupi bantal.
melihat itu, dia langsung melempar bantal yang menutupi wajah erza dan memasang selang oksigen yang tergeletak di lantai. Kemudian dia memencet tombol di dinding untuk memanggil suster.
kemudian, datanglah arny dan rico berlari menghampiri putra yang duduk di luar kamar. Merasa terjadi sesuatu, rico duduk di samping putra dan memberi isyarat kepada arny supaya jangan bertanya macam-macam.
“Erza ric…. Untung lo nelpon gue, coba kalo enggak, mungkin gue akan kehilangan dia untuk selama-lamanya.” Kata putra dengan suara bergetar.
“emang dia kenapa put?.” Tanya rico dengan hati-hati.
“pas gue datang, pergelangan tangan dia udah teriris, muka dia ditutupi bantal dan selang oksigennya jatuh. Gue harus gimana ric?.” Kata putra putus asa.
“berdoa aja moga dia gak papa.” Kata rico menenangkan putra.
“kak, arny minta maaf ya, gara-gara arny, erza jadi begini, seharusnya..hiks..” kata arny sesegukan.
melihat itu, rico langsung berdiri dan menghampiri arny kemudian memeluknya “gak kok arny, lo gak salah. Kan wajar lo gak tau soal ini.” Kata rico menenangkan arny.

tiba-tiba suster keluar dari ruangan erza, melihat itu, putra langsung berdiri dan menghampiri susternya “gimana sus keadaan erza? Dia gak apa-apa kan?.” Tanya putra cemas.
“Dia gak apa-apa kok. Dia sudah sadar sekarang. Tangan dia sudah kami obati. ” Kata susternya tersenyum kemudian pergi meninggalkan putra.
mendengar itu, putra langsung masuk ke dalam ruangan diikuti rico dan arny.

“eh elo ny, kak rico, putra. Gue gak apa-apa kok.” Kata erza dengan suara lemah dan selang oksigen di hidungnya lalu tersenyum seolah tau apa yang mereka pikirkan.
“gak apa-apa gimana ampe tangan lo luka begitu?! Lo bikin cemas gue tau!.” Kata putra sambil mengelus kepala erza.
“suer gue gak apa-apa! Buktinya gue udah sadar kan? Gue pengen keluar dari rumah sakit put, urusin dong.” Rayu erza.
“lo itu ya! baru masuk sehari udah minta keluar, kagak!.” Kata putra mentah-mentah.
“jahat! Pergi lo sana!.” Usir erza sambil memalingkan wajahnya.

melihat itu, arny dan rico tersenyum dengan tingkah erza. “za.. kami cabut dulu ya.” kata arny
“bentar amet. Lo kesini dengan siapa? Sendiri?.” Tanya erza menoleh kea rah arny, ketika melihat rico senyam-senyum di belakang arny sambil menatap ke arah dia, tertawalah erza.
“hahahahha.. gue udah tau lo sama siapa. Udah pulang deh. Entar nyokap lo ngamuk.” Kata erza tersenyum
“terus lo sama siapa za disini? Gue temanin ya?.” kata arny cemas.
“udah kita pulang aja ny. Udah malam. Bye za. Semoga cepat sembuh ya.” kata rico sambil menarik arny keluar.

“lo ngapain disini? Pulang deh sana. Gue gak apa-apa.” Kata erza melirik putra sebal yang duduk disampingnya sambil membaca novel.
“gue temanin lo.” jawab putra singkat, padat, jelas.
“pulang!.” Usir erza sambil mendorong putra yang duduk disampingnya.
“enggak! gue bilang enggak ya enggak! lo kenapa sih? Ga suka banget gue disini!.” Kata putra melepas tangan erza yang ada di pundaknya.
“gue gak suka ada elo! Eh… nyokap ada nelpon gue gak?.” Tanya erza
“enggak.. pantesan ada yang gue lupa, ternyata ngabarin nyokap elo, bentar ya.” kata putra mengambil hp erza yang ada di meja.
“apa lo ambil hp gue?! enggak! lo gak boleh nelpon nyokap gue! gue jitak lo!.” kata erza sambil merebut hpnya kemudian dia selipkan di bawah bantal.
“lo kenapa sih? Ortu lo berhak tau za.” Kata putra.
“gue gak pengen mereka cemas. Entar kalo mereka tau gue kayak gini, habislah gue akan diculik ke singapura. Lo mau kehilangan gue gak?.” Tantang erza.
mendengar perkataan erza yang terakhir, putra langsung terdiam dan duduk di sofa sambil rebahan melanjutkan novel yang dia baca.

tiba-tiba hp erza bergetar tanda ada telpon, ketika tahu siapa yang menelpon, erza tersenyum “hai kak.. ada apa?.” Kata erza kepada Ferdi
“kok lo gak masuk sekolah sih? Gue nyariin elo.” Kata ferdi di seberang sana.
“erza lagi sakit kak. Sekarang ada di rumah sakit. Kenapa kak nyariin erza?.” Tanya erza.
“lo di rumah sakit mana? Karna aku kangen kamu.” Kata ferdi gombal
erza tertawa mendengar jawaban ferdi, “kakak gombal deh. Di Rumah sakit Pelita harapan. Eh udah dulu ya kak. Suster sudah datang. “ kata erza ketika melihat suster masuk dalam ruangan
“ok deh putri tidur. Semoga cepat sembuh ya. bye.” Kata ferdi memutuskan telpon.
“bye juga kak.” Kata erza tersenyum kemudian menutup telpon mengabaikan tatapan tajam dari putra.

“itu apa sus?.” Kata Erza sambil mencoba duduk di ranjang ketika melihat suster membawa baki makanan.
“ini makanan buat mbak. Dan ini obatnya. Dimakan ya.” kata suster ramah mengabaikan ekspresi ngeri dan muntah dari erza.

putra langsung menghampiri erza lalu membuka tutup makanan dan melihat isinya adalah nasi putih, dengan sop ayam serta obat. Kemudian dia mengambil mangkok berisi sop dan menumpahkannya ke piring berisi nasi. Lalu menyuapi erza “makan za… lo harus makan.. ayo buka mulutnya.” Kata putra ketika melihat erza menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
“gue gak mau makan! Gak enak!.” Kata erza sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat.
“tau darimana tuh makanan gak enak kalo lo gak makan? Ayo makan sayang. gue udah berbaik hati nyuapin elo nih.” kata putra penuh sabar.
“elo aja deh yang makan! Gue gak suka makanan rumah sakit. Hoekk!.” Kata erza sambil muntah ketika mencium bau nasi bercampur sop tercium di hidungnya.
“za.. gue gak peduli lo mau muntah kek, mau jungkir balik kek, yang penting elo harus makan, biar cepat sembuh. Jadi bisa keluar dari rumah sakit. Ayoo sayang.. buka mulutnya,, jangan sampai gue maksa lo nih.” ancam putra.
gue gak peduli lo ngancam gue disuruh tinggal disini seumur hidup gue, yang penting gue gak mau makan!.” Kata erza ngotot.
“erza…” kata putra meletakkan piring makannya di samping erza kemudian menatap gadis itu dengan penuh perasaan jengkel.
“iya kaka putra.. ada apa? Udah nyerah maksa gue makan?.” Kata erza dengan ekspresi ngejek.
“lo mau gue beliin apa? Pizza? Sushi? KFC? Texas? Mc donalds? Atau mau gue yang masak? Lo harus makan.” Bujuk putra.
“yang ada malah keracunan kalo gue makan masakan elo. Gue mau coklat. Beliin ya.” kata erza.
“ astaga! Lo itu harus makan nasi! Bukan makan coklat!.” Kata putra jengkel.
“gue kalo sakit gak bisa makan nasi. Perut gue eneg.” Kata erza
erza sayang.. lo harus makan atau enggak gue akan..” kata putra sambil menatap erza.
“akan ap..” kata-kata erza terputus karna bibirnya sedang bersentuhan dengan bibir putra dengan penuh lembut dan kedua tangannya di pegang putra lalu dia mendekatkan wajahnya ke telinga erza dan berbisik “lo pilih deh, mau makan nasi tapi gak akan gue cium, atau makan coklat sepuasnya  tapi setelah itu gue cium bibir lo yang rasa coklat itu sampai pagi? Pilih salah satu sayang.” kemudian dia menatap erza dengan tatapan menang.

“shit! Kayak gini nih kalo serumah dengan cowok sengak! Dia jadi tau kelemahan gue! arghh!!!! Gue makan nasi, perut gue eneg, makan coklat, bibir gue bakal jontor! Gue harus gimana?!.” Teriak erza dalam hati.

merasa tak ada pilihan lain, erza mengambil piring yang di sampingnya lalu menyuap sendiri ke mulutnya dengan perasaan pengen muntah dan menatap sinis ke arah putra “nih gue makan! Puas kan?!.” Kata erza sinis.
“gitu dong. Coba dari tadi lo nurut. Kan gak ribet jadinya. Sini gue suapin.” Kata putra sambil mengambil piring di tangan erza dan menyuapinya.

Selesai makan dan minum obat, erza merasa ngantuk. kemudian dia melirik putra “lo gak pulang?.” Tanya erza.
“gue nginap disini.” Kata putra tanpa mengalihkan pandangannya dari novel setebal kamus.
“bukannya besok lo sekolah?.” Tanya erza
“gue kan bisa aja pulang pagi ke rumah buat sekolah, yang jelas, elo harus makan pagi itu dan gue yang suapin elo makan.” Kata putra menatap erza yang mencibir.
“apa kata lo deh.” Kata erza. Sedetik kemudian, dia tertidur pulas karna pengaruh obat.

melihat erza tertidur, dia menutup novelnya dan duduk di samping erza kemudian tertidur sambil memegang tangan gadis itu.


                       
♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Selama dua minggu erza di rumah sakit, selama itu juga putra selalu setia setiap saat *kok kayak iklan yah?.* menemani erza di rumah sakit. Erza sudah mulai sehat dan selang oksigennya sudah lepas dari hidungnya. berulang kali setiap putra mau pergi ke sekolah, erza selalu bilang kepada putra pengen pulang ke rumah. Tapi, jawaban putra selalu sama, menolak mentah-mentah sampai erza bosan mendengar alasan putra. Merasa jengkel, dia bangkit dari tidurnya sambil mendorong infusnya lalu duduk di sofa. Kemudian, pintu ruangan terbuka dan masuklah seseorang dengan membawa mawar putih yang banyak dan hampir menutup wajahnya. Erza yang tau siapa orang itu, tersenyum “wah…. Kakak jadi pengantar bunga ya sekarang? Bunganya bagus kak.” Puji erza ketika melihat bunga itu di letakkan di meja.
“maaf gue baru datang sekarang za. Lo sehat-sehat aja kan? Masih sakit? Wah…. Jangankan jadi pengantar bunga, jadi tukang becak pun gue rela asal setiap hari bisa nganter cewek secantik lo kemanapun.” Kata ferdi sambil menjawil hidungnya erza.

erza tertawa mendengar gombalan ferdi, lalu mereka bicara sesekali tertawa dan ferdi langsung memegang tangan erza tanpa menyadari putra masuk ke dalam ruangan dan melotot.
“ehm…..yang merasa pengunjung, harap segera keluar, jam besuk sudah habis!.” Kata putra yang sukses membuat mereka kaget.
ferdi yang merasa tersindir, segera melihat jam tangannya dan menatap erza “ semoga cepat sembuh tuan putri.” Dan mencium pipi erza lalu melewati putra yang berdiri di depan pintu penuh tatapan geram.

setelah ferdi keluar, erza menatap bunga pemberian ferdi sambil bersenandung riang, kemudian dia menoleh putra yang sedang menatap jendela lalu mendekatinya. “wah… hujan put.” Kata erza ikut-ikutan berdiri di samping putra.
“terus kenapa kalo hujan?.” Kata putra dingin.
“lo kenapa sih? sewot bener ngomongnya!.” Kata erza sewot.
“gue sewot? Perasaan elo aja kali. Eh kata dokter, besok lo boleh pulang.” Kata putra tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela.
“iya…. Gue tidur dulu. Bye.” Kata erza meninggalkan putra kemudian dia tidur di ranjangnya.

melihat erza tidur, putra terdiam sambil menatap erza yang tidur memunggunginya “peka sedikit dong perasaan lo za! Gue suka sama elo! Kalo gue gak suka sama elo, gue gak akan melakukan semua ini! Hanya buat elo gue rela za lakuin apa aja. “ kata putra dalam hati.
kemudian, dia menyelimuti erza yang kedinginan, dan rebahan di sofa dengan wajah tertutup novel.

                        ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


keesokan harinya sepulang dari sekolah,  Putra buru-buru mendatangi erza di rumah sakit dan dia tersenyum melihat gadis itu duduk di tepi ranjang tanpa mengenakan pakaian rumah sakit dan infus yang mentancap di tangannya. Kemudian dia berkata “pulang yuk za.” Sambil mengulurkan tangannya.
“ayooo.” Kata erza menyambut uluran tangan putra dan mereka pulang dengan bergandengan tangan sambil menuju parkiran mobil dan putra menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh.


sesampai di rumah….
putra membukakan pintu rumah dan membiarkan erza masuk ke dalam rumah. Lalu dia mengikuti gadis itu dari belakang. Sampai tiba di kolam renang, erza berhenti sambil menatap nanar kearah kolam. “lo kenapa za? Pengen berenang?.” Kata putra.
“gue takut. Nanti kejadian seperti itu terulang lagi. di saat gue ngelakuin apa yang gue suka, seseorang akan celakain gue.” kata erza dengan suara lirih kemudian lari masuk dalam kamar.

putra bingung melihatnya, langsung memikirkan cara supaya erza mau berenang lagi. karna dia tau, erza tidak sepenuhnya takut berenang, hanya takut kejadian itu akan menimpanya lagi. merasa tak dapat ide, dia masuk dalam kamarnya dan tidur.

sedangkan erza, termenung di  balkon kamar sambil mengingat apa yang sering dia lakukan di kolam, ketika teringat apa yang dilakukan selvi padanya, dia meneteskan air matanya dan pergi tidur karna jam sudah menunjukkan 10 malam.

tiba-tiba….
“ENGGAK! GUE SALAH APA SAMA ELO SEL JADI LO LAKUIN KAYAK GINI?! KALO LO SUKA SAMA PUTRA YA BILANG, JANGAN DILAMPIASIN KE GUE! LEPAS!! Sakit sel!! Gue gak bisa napas!.” Teriak erza mengigau sambil menangis.
            mendengar erza ngigau, putra langsung berlari menuju kamar erza dan melihat gadis itu menangis dalam tidur sambil memegang lehernya seolah-olah di cekik seseorang, kemudian dia menepuk pipi erza pelan “Za. Sadar za.. buka mata lo. gak ada yang mau bunuh lo.” kata putra.
tersadar, erza langsung bangun dan memeluk putra yang duduk disampingnya dengan erat sambil menangis. Melihat itu, putra langsung mengelus  rambut erza yang panjang dengan lembut “udah za.. lo tenang sama gue, gue gak akan tinggalin elo kok.” Katanya sambil mencium kening erza.
“gue takut… mimpi itu terasa nyata buat gue put. gue gak berani tidur lagi.” kata erza sambil mengetatkan pelukannya.
“elo harus tidur. Besok sekolah. Gue temenin deh. Tidur ya sayang.” kata putra sambil merebahkan erza dan menyelimuti erza dengan selimut.
“please…jangan tinggalin gue.” kata erza sambil memegang tangan putra dan tertidur.

“sorry za, gue gak nyangka kalo apa yang gue lakuin ke selvi, bakalan berdampak ke elo. Gue berjanji za, gue akan selalu jaga lo.” kata putra dalam hati.
            “setelah erza tertidur, dia pun menggeser erza pelan dan tidur disampingnya………….

pagi harinya…
“hoammm… pagi ini sangat..KYAAAAAA!!! Bangun! Lo bangun!.” Kata erza histeris melihat putra tidur di sampingnya dengan memegang pinggangnya kemudian memukulnya dengan bantal.
“apaan sih? Gue masih ngantuk. udah diem sayang.” kata putra menarik pinggang erza bagai menarik guling.
“bangun! Ini kamar gue! tidur lo di kamar sana!.” Kata erza sambil berusaha melepaskan pegangan pinggangnya dari tangan putra.
“lo anggap gue putri tidur deh, gak akan bangun biar lo teriakin, lo akan ngelakuin apa?.” Kata putra dengan wajah mesum sambil menggigit bibirnya.
“ gak ada tampang lo jadi putri tidur! Yang ada jadi banci tidur! Lo tau apa yang gue lakuin?! gue bakal pinjem selang pemadam terus gue siram ke elo! Bangun!.” Kata erza histeris.
“iyaa…iya.. jahat bener lo nyiramin gue pake selang air. Gue kan Cuma pengen ini.” kata putra bangun dari tidurya dan CUP! Sebuah kecupan mampir di pipi erza. Sambil tersenyum jahil “morning kiss beib.” Dan lari sambil tertawa menuju kamarnya ketika erza berteriak “PUTRA! SIALAN LO!.” dan bantal pun sukses bergelimpangan dilempar erza ke segala arah.

            Setelah sukses mengerjai erza, putra pergi ke kamar mandi dan berganti pakaian menuju sekolah.
ketika keluar dari kamar, dia melihat kunci mobil erza tergantung, muncullah ide jahil putra untuk mengambil dan meletakkannya di kantong celana.

selesai mandi, erza buru-buru memakai seragam sekolah dan memakai jepit. Setelah selesai, dia turun ke bawah untuk mengambil kuncinya. Melihat kuncinya tidak tergantung, sadarlah siapa yang jahil dan dia langsung menggedor pintu kamar putra “putra! Gue tau lo ambil kunci mobil gue kan! Balikin! Gue udah telat!. Teriak erza sambil menggedor pintu dengan kekuatan penuh.
“apaan sih? Gue gak simpen kunci mobil lo. pede banget deh.” Kata putra pasang muka lugu.
“bohong! Ngakuu aja d.. eh kak ferdi ada apa?.” Omelan erza terputus ketika mendengar telponnya berbunyi kemudian mengangkatnya dengan hati senang sambil menjauh dari putra yang menatap tajam dirinya.
“elo udah keluar dari rumah sakit?.” Tanya ferdi di seberang sana.
“iya kak. Kemaren pulang. Ada apa?.” Tanya erza
“lo kesekolah bareng gue aja gimana? Gue jemput lo deh, entar pulang gue anter. Gimana?.” Kata ferdi.
erza senang mendengar ferdi mengajak ke sekolah bareng “beneran kak? Gak repotin kaka nih nganter erza balik? Rumah erza jauh lo.” kata erza
“enggak apa-apa kok. Rumah lo jalan apa?.” Tanya ferdi dengan pulpen di tangan siap catat.
“alamat gue jalan….” Ucapan erza terputus karna putra mengambil hpnya  “sorry fer. Lo telat. Erza bareng gue.” dan KLIK. Telpon terputus.
“nih hp lo dan ini kunci mobil lo. gak mood gue nyimpen!.” Kata putra ketus sambil mengasih kunci mobil dan hp ke erza kemudian dia pergi duluan ke sekolah meninggalkan erza yang bengong melihat tingkahya.
“tuh anak kenapa sih? Kesambet kali yah.” Kata erza sambil memainkan kunci mobilnya dan menuju sekolah.

di tempat lain..
“kenapa putra tau gue telponan sama erza? Ada hubungan apa? Dan kenapa setiap gue dekat sama erza, pasti ada putra? Kalo benar mereka pacaran, gue harus bisa rebut erza dari putra!.” Kata ferdi mengepalkan tangannya geram.

Sesampai di sekolah…
putra yang tiba lebih dulu di sekolah, melihat ferdi berdiri di tempat erza sering memarkir mobilnya. Sambil tersenyum, dia berjalan tanpa menghiraukan ferdi berbisik ketika lewat di depannya “ gue akan  rebut erza dari lo put! Dan gue akan buat dia lepas dari lo dan nempel sama gue! be ready, boy.” Sambil tersenyum sinis.
putra terdiam mendengar kata ferdi “ gue akan liat seberapa kuat lo bisa dapatin erza, kalo lo sampai nyakitin dia, lo berurusan sama gue!.” ancam putra sambil menatap ferdi.

Kemudian, datanglah erza dan kaget melihat ferdi di halaman parkir. Buru-buru dia turun dan tersenyum. “maaf ya kak. Telponnnya terputus.” Kata erza.
“enggak apa-apa kok. Malam ini sibuk gak? Jalan yuk.” Ajak ferdi.
“enggak kok kak. Kakak jam berapa jemput?.” Tanya erza
“ok deh. Gue jemput lo jam 7 malam. rumah lo dimana?.” Tanya ferdi.
“rumah erza jalan…” kata erza sambil menyebutkan alamat rumahnya.
“makasih za. Sampai jumpa esok malam.” Kata ferdi sambil mencium punggung tangan erza dan membuat gadis itu tersipu malu sambil berjalan menuju kelasnya.

putra yang melihat itu di balik pilar, mengepalkan tangannya penuh geram dan memukul pilar.

setelah “terpenjara” selama 9 jam. Akhirnya bel pulang “bernyanyi” juga, erza
dan teman-temannya langsung kabur ke luar dari kelas. Ketika melewati kelas selvi, entah kenapa, dia merasa ada tatapan aneh sepanjang kelas selvi. Penasaran, dia bertanya “selvi mana din? Kok gue gak liat dia?.” tanya erza.
“Dengar-dengar sih dia pindah sekolah lagi za.” Kata dinda
“pindah lagi? kenapa?.” Tanya erza.
dinda pun mengangkat bahunya tanda tak tau. Erza malas bertanya lagi, menuju parkiran mobil.

ketika sampai di parkiran mobil, dia melihat putra menatap tajam kea rah dirinya, merasa tak punya salah, dia masuk ke dalam mobilnya dan pergi menuju rumahnya karna hari sudah sore

sesampai dirumah, dia langsung masuk ke kamar mandi untuk bersiap-siap untuk berjalan dengan ferdi.

putra yang datang melihat mobil erza terparkir di garasi, langsung masuk ke dalam rumah dan mencari erza “erza! Lo dimana?woyyyy.” teriak putra di sekeliling rumah.
Erza yag sedang bertelponan dengan ferdi, terganggu dengan suara putra. “kak, udah dulu ya. jemput sekarang aja. erza udah siap kok.” Kata erza.
“gue udah ada di depan rumah lo kok.” Kata ferdi kalem.
“hah?! Yang bener?! Yaudah deh kak erza keluar.” Kata erza buru-buru keluar sambil membawa tas ranselnya.

“mau kemana lo za?.” Kata putra melihat erza buru-buru keluar dengan memakai baju kaos warna biru malam, celana jins dan sepatu kets.
“gue mau jalan sama kak ferdi. Dah.” Kata erza sambil membuka pintu rumah.
“lo gak boleh jalan sama dia!.” kata putra sambil menutup pintu rumah dan berkacak pinggang di depan erza.
“lo kenapa sih? Terserah gue dong mau jalan sama siapa! Minggir!.” Kata erza sambil mendorong putra ke samping
“gue gak suka lo jalan sama dia! lo boleh jalan sama yang lain, asal bukan ferdi!.” Teriak putra.
“kenapa? Lo berantem ma dia?! itu urusan elo! Jangan bawa-bawa gue dong!.” Teriak erza balik
“lo ngertiin perasaan gue dong za, gue calon tunangan elo! Gue calon suami elo!.” Kata putra.
“gue? ngertiin perasaan elo?! Seharusnya gue yang ngomong kayak gitu ke elo! Elo pernah gak ngertiin perasaan gue? enggak kan?! Elo itu tukang maksa! Kalo gue gak nurutin keinginan elo, elo pasti main cium, main ancam iya kan?! Elo itu posesif sama gue! gue gak suka! Gak suka!.” Teriak erza histeris.
“sekarang lo mau gue gimana? Gue gitu karna lo keras kepala! Susah dibilangin!. Gue posesif karna gue tau dia suka sama elo gak tulus za! Gue gak mau elo dicelakain kayak selvi!.” Teriak putra.
“lo itu sok tau! gue suka sama kak ferdi! Suka! dan gue yakin dia gak akan celakain gue! lo ngomong kayak gitu, lo tulus gak suka sama gue?! lo mau tau gue mau gimana? Pergi dari kehidupan gue! gue mau pergi!.” Kata erza mendorong putra keras dan membuat cowok itu tergeser.
“jangan harap lo gue bukain pintu kalo lo jalan sama ferdi! Gue tulus sayangs ama elo za!.” Kata putra geram.
“hahahhahah! Lo lupa ini rumah siapa?! Ini rumah gue! rumah orang tua gue! lo Cuma nginep! Dan lo gak pantas ngomong kayak gitu dihadapan gue! gue gak percaya!.” dan BRUK! Pintu rumah dibanting erza dengan keras.

“SHIT! Gue harus ikutin dia! harus!.” Kata putra sambil mengambil kunci mobil dan mengikuti mobil ferdi.

sepanjang perjalanan, erza Cuma diam seribu bahasa di mobil ferdi, tak mempedulikan panggilan ferdi, elusan di rambutnya. Ferdi yang bingung melihat tingkah erza “lo kenapa za? Gak suka gue ajak jalan?.” Kata ferdi
“enggak kak. Gue lagi bad mood aja.” kata erza sambil menatap jendela
“yaudah deh. Kita ke apartemen gue aja ya.” kata ferdi sambil membelokkan mobil ke sebuah apartemen terkenal.

putra yang mengikuti mobil ferdi, mengerutkan keningnya “ngapain tuh anak bawa calon bini gue ke apartemen? Wah gak beres ini.” Kata putra sambil membelokkan mobilnya.

Sesudah sampai di apartemen ferdi, erza dipersilahkan masuk dan duduk di sofa yang empuk. Kemudian  ferdi berkata “mau minum apa za?.” Sambil melirik erza yang matanya tak lepas menatap jendela di samping sofa
“terserah aja kak.” Kata erza tanpa menatap ferdi.
“yaudah gue bikinin, bentar ya.” kata ferdi masuk ke dapur

sepeninggal ferdi, erza menghela napas “gue salah gak bentak putra kayak gitu? tapi dia juga salah! Gue Cuma mau jalan sama kak ferdi aja ngamuk gitu! biar dia kayak gitu, kan dia baik sama gue, dia lindungin gue. kok gue jadi galau gini sih? ARGH!.” Teriak erza frustasi dalam hati.

tanpa erza sadari, ferdi baru saja memasukkan obat tidur dalam minumannya kemudian mengaduknya, tersenyum sinis “bentar lagi lo akan jadi milik gue za. Lo akan mohon-mohon sama gue.” kata ferdi.

kemudian dia memberikan minuman yang dikasih obat tidur itu kepada erza dan mempersilahkan gadis itu minum. Erza yang tak curiga, langsung meminum habis.

ketika mereka saling ngobrol, tiba-tiba erza merasa sangat ngantuk dan merasa berkunang-kunang. Ferdi yang melihat obat itu berhasil, tersenyum sinis “lo kenapa za?.” Kata ferdi pura-pura cemas melihat erza.
“gak tau kak. Erza merasa…” kalimat erza terputus karna dia jatuh tertidur di samping ferdi.

melihat gadis itu tertidur, dia segera menggendongnya ke ranjang dan menidurkannya sampai gadis itu terbangun.

Sementara itu…
“pak! Calon istri saya ada dengan lelaki tak bertanggung jawab pak! Bapak Cuma bilang dimana tempat ferdi, itu saja! Ribet bener deh!.” Teriak putra di meja satpam karna tidak dikasih tau dimana ferdi berada.
“maaf mas. Peraturan sudah jelas, kalo adek punya janji sebelumnya dengan mas ferd, akan kami kasih tau, tapi mas ferdi bilang tak ada punya janji dengan siapapun, termasuk dengan mas. Maaf saya tak bisa bantu.” Kata mas satpam penuh sabar.
“ARGH! SHIT! Gue akan cari sendiri!.” Kata putra sambil masuk dalam apartemen.


erza terbangun dalam tidurnya, merasa pening berat dan melihat ferdi duduk di sofa. Kemudian dia mencoba bangun tapi tidak bisa karna kepalanya terasa berat. “lo gak usah bangun za.” Kata ferdi mendekat ke arah erza.

tiba-tiba……………..
dia menindihi tubuh erza dan mengeluarkan seutas tali dari kantong celananya dan mengangkat tangannya untuk mengikatnya di tiang ranjang., melihat itu, erza sontak berontak dengan berusaha melepas cekalan tangan ferdi sambil berteriak histeris. PLAK! Sebuah tamparan sukses melayang ke pipi erza dari ferdi sontak membuat gadis itu terdiam dan mengeluarkan air matanya. “kenapa kak? Kaka mau apain erza? Lepas kak!.” Kata erza histeris sambil menangis.
“gue mau bikin elo lengket sama gue! jadi lo diem atau gue tampar ampe biru tuh pipi lo!.” ancam ferdi yang sekarang di pinggir ranjang untuk mengikat kakinya yang bergerak-gerak.
“gue kira lo itu baik, ternyata lo itu berengsek! Lepas! Lepas!! Tolong!! Tolong!!.” Teriak erza mengerakkan tubuhnya dan PLAK! sebuah tamparan melayang lagi ke pipi erza.
“lo diem!.” kata ferdi sambil menarik rambut erza sehingga gadis itu teriak kesakitan.
kemudian dia memplester mulut erza dengan lakban hitam. Merasa tersenyum melihat gadis itu tak bisa berontak lagi, dia segera membuka kancing di kaos erza yang membuat gadis itu melotot.

tiba-tiba…..
BRAK!  Pintu kamar ferdi sukses ditendang sampai hancur oleh putra yang terengah-engah sambil menatap tajam dirinya. Kemudian dia tersenyum sinis melihat erza disiksa sedemikian rupa oleh ferdi. “enak bener lo lakuin itu ke erza, gue yang calon suaminya aja harus nunggu lima atau sepuluh taun lagi untuk itu. Dan elo main serobot aja!.” kata putra dan BRUK! Sukses menarik ferdi hingga terjungkal.
“lo apain erza hah?! Lo udah gue kasih peringatan kan sebelumnya, sentuh dia, lo cari mati!.” kata putra menendang ferdi yang terkapar di lantai karna tak siap menerima pukulan putra yang membabi buta.
melihat ferdi tak bisa melawan, dia menendang ferdi sekali lagi kemudian jongkok di hadapan ferdi dan mengacak rambutnya dengan geram “jangan sentuh cewek gue!.” kemudian membantingnya di lantai.

lalu putra menghampiri erza dan melepas ikatan di kaki, tangan dan lakban di mulut erza dan kaget melihat kedua pipi gadis itu biru seperti ditampar. “kita pulang ya.” kata putra sambil memeluk erza.
            erza Cuma mengangguk dan berjalan dipapah putra menuju parkiran mobil.

Sepeninggal mereka berdua, ferdi bangkit dari lantai dan menendang kursi karna rencana yang dia susun semenjak bertemu dengan erza, hancur. Sambil penuh geram dia berkata “lo akan menyesal karna lakuin itu put! Karna gue akan buat kalian berpisah! Gue akan buat salah satu dari kalian akan meninggal! Hahahahaa.” Tawa ferdi sinis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar